Sabtu, 13 Februari 2010

Bila Fitnah Menghadang

BILA FITNAH
DATANG MENGHADANG
Dr.H. Ridjaluddin.FN.,M.Ag

Permasalahan pelik yang sedang dihadapi umat Islam saat ini yaitu seputar “fitnah”. Sebahagian Ulama mengartikan fitnah dengan : Memasukan emas ke dalam tungku api untuk mengetahui kadar keaslian emas tersebut, sebagaimana yang telah dikemukakan ar-Raghib .

Ada juga yang berpendapat, fitnah artinya ujian, sebagaimana dikatakan Ibnul ‘Arabi, Tetapi yang dimaksud fitnah di sini adalah pendapat yang kedua. Rasulullah telah memperingatkan umatnya agar senantiasa berhati-hati dan siap siaga menghadapi fitnah, mengingat begitu besar dan dahsyatnya fitnah. Beliau telah mengilustrasikan dalam hadits Rasulullah Saw beliau mengatakan yang artinya : .

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berlomba-lombalah kalian dengan amalan (yang baik) sebelum datangnya potongan malam kelam, seorang laki-laki yang di pagi hari dalam keadaan mukmin tetapi di sore harinya menjadi kafir dan yang di sore hari mukmin tetapi di pagi harinya kafir, dia menjual agamanya dengan harga dunia yang tidak seberapa nilainya.” (HR. Muslim).

Nyatalah bagi kita dahsyatnya fitnah ini yang datang bagaikan kegelapan malam tanpa satupun cahaya menyinari, membuat orang kebingungan tidak tahu lagi kemana dia lari, dari pintu mana dia akan keluar dan terbebas darinya. Rasulullah dengan jelas mengatakan seorang yang pagi harinya mukmin, di sore harinya menjadi kafir. Demikian juga di sore harinya menjadi mukmin tapi di pagi harinya kafir. Itu semua karena dia telah menjual agamanya dengan harga dunia yang tidak bernilai sama sekali (di hadapan Allah). Dia menukar agamanya dengan mie instan. Dia rela menjual agamanya dengan jabatan yang tidak langgeng. Subhanallah …!
Seakan-akan agama ini tidak berharga sama sekali, dalam satu hari seseorang dibuat murtad (keluar) dari agamanya Islam. Dalam riwayat lain disebutkan seorang laki-laki dari suatu kaum datang kepada Rasulullah Saw ; untuk mengingkari putusan beliau dalam masalah pembagian harta rampasan perang dari negeri Yaman. Maka Rasulullah bersabda:

Sesungguhnya akan datang dari sulbi orang ini (keturunannya), suatu kaum yang membaca al-Qur’an tetapi tidak melewati tenggorokan. Mereka keluar dari Islam laksana anak panah keluar dari sasarannya. Mereka membunuh orang-orang Islam dan membiarkan penyembah berhala”. (Hadits Riwayat Imam Bukhari ).

Fitnah ada beberapa macam di antaranya;

1. Fitnah Yahudi dan Nashrani; Fitnah yang dihembuskan musuh-musuh Allah, Yahudi dan Nasrani, senantiasa ada di sepanjang zaman. Hal ini telah disinyalir dalam al-Qur’an, Allah berfirman: .

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha hingga kalian mengikuti agama mereka, Katakanlah “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).” Dan sungguh jika engkau mengikuti kemauan mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu“. (QS. Al-Baqarah ayat 120)

Fitnah ini akan terus-menerus menguji kaum muslimin kapan saja dan di mana pun mereka berada. Tujuan mereka adalah menceburkan kaum muslimin dalam kubangan kehinaan, menjauhkan dari al-Qur’an dan as-Sunnah, serta menanamkan dalam benak kaum muslimin pemikiran-pemikiran dan gaya hidup yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. .

Tidaklah mengherankan kalau sebagian kaum muslimin yang tidak berpijak di atas dasar (aqidah) yang kuat akan terombang-ambing oleh derasnya fitnah ini. Suatu contoh, kaum muslimin saat ini telah mengikuti langkah-langkah Yahudi yang dikemas dalam bentuk modernisasi. Salah satunya adalah fashion show (gaya pemakaian) yang tidak senonoh.

Seakan-akan kita dipaksa mengikuti trend (gaya) yang ada dengan dalih modernisasi (kemajuan). Sekali saja kita coba melawan arus, dengan berupaya tetap tegar di atas agama Allah dengan mengenakan pakaian Islami (pakaian yang menutup aurat), spontan kita akan dijuluki norak, kampungan, ketinggalan zaman dan lain sebagainya.
Sudah banyak orang Islam yang tidak memiliki pendirian menjadi korban, mereka terseret arus modernisasi buatan orang kafir. Rasulullah bersabda yang artinya sebagai berikut
“Sesungguhnya kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, setapak demi setapak, sampai sekiranya mereka masuk pada lubang biawak pun pastilah kalian akan mengikuti mereka. Kami (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu dari golongan Yahudi dan Nasrani?” Rasulullah menjawab, “Kalau bukan mereka, siapa lagi?” (Hadits Riwayat Imam Bukhari ). .

Hadits ini memberikan gambaran, begitu rentannya kondisi kaum muslimin di akhir zaman. Umat Islam telah mengikuti langkah Yahudi dan Nasrani. Yang lebih tragis lagi, mereka menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai kiblat dalam segala aspek kehidupan. Subhanallah, kita berlindung kepada Allah dari makar serta tipu daya musuh-musuh Allah.

2. Fitnah Kebodohan & Kemaksiatan, Rasulullah bersabda Sesungguhnya mendekati datangnya hari kiamat benar-benar ada hari yang di dalamnya tumbuh kebodohan, diangkatnya ilmu, dan banyaknya pembunuhan. (HR. Bukhari 063).

Faedah yang dapat kita ambil dari hadits di atas antara lain; Pertama, tatkala ilmu telah diangkat dengan diwafatkannya para ulama. Dengan berkurangnya ulama itulah akan bermunculan orang-orang bodoh yang mengaku ulama. Kedua, sebagian ulama memberikan makna pada hadits di atas dengan banyaknya pembunuhan, ikhtilath, fitnah di akhir zaman, banyaknya kedustaan, dan tiadanya perhatian serius terhadap suatuhal.
3. Fitnah diabaikannya amanah : Orang yang memiliki akal sehat tentu tidak akan mengingkari pentingnya sebuah amanah. Rasulullah shalllallahu ‘alaihi wa sallam telah mengkhabarkan,

Akan datang pada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan, dibenarkan orang yang berdusta dan didustakan orang yang jujur, dipercaya orang yang khianat dan dikhianati orang yang amanah, serta orang-orang “ruwaibidhah” telah berani angkat suara. Ditanyakan (kepada Rasulullah), “Siapakah ruwaibidhah itu?”Beliau menjawab, “Orang yang tidak tahu apa-apa tetapi berani berbicara masalah umat.” (HR. Ibnu Majah)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika amanah telah disia-siakan meka tunggulah hari kiamat. Abu Hurairah bertanya, “Bagaimana (bentuk) menyia-nyiakan amanah?” Beliau menjawab, “Jika suatu perkara diserahkan kepada bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya.” (HR. Bukhari ) .

Cukuplah bagi kita dua hadits di atas untuk mengetahui bagaimana fitnah dalam bentuk amanah ini telah disia-siakan begitu saja. Dan masih banyak lagi fitnah yang belum kami sebutkan mengingat terbatasnya waktu. Kita memohon kepada Allah agar dijadikan hamba-hamba yang dapat memikul serta mengemban amanah ini dengan baik.

Setelah kita sebutkan pada khutbah pertama, dahsyatnya fitnah yang menerpa kaum muslimin, pada khutbah kedua ini akan kita paparkan beberapa solusi atas masalah tersebut, di antaranya:
1.Kembali menelaah serta mempelajari agama kta, yang sudah banyak dilupakan orang.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عن ابن عمر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِاْلعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزّرْعِ وَتَرَكُمُ الْجِهَادَ سَلّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاّ لاَيَنْزِعُهُ حَتّى تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُمْ

Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu dia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Jika kalian telah melakukan jual beli sistim ‘ienah (salah satu jual beli riba), kalian disibukkan oleh ternak dan ladang kalian, serta kalian telah meninggalkan jihad, maka Alloh akan timpakan pada kalian suatu kehinaan. Dan Alloh tidak akan mencabut kehinaan itu hingga kalian kembali ke agama kalian”. (HR. Abu Dawud 3458 dan dishahihkan al-Albani dalam silsilah Ahadits Shahihah 11).

2. Berpegang kepada jama’ah kaum muslimin, sebagaimana dikemukakan dalam potongan hadits Hudzaifah bin al-Yaman radhiallahu ‘anhu:

قلت : فما تأمرني إنّ أدركني ذلك؟ قال: تلزم جماعة المسلمين وإمامهم. قلت: فإن لم يكن لكم جماعة ولا إمام؟ قال: فاعتزلي تلك الفراق كلّها ولو تعضّ بأصل شجرة حتّى يدركك الموت وأنت على ذلك
Saya (Hudzaifah) berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan jika aku mendapati kekeruhan tersebut?” Beliau berkata, “Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dari kepemimpinan mereka.” Saya berkata, “Bagaimana jika mereka tidak memiliki jama’ah dan kepemimpinan?” Beliau berkata, “Tinggalkan seluruh kelompok yang ada walaupun engkau akan menggigit akar pohon sampai kematian datang menjemputmu dan kamu tetap di atas itu.” (HR. Muslim 1847)

Nyatalah bagi kita, wahai jama’ah kaum muslimin, hanya dengan kembali kepada agama Alloh –dengan menaati perintah Alloh, mengikuti sunnah Nabinya, serta berpegang kepada jama’ah kaum muslimin- insya Alloh, kita akan selamat dari fitnah ini. Dan akhirnya, marilah kita memohon kepada Alloh agar diberi kekuatan menjalankan agama Alloh dan diselamatkan dari gelombang fitnah ini. Amiin ya Rabbal ‘aalamin.

اَللّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنًاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنّكَ سَمِيْعٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
اللهمّ إِنّا نَسْأَلُكَ أَنْ تُْجِنّيْنَا الْفِتَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَأَنْ تَرْزُقَ الْمُسْلِمِيْنَ صَلاَحًا فِي أَنْفُسِهِمْ وَفِي وُلاَتِهِمْ وَأَنْ تَدُلّهُمْ عَلَى الرّشَادِ وَأَنْ تَبَاعَدَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ أَهْلِ الزيع وَالْفَسَادِ يَارَبّ الْعَالَمِيْنَ
وَأَخِيْرُ دَعْوَنَا وَالْحَمْدُ للهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ


Setelah kita sebutkan pada khutbah pertama, dahsyatnya fitnah yang menerpa kaum muslimin, pada khutbah kedua ini akan kita paparkan beberapa solusi atas masalah tersebut, di antaranya:
1.Kembali menelaah serta mempelajari agama kta, yang sudah banyak dilupakan orang.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عن ابن عمر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِاْلعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزّرْعِ وَتَرَكُمُ الْجِهَادَ سَلّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاّ لاَيَنْزِعُهُ حَتّى تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُمْ
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu dia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Jika kalian telah melakukan jual beli sistim ‘ienah (salah satu jual beli riba), kalian disibukkan oleh ternak dan ladang kalian, serta kalian telah meninggalkan jihad, maka Alloh akan timpakan pada kalian suatu kehinaan. Dan Alloh tidak akan mencabut kehinaan itu hingga kalian kembali ke agama kalian”. (HR. Abu Dawud 3458 dan dishahihkan al-Albani dalam silsilah Ahadits Shahihah 11).

2. Berpegang kepada jama’ah kaum muslimin, sebagaimana dikemukakan dalam potongan hadits Hudzaifah bin al-Yaman radhiallahu ‘anhu:

قلت : فما تأمرني إنّ أدركني ذلك؟ قال: تلزم جماعة المسلمين وإمامهم. قلت: فإن لم يكن لكم جماعة ولا إمام؟ قال: فاعتزلي تلك الفراق كلّها ولو تعضّ بأصل شجرة حتّى يدركك الموت وأنت على ذلك
Saya (Hudzaifah) berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan jika aku mendapati kekeruhan tersebut?” Beliau berkata, “Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dari kepemimpinan mereka.” Saya berkata, “Bagaimana jika mereka tidak memiliki jama’ah dan kepemimpinan?” Beliau berkata, “Tinggalkan seluruh kelompok yang ada walaupun engkau akan menggigit akar pohon sampai kematian datang menjemputmu dan kamu tetap di atas itu.” (HR. Muslim 1847)

Nyatalah bagi kita, wahai jama’ah kaum muslimin, hanya dengan kembali kepada agama Alloh –dengan menaati perintah Alloh, mengikuti sunnah Nabinya, serta berpegang kepada jama’ah kaum muslimin- insya Alloh, kita akan selamat dari fitnah ini. Dan akhirnya, marilah kita memohon kepada Alloh agar diberi kekuatan menjalankan agama Alloh dan diselamatkan dari gelombang fitnah ini. Amiin ya Rabbal ‘aalamin.

اَللّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنًاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنّكَ سَمِيْعٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
اللهمّ إِنّا نَسْأَلُكَ أَنْ تُْجِنّيْنَا الْفِتَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَأَنْ تَرْزُقَ الْمُسْلِمِيْنَ صَلاَحًا فِي أَنْفُسِهِمْ وَفِي وُلاَتِهِمْ وَأَنْ تَدُلّهُمْ عَلَى الرّشَادِ وَأَنْ تَبَاعَدَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ أَهْلِ الزيع وَالْفَسَادِ يَارَبّ الْعَالَمِيْنَ
وَأَخِيْرُ دَعْوَنَا وَالْحَمْدُ للهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar