Sabtu, 13 Februari 2010

Salahuddin Al-Ayyubi

SHALAHUDDIN AL-AYYUBI
Pahlawan Islam penguasa Negeri Mesir

1. Kehidupan Salahuddin al Ayubi
Shalahuddin dibesarkan sama seperti anak-anak orang Kurdi pada umumnya. Pendidikannya juga seperti orang lain, belajar ilmu-ilmu sains di samping seni berperang dan bela diri. Tiada seorangpun yang menyangka sebelumnya bahwa ia dapat menguasai negeri Mesir dan menentang tentara Salib, bahwa anak Kurdi ini suatu hari nanti akan merampas kembali Palestina dan menjadi pembela akidah Islamiyah yang hebat. Dan tiada seorangpun yang menyangka pencapaiannya demikian begitu hebat sehingga menjadi contoh dan perangsang dalam memerangi kekufuran hingga hari ini.

Stanley Lane Poole (1914) seorang penulis Barat mensifati Salahuddin sebagai anak seorang tokoh pemerintahan yang memiliki kelebihan daripada orang lain tetapi tidak menunjukkan satupun tanda-tanda ia akan menjadi orang hebat pada masa depan dan ia selalu menunjukknan akhlak yang mulia.

Walau bagaimanapun Allah telah mentakdirkannya untuk menyadi pemimpin besar pada zamannya dan Allah SWT telah menyediakan dan memudahkan jalan-jalannya untuk menjadi pemimpin agung itu. Ketika ia menjadi tentara A1-Malik Nuruddin, sultan Aleppo, ia diperintahkan untuk pergi ke Mesir. Pada masa itu Mesir diperintah oleh sebuah kerajaan Syi'ah yang tidak bernaung di bawah khalifah. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis bahwa Salahuddin sangat kuat keinginannya dan memaksa diri untuk pergi ke negeri Mesir, bagaikan orang yang hendak di bawa ke tempat pembunuhan .

Tetapi itulah sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan firman Allah, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu" (Qs. Al-Baqarah:ayat 216).
Ketika Salahuddin menguasai Mesir, ia tiba-tiba berubah. Ia yakin bahwa Allah SWT telah memberikan tugas yang harus dipertanggung jawabkan kepadaNya, satu tugas yang ia rasa amat berat yang tak mungkin dapat dilaksanakan jika ia tidak bersungguh-sungguh melaksanakannya. Bahauddin telah menuliskan dalam catatannya bahwa Salahuddin sebaik-baik saja ia menjadi pemerintah Mesir. Dunia dan kesenangannya telah lenyap dari pandangan matanya. Dengan hati yang rendah dan syukur kepada Allah SWT ia telah menolak godaan-godaan dunia dan segala kesenangannya

Bahkan Sarjana Barat Stanley Lane Poole (1914) telah menuliskan bahwa Salahuddin mengubah cara hidupnya kepada yang lebih keras. Ia bertambah wara' dan menjalani hidup yang lebih berdisiplin dan sederhana. Ia mengenyampingkan corak hidup senang dan memilih corak hidup "Spartan" yang menjadi contoh kepada tentaranya. Ia mencurahkan seluruh tenaganya untuk satu tujuan yaitu untuk membina kekuasaan Islam yang cukup kuat untuk dapat menghalau orang kafir dari negeri Islam.
Salahuddin pernah berkata, “ketika Allah menganugerahkan aku bumi Mesir, aku yakin Dia juga bermaksud Palestina untukku”.Hal ini yang menyebabkan ia memenangkan perjuangan Islam. Sehubungan dengan ia telah menyerahkan dirinya untuk jalan jihad.
2. Semangat Jihad dari Salahuddin Al Ayubi
Fikiran Salahuddin senantiasa tertumpu kepada jihad di jaIan Allah. Bahauddin telah mencatatkan bahwa semangat Salahuddin yang berkobar-kobar untuk berjihad menentang tentara Salib telah menyebabkan jihad menjadi tajuk perbincangan yang paling digemarinya. Ia senantiasa meluangkan seluruh tenaganya untuk memperkuat pasukan tentaranya, mencari mujahid-mujahid dan senjata untuk tujuan berjihad.
Jika ada sahabat dan kawan yang memperbincangkan kepada dirinya tentang perjuangan Islam (jihad fi sabilillah) ia akan memberikan sepenuh perhatian. Sehubungan dengan ini ia lebih banyak dan senang di dalam kemah perang daripada duduk di istana bersama sanak keluarga. Siapa saja yang menggalakkannya berjihad di jalan Allah SWT membela Islam akan mendapat kepercayaannya. Siapa saja yang memperhatikan akan dapat melihat apabila ia telah memuliakan jihad melawan tentera salib ia akan menumpahkan seluruh perhatiannya kepada persiapan perang dan menaikkan semangat tenteranya.

Dalam medan peperangan ia bagaikan seorang ibu yang garang karena kehilanqan anak tunggal akibat dibunuh oleh tangan jahat (musuh). Ia akan bergerak dari satu ujung medan peperangan ke ujung yang lain untuk mengingatkan tentaranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah semata. Ia juga akan pergi ke seluruh pelosok tanah air dengan mata yang berlinang mengajak manusia supaya bangkit membela Islam.
Ketika ia mengepung Acre ia hanya minum saja, itupun selepas dipaksa oleh dokter pribadinya tanpa makan. Dokter itu berkata bahwa Salahuddin hanya makan beberapa suap makanan semenjak hari jumat hingga senin karena ia tidak mau perhatiannya kepada peperangan terganggu

3. Peperangan Hittin

Satu sisi peperangan yang sangat sengit telah terjadi antara tentara Salahuddin dengan tentera Salib di kawasan Tiberias di kaki bukit Hittin. Akhir dari peperangan itu pada 24 Rabiul-Akhir, 583 H, tentera Salib telah dapat dikalahkan. Dalam peperangan ini Raja Kristian yang memerintah Palestina telah dapat di tawan beserta adiknya Reginald dari Chatillon. Pembesar-pembesar lain yang dapat ditawan ialah Joscelin dari Courtenay, Humphrey dari Toron dan beberapa orang ternama yang lain. Ramai juga tentera-tentera Salib berpangkat tinggi telah tertawan. Stanley Lane-Poole menceritakan bahwa dapat dilihat seorang tentara Islam telah membawa 30 orang tentara Kristian yang ditawannya sendiri diikat dengan tali kemah.
Mayat-mayat tentara Kristian bertimbun-timbun seperti batu di atas batu di antara salib-salib yang patah, potongan tangan dan kaki dan kepala-kepala manusia berguling seperti buah tembakau. Dinyatakan 30,000 tentera Kristian telah mati dalam peperangan ini. Setahun selepas peperangan, timbunan tulang dapat dilihat memutih dari kejauhan.
4. Kecintaan Salahuddin kepada Islam
Peperangan Hittin telah menyerahkan kecintaan Salahuddin kepada Islam. Stanley Lane-Poole menulis bahwa Salahuddin berkemah di medan peperangan semasa peperanggan Hittin. Pada satu ketika setelah kemahnya didirikan diperintahkannya tawanan perang dibawa kehadapannya. Maka dibawalah Raja Palestina dan Reginald dari Chatillon masuk ke kemahnya. Dipersilahkan sang Raja duduk di dekatnya. Kemudian ia bangun pergi kehadapan Reginald lalu berkata;
“Dua kali aku telah bersumpah untuk membunuhnya. Pertama ketika ia bersumpah akan melanggar dua kota suci dan kedua ketika ia menyerang jamaah haji. Ketahuilah aku akan menuntut bela Muhammad Saw atasnya”
Lalu ia menghunuskan pedangnya dan memenggal kepala Reginald. Mayatnya kemudian dibawa keluar oleh pengawal dari kemah.Raja Palestina apabila melihat adiknya dipancung, ia menggeletar karena menyangka gilirannya akan tiba. Tetapi Salahuddin menjamin tidak akan mengapa-apakannya sambil berkata,
"Bukanlah kelaziman seorang raja membunuh raja yang lain, tetapi orang itu telah melanggar segala batas-batas, jadi terjadilah apa yang telah terjadi".
Tindakan Salahuddin adalah disebabkan tindakan kebiadaban Reginald kepada Islam dan Nabi Muhammad Saw. Sangat keterlaluan. Bahauddin bin Shaddad, penasihat kepercayaan Salahuddin mencatatkan bila jamaah haji dari Palestina diserang dicederakan tanpa belas kasihan oleh Reginald, di antara tawanannya merayu supaya mereka dikasihani. Tetapi Reginald dengan angkuhnya mengatakan;

"Mintalah kepada Nabi kamu, Muhammad, untuk menyelamatkan kamu".

Ketika ia mendengar berita ini ia telah berjanji akan membunuh Reginald dengan tangannya sendiri apabila ia dapat menangkapnya.

5. Menawan Baitul Muqaddis.

Kemenangan peperangan Hittin telah membuka jalan mudah kepada Salahuddin untuk menawan Baitul Muqaddis. Bahauddin telah mencatatkan bahwa Salahuddin sangat sangat berhajat untuk menawan Baitul Muqaddis hingga bukitpun akan mengecut dari bebanan yang dibawa dalam hatinya. Pada hari jumaat, 27 Rajab, 583H, yaitu pada hari Isra' Mi'raj, Salahuddin telah memasuki beranda suci tempat Rasul_Saw, naik ke langit.

Dalam buku catatan Bahauddin ia menyatakan bahwa inilah sebuah kemenangan. Ramai orang yang terdiri dari ulama, pembesar-pembesar, penjaga dan orang-orang biasa datang merayakan kegembiraan atas kemenangan ini. Kemudian ramai lagi orang datang dari pantai dan hampir semua ulama-ulama dari Mesir dan Syria datang untuk mengucapkan tahniah kepada Salahuddin. Boleh dikatakan hampir semua pembesar pembesar datang. Alunan "Allahhu Akbar" dan "Tiada tuhan melainkan Allah" telah menggema memenuhi langit.

Selepas 90 tahun kini sembahyang Ju’mat telah diadakan eperti semula di Baitul Muqaddis. Salib yang terpampang di 'Dome of Rock' te1ah diturunkan. Betapa hebatnya peristiwa ini tidak dapat digambarkan. Hanya Allah SWT saja yang tahu betapa hebatnya hari itu.

6. Salahuddin Al Ayubi yang Penyayang
Sifat penyayang dan belas kasihan Salahuddin semasa peperangan ini sangat jauh berbeda daripada kekejaman musuh Kristiannya. Ahli sejarah Kristian pun mengakui hal ini. Lane-Poole mengesahkan bahwa kebaikan hati Salahuddin telah mencegahnya daripada membalas dendam.Ia telah menuliskan dsalam bukunya bahwa Salahuddin telah menunjukkan ketinggian akhlaknya ketika orang-orang Kristian menyerah kalah. Tentaramnya sangat bertanggung jawab, menjaga peraturan di setiap jalan, mencegah segala bentuk kekerasan hinggakan tiada kedengaran orang-orang Kristiani diperlukukan tidak baik, Semua jalan keluar-masuk ke BaituI Muqaddis di pintu Nabi Daud untuk menerima uang tebusan dari orang-orang Kristiani tangannya dan seorang yang amanah telah dilantik di pintu Nabi Daud untuk menerima uang tebusan dari orang-orang Kristiani yang ditawan. Lane-Poole juga telah menuliskan bahwa Salahuddin telah mengatakan kepada pegawainya, "Adikku telah membuat infak” Padri besarpun telah berderma, sekarang giliranku pula" .Lalu ia memerintahkan pegawainya mewartakan di jalan-jalan Jerusalem bahwa siapa yang tidak mampu membayar tebusan boleh dibebaskan. Maka berbondong-bondonglah orang keluar dari pintu St. Lazarus dari pagi hingga malam. Ini merupakan sedekah Salahuddin kepada orang miskin tanpa menghitung bilangan mereka. Selanjutnya Lane-Poole menuliskan bagaimana pula tindak-tanduk tentara Kristian ketika menawan Baitul Muqaddis kali pertama pada tahun 1099. Telah tercatat dalam sejarah bahwa ketika Godfrey dan Tancred menunggang kuda di jalan-jalan Jerusalem jalan-jalan itu tersumbat dengan mayat-mayat, orang-orang Islam yang tidak bersenjata disiksa, dibakar dan dipanah dari jarak dekat di atas bumbung dan menara rumah-rumah ibadah. Darah yang membasahi bumi yang mengalir dari pembunuhan orang-orang Islam secara beramai-ramai telah mencemarkan kesucian gereja di mana sebelumnya kasih sayang sentiasa diajarkan. Maka sangat bernasib baik cara ¬orang Kristian apabila mereka dilayani dengan baik oleh Salahuddilm.

Lane-Poole juga menuliskan, jika hanya penaklukan Jerusalem saja yang diketahui mengenai Salahuddin, maka ia sudah cukup membuktikan dialah seorang penakluk yang paling penyantun dan baik hati di zamannya bahkan mungkin di sepanjang zaman.
7. Perang Salib Ketiga
Perang Salib pertama ialah kejatuhan Palestina kepada orang-orang Kristian pada tahun 1099 (490H) manakala yang kedua telah dimenangi oleh Salahuddin dalam peperangan Hittin pada tahun 583H (1187M) di mana beberapa hari kemudian ia telah menawan Baitul Muqaddis tanpa perlawanan. Kekalahan tentera Kristian ini telah menggegarkan seluruh dunia Kristian. Maka bantuan dari Eropah telah dicurahkan ke bumi Palestina. Hampir semua raja dan panglima perang dari dunia Kristian seperti Fredrick Barbossa raja Jerman, Richard The Lion raja England, Philips Augustus raja Perancis, Leopold dari Austria, Duke of Burgundy dan Count of Flanders telah bersekutu menyerang Salahuddin yang hanya dibantu oleh beberapa pembesarnya dan saudaranya serta tentaranya untuk mempertahankan kehormatan Islam. Berkat pertolongan Allah mereka tidak dapat dikalahkan oleh tentara sekutu yang besar.

Peperangan ini berlanjutan selama 5 tahun hingga menyebabkan kedua belah pihak menjadi lesu dan jemu. Akhirnya kedua belah pihak bersepakat untuk membuat perjanjian di Ramla pada tahun 588H. Perjanjian ini mengakui Salahuddin adalah penguasa Palestina seluruhnya kecuali bandar Acra diletakkan di bawah pemerintahan Kristian. Maka berakhirlah peperangan Salib ketiga.

Lane-Poole telah mencatatkan dalam perjanjian ini sebagai berakhirnya perang suci yang telah berkelanjutan selama 5 tahun. Sebelum kemenangan besar Hittin pada bulan Juli, 1187 M, tiada satu inci pun tanah Palestina di dalam tangan orang-orang Islam. Selepas Perjanjian Ramla pada bulan September, 1192 M, keseluruhanya menjadi milik mereka kecuali satu jalur kecil dari Tyre ke Jaffa. Salahuddin tidak ada rasa malu apapun dengan perjanjian ini walaupun sebahagian kecil tanah Palestina masih di tangan orang-orang Kristian.

Atas seruan Pope, seluruh dunia Kristian telah mengangkat senjata. Raja England, Perancis, Sicily dan Austria serta Duke of Burgundy, Count of Flanders dan beratus-ratus lagi pembesar-pembesar telah bersekutu membantu Raja dan Putra Mahkota Palestina untuk mengembalikan kerajaan Jerusalem kepada pemerintahan Kristian. Walau bagaimanapun ada raja yang mati dan ada yang balik dan sebahagian pembesar-pembesar Kristian telah terkubur di Tanah Suci itu, tetapi Tanah Suci itu masih di dalam tangan Salahuddin.

Selanjutnya Lane-Poole mencatatkan, seluruh kekuatan dunia Kristian yang telah ditumpukan dalam peperangan Salib ketiga tidak mengoyangkan kekuatan Salahuddin. Tenteranya mungkin telah jenuh dengan peperangan yang menyusahkan itu tetapi mereka tidak pernah undur apabila diseru untuk menjualkan jiwa raga mereka di jalan Tuhan. Tentaranya yang berada jauh di lembah Tigirs di Iraq mengeluh dengan tugas yang tidak henti-henti, tetapi ketaatan meraka yang tidak pernah berbelah hati.

Bahkan dalam peperangan Arsuf, tenteranya dari Mosil (sebuah tempat di Iraq) telah menunjukkan ketangkasan yang hebat. Dalam peperangan ini, Salahuddin memang boleh memberikan kepercayaan kepada tentara - tenteranya dari negeri Mesir, Mesopotamia,Syria, Kurdis ,Turkmans, tanah Arab dan bahkan orang-orang Islam dari mana-mana saja. Walaupun mereka berlainan bangsa dan kaum tetapi Salahuddin telah dapat menyatukan mereka di atas jalan Tuhan dari pada mula peperangan pada tahun 1187 hinggalah berakhirnya pada tahun 1192. Lane-Poole juga menuliskan dalam peperangan ini Salahuddin senantiasa syura. Ia mempunyai majlis syura (musyawarah) yang membuat keputusan-keputusan ketentaraan. Kadang-kadang majlis ini membatalkan keputusan Salahuddin sendiri. Dalam majlis ini tiada siapa yang mempunyai suara lebih berat tiada siapa yang lebih mempengaruhi fikiran Salahuddin. Semuanya sama saja. Dalam majlis itu ada adiknya, anak-anaknya, anak saudaranya, sahabat-sahabat lamanya, pembesar-pembesar tentera, kadi, bendahari dan setia usaha. Semuanya mempunyai sumbangan yang sama banyak dalam membuat keputusan. Pendeknya semuanya menyumbang dalam kepakaran masing-masing. Walau apa pun perbincangan dan perdebatan dalam majlis itu, mereka memberikan ketaatan mereka kepada Shalahuddin.

8. Wafatnya Shalahuddin Al Ayubi

Pada hari Rabu, 27 Safar, 589H, pulanglah Salahuddin ke rahmatullah selepas berhempas pulas mengembalikan tanah air Islam pada usia 57 tahun. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis mengenai hari-hari terakhir Salahuddin. Pada malam 27 Safar, 12 hari selepas ia jatuh sakit, ia telah menjadi sangat lemah. Syeikh Abu Ja'afar seorang yang wara' telah diminta menemami Salahuddin di Istana supaya jika ia nazak, bacaan Qur'an dan syahadah boleh diperdengarkan kepadanya. '

Memang pada malam itu telah nampak tanda-tanda berakhirnya hayat Salahuddin. Syeikh Abu Jaafar telah duduk di tepi katilnya semenjak 3 hari yang lepas membacakan Qur'an. Dalam masa ini Salahuddin selalu pingsan dan sadar sebentar. Apabila Syeikh Abu Jaafar membacakan ayat, "Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata" (Al-Hasyr: 22), Salahuddin membuka matanya sambil senyum, mukanya berseri dan dengan nada yang gembira ia berkata, "Memang benar". Selepas ia mengucapkan kata-kata itu rohnya pun kembali ke rahmatullah. Masa ini ialah sebelum subuh, 27 Safaw_
Seterusnya Bahauddin menceritakan Salahuddin tidak meninggalkan, harta kecuali satu dinar dan 47 dirham ketika ia wafat. Tiada rumah ¬rumah, barang-barang, tanah, kebun dan harta-harta lain yang ditinggalkannya. Bahkan harta yang ditinggalkannya tidak cukup untuk ongkos pengkebumiannya. Keluarganya terpaksa meminjam uang menanggung ongkos pengkebumian ini. Bahkan kain kafan pun diberikan ¬oleh seorang menterinya.
9. Salahuddin yang Wara'
Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah mencatatkan berkenaan kewarakan Salahuddin. Satu hari ia berkata bahwa ia telah lama tidak pergi sembahyang berjemaah. Ia memang Suka sembahyang berjamaah, bahkan ketika sakitnya ia akan memaksa dirimya berdiri di belakang imam. Disebabkan sembahyang adalah ibadah utama yang diasaskan oleh Rasulullah saw, ia sentiasa mengerjakan sembahyang sunnat malam. Jika disebabkan hal tertentu ia tidak dapat sembahyang malam ia akan menunaikannya ketika hampir subuh. Bahauddin melihatnya senantiasa sembahyang di belakang imam ketika sakitnya, kecuali tiga terakhir di mana ia sangat lemah dan selalu pingsan.

Tetapi ia tidak pernah tinggal sembahyang fardhu. Ia tidak pernah membayar zakat kerana ia tidak mempunyai harta yang cukup
padanya kepada fakir miskin dan kepada yang memerlukan hinggaxan ketika wafatnya ia hanya memiliki 47 dirham wang perak dan satu dinar wang emas. Ia tidak meninggalkan harta.
Bahauddin juga mencatatkan bahawa Salahuddin tidak pernah meninggalkan puasa Ramadhan kecuali hanya sekali apabila dinasihatkan oleh Kadi Fadhil. Ketika sakitnya pun ia berpuasa sehinggalah doktor menasihat kannya dengan keras supaya berbuka. Lalu ia berbuka dengan hati yang berat sambil berkata, "Aku tak tahu bila ajal akam menemuiku". Maka segera ia membayar fidyah.

Dalam catatan Bahauddin juga menunjukkan Salahuddin teringin sangat menunaikan haji ke Mekah tetapi ia tidak pernah berkesempatan. Pada tahun kewafatannya, keinginannya menunaikan haji telah menjadi- jadi tetapi ditakdirkan. Ia sangat gemar mendengar bacaan Qur’an_ Dalam medan peperangan ia acap kali duduk mendengar bacaan Qur'an para pengawal yang dilawatnya sehingga 3 atau 4 juzu' semalaman. Ia mendengar dengan sepenuh hati dan perhatian sehingga air matanya membasahi dagunya.

Ia juga gemar mendengar bacaan hadis Rasulullah saw. Ia akan memerintahkan orang-orang yang bersamanya duduk apabila hadis dibacakan. Apabila ulama hadis datang ke bandar, ia akan pergi mendengar kuliahnya. Kadang kadang ia sendiri membacakan hadis dengan mata yang berlinang. Dalam peperangan kadang-kadang ia berhenti di antara musuh-musuh yang datang untuk mendengarkan hadis hadis dibacakan kepadanya.

Salahuddin sangat yakin dan percaya kepada pertolongan Allah. Dan biasa meletakkan segala harapannya kepada Allah terutama ketika dalam kesusahan. Pada satu ketika ia berada di Jerusalem yang pada masa itu seolah-olah tidak dapat bertahan lagi dari pada kepungan tentera bersekutu Kristian. Walaupun keadaan sangat terdesak enggan untuk meninggalkan kota suci itu. Malam itu adalah malam Jumaat musim sejuk. Bahauddin mencatatkan, "Hanya aku dan Salahuddin saja pada masa itu. Ia menghabiskan masa malam itu dengan bersembahyang dan munajat.

Pada tengah malam saya minta supaya ia berehat tetapi jawanya "Ku fikir kau mengantuk. Pergilah tidur sejenak". Bila hampis subuh akupun bangun dan pergi mendapatkannya. Aku dapati ia siang membasuh tangannya. "Aku tidak tidur semalam" katanya. Selepas sembahyang subuh aku berkata kepadanya, "Kau kena munajat kepada Allah memohon pertolongan-Nya". Lalu ia bertanya, "Apa yang perlu kulakukan?"

Aku menjawab, Hari ini hari Jumaat. Engkau mandilah sebelum pergi ke masjid Aqsa. Keluarkanlah infaq dengan senyap-senyap. Apabila kau tiba di masjid, sembahyanglah dua rakaat selepas azan di tempat Rasulullah saw pernah sembahyang sebelum mi'raj dahulu. Aku pernah membaca hadis do’a yang dibuat di tempat itu adalah mustajab,. Oleh itu kau bermunajad-lah kepada Allah dengan ucapan ;

"Ya Tuhanku, aku telah kehabisan segala bekalanku. Kini aku mohon pertolonga-n-Mau. Aku menyerahkan diriku kepada-Mu. Aku yakin hanya Engkau sahaja yang boleh menolongku dalam keadaan yang genting ini."

Aku mengatakan kepadanya, "Aku sangat berharap Allah akan mengkabulkan doamu". Lalu Salahuddin melakukan apa yang ku usulkan_. Aku berada di sebelahnya ketika dahinya mencegah bumi sambil menangis hingga air matanya mambasahi janggutnya dan menitik ke tempat sembahyang. Aku tidak tahu apa yang dido’akannya tetapi aku melihat tanda-tanda do’anya dikabulkan sebelum hari itu berakhir. Perbalahan berlaku di antara musuh-musuh yang menatijahkan berita baik bagi kami beberapa hari kemudian. Akhirnya mereka membuka kemah-kemah mereka dan berangkat ke Ramla pada hari Senin pagi"
10. Perangai dan akhlak Salahuddin Al ayubi
Siapa yang rapat dengannya mengatakan ia adalah seorang Islam yang taat kepada Allah, sangat peka kepada keadilan, pemurah, lembut hati, sabar dan tekun. Bahauddin bin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah mencatatkan ia telah memberikan masa untuk rakyat dua kali seminggu, yaitu pada hari Senin dan Selasa. Pada masa ini la disertai oleh pembesar-pembesar negara, ulama dan kadi. Semua orang boleh berjumpa dengannya. Ia sendiri akan membacakan aduan yang diterimanya dan mengucapkan untuk dituliskan oleh juru tulis tindakan yang perlu diambil dan terus ditandatanganinya pada masa itu juga. Ia tidak pernah membenarkan orang meninggalkannya selagi ia belum menyempurnakan hajat orang itu. Dalam masa yang sama ia sentiasa bertasbih kepada Allah.

Jika ada orang membuat aduan, ia akan mendengarkan dengan teliti dan kemudian memberikan keputusannya. Suatu hari seorang lelaki telah membuat aduan berkenaan Taqiuddin, anak saudaranya sendirl. Dengan segera ia memanggil anak saudaranya itu dan meminta penjelasan. Dalam ketika yang lain ada orang yang membuat tuduhan kepada Salahuddin sendiri. Yang memerlukan penyiasatan. Walaupun tuduhan orang itu didapati tidak berasas, ia telah menghadiahkan orang itu sehelai jubah dan beberapa pemberian yang lain.

Ia adalah seorang yang mulia dan baik hati, lemah lembut penyabar dan sangat benci kepada ketidak adilan. Ia senantiasa mengabaikan kehilafan-kehilafan pembantu-pembantu dan khadam-khadamnya. Jika mereka melakukan kesilapan yang memanaskan hatinya ia tidak pernah menyebabkan kemarahannya menjatuhkan air muka mereka. Pada suatu ketika ia pernah meminta air minum, tetapi entah apa sebabnya air itu tidak diberikan kepadanya. Ia meminta sehingga lima kali lalu berkata, "Aku hampir mati kehausan". Ia kemudian meminum air yang dibawakan kepadanya tanpa menunjukkan kemarahan.

Ketika yang lain ia hendak mandi selepas mengalami sakit yang agak lama. Didapatinya air yang disediakan agak panas, lalu ia meminta air sejuk. Sebanyak dua kali khadamnya menyebabkan air sejuk terpercik kepadanya. Disebabkan ia belum benar-benar sehat, ia merasa kesejukan tetapi ia hanya berkata kepada khadamnya, "Katakan sajalah kalau kau tak suka kepadaku". Lalu khadam itu cepat-cepat minta maaf dan Salahuddin terus memaafkannya.

Bahauddin juga telah mencatatkan beberapa peristiwa yang menunjukkan sifat pemurah dan baik hati Salahuddin. Kadang-kadang kawasan yang baru ditawannya pun diberikannya kepada pengikutnya. Satu ketika ia telah berjaya menawan bandar 'Amad. Lalu seorang perwira tentera, Qurrah Arslan, menyatakan keinginannya untuk memerintah bandar itu. Dengan senang hati ia memberikannya. Bahkan dalam beberapa ketika ia menjualkan hartanya semata-mata untuk membeli hadiah. Melihat betapa pemurahnya Salahuddin, bendaharinya selalu merahasiakan baki uang simpanan untuk digunakan semasa kecemasan.

Jika ia tahu, ia akan menyedekahkan khazanah negara sehingga habis. Salahuddin pernah mengatakan ada orang baginya uang dan debu sama saja. "Aku tahu", kata Bahauddin, Ia mengatakan dirinya, Salahuddin tidak pernah membiarkan tetamunya meninggalkannya tanpa hadiah atau sembarang bentuk pemberian tanda penghargaan, walaupun tamunya itu seorang kafir. Raja Saida pernah melawat Salahuddin dan ia menyambutnya dengan tangat terbuka, melayaninya dengan hormat dan mengambil kesempatan menerangkan Islam. Bahkan Salahuddin senantiasa mengirimkan kepada musuhnya barang dan buah-buahan kepada Richard the Lion, musuh beratnya, ketika Raja Inggeris itu sakit.

Hatinya memang sangat lembut hingga ia sangat mudah terkesan apabila melihat orang dalam kesusahan dan kesedihan. Suatu hari seorang perempuan Kristian datang mengadu kehilangan bayinya_ Perempuan itu menangis dan meraung di depan Salahuddin sambil menceritakan bayinya dicuri dari kemahnya. Perempuan itu seterusnya mengatakan ia telah dimaklumkan hanya Salahuddin saja yang boleh mendapatkan bayi itu kembali. Hatinya tersentuh mendengar cerita perempuan itu lalu iapun turut menangis. Ia segera memerintakan pegawai-pegawainya mencari bayi itu di pasar hamba-sahaya. Tidak lama kemudian bayi itu telah dapat dibawa kembali lalu dengan rasa gembira mendo’akan kesejahteraan Salahuddin.





























































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































SHALAHUDDIN AL-AYYUBI
Pahlawan Islam penguasa Negeri Mesir

1. Kehidupan Salahuddin al Ayubi
Shalahuddin dibesarkan sama seperti anak-anak orang Kurdi pada umumnya. Pendidikannya juga seperti orang lain, belajar ilmu-ilmu sains di samping seni berperang dan bela diri. Tiada seorangpun yang menyangka sebelumnya bahwa ia dapat menguasai negeri Mesir dan menentang tentara Salib, bahwa anak Kurdi ini suatu hari nanti akan merampas kembali Palestina dan menjadi pembela akidah Islamiyah yang hebat. Dan tiada seorangpun yang menyangka pencapaiannya demikian begitu hebat sehingga menjadi contoh dan perangsang dalam memerangi kekufuran hingga hari ini.

Stanley Lane Poole (1914) seorang penulis Barat mensifati Salahuddin sebagai anak seorang tokoh pemerintahan yang memiliki kelebihan daripada orang lain tetapi tidak menunjukkan satupun tanda-tanda ia akan menjadi orang hebat pada masa depan dan ia selalu menunjukknan akhlak yang mulia.

Walau bagaimanapun Allah telah mentakdirkannya untuk menyadi pemimpin besar pada zamannya dan Allah SWT telah menyediakan dan memudahkan jalan-jalannya untuk menjadi pemimpin agung itu. Ketika ia menjadi tentara A1-Malik Nuruddin, sultan Aleppo, ia diperintahkan untuk pergi ke Mesir. Pada masa itu Mesir diperintah oleh sebuah kerajaan Syi'ah yang tidak bernaung di bawah khalifah. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis bahwa Salahuddin sangat kuat keinginannya dan memaksa diri untuk pergi ke negeri Mesir, bagaikan orang yang hendak di bawa ke tempat pembunuhan .

Tetapi itulah sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan firman Allah, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu" (Qs. Al-Baqarah:ayat 216).
Ketika Salahuddin menguasai Mesir, ia tiba-tiba berubah. Ia yakin bahwa Allah SWT telah memberikan tugas yang harus dipertanggung jawabkan kepadaNya, satu tugas yang ia rasa amat berat yang tak mungkin dapat dilaksanakan jika ia tidak bersungguh-sungguh melaksanakannya. Bahauddin telah menuliskan dalam catatannya bahwa Salahuddin sebaik-baik saja ia menjadi pemerintah Mesir. Dunia dan kesenangannya telah lenyap dari pandangan matanya. Dengan hati yang rendah dan syukur kepada Allah SWT ia telah menolak godaan-godaan dunia dan segala kesenangannya

Bahkan Sarjana Barat Stanley Lane Poole (1914) telah menuliskan bahwa Salahuddin mengubah cara hidupnya kepada yang lebih keras. Ia bertambah wara' dan menjalani hidup yang lebih berdisiplin dan sederhana. Ia mengenyampingkan corak hidup senang dan memilih corak hidup "Spartan" yang menjadi contoh kepada tentaranya. Ia mencurahkan seluruh tenaganya untuk satu tujuan yaitu untuk membina kekuasaan Islam yang cukup kuat untuk dapat menghalau orang kafir dari negeri Islam.
Salahuddin pernah berkata, “ketika Allah menganugerahkan aku bumi Mesir, aku yakin Dia juga bermaksud Palestina untukku”.Hal ini yang menyebabkan ia memenangkan perjuangan Islam. Sehubungan dengan ia telah menyerahkan dirinya untuk jalan jihad.
2. Semangat Jihad dari Salahuddin Al Ayubi
Fikiran Salahuddin senantiasa tertumpu kepada jihad di jaIan Allah. Bahauddin telah mencatatkan bahwa semangat Salahuddin yang berkobar-kobar untuk berjihad menentang tentara Salib telah menyebabkan jihad menjadi tajuk perbincangan yang paling digemarinya. Ia senantiasa meluangkan seluruh tenaganya untuk memperkuat pasukan tentaranya, mencari mujahid-mujahid dan senjata untuk tujuan berjihad.
Jika ada sahabat dan kawan yang memperbincangkan kepada dirinya tentang perjuangan Islam (jihad fi sabilillah) ia akan memberikan sepenuh perhatian. Sehubungan dengan ini ia lebih banyak dan senang di dalam kemah perang daripada duduk di istana bersama sanak keluarga. Siapa saja yang menggalakkannya berjihad di jalan Allah SWT membela Islam akan mendapat kepercayaannya. Siapa saja yang memperhatikan akan dapat melihat apabila ia telah memuliakan jihad melawan tentera salib ia akan menumpahkan seluruh perhatiannya kepada persiapan perang dan menaikkan semangat tenteranya.

Dalam medan peperangan ia bagaikan seorang ibu yang garang karena kehilanqan anak tunggal akibat dibunuh oleh tangan jahat (musuh). Ia akan bergerak dari satu ujung medan peperangan ke ujung yang lain untuk mengingatkan tentaranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah semata. Ia juga akan pergi ke seluruh pelosok tanah air dengan mata yang berlinang mengajak manusia supaya bangkit membela Islam.
Ketika ia mengepung Acre ia hanya minum saja, itupun selepas dipaksa oleh dokter pribadinya tanpa makan. Dokter itu berkata bahwa Salahuddin hanya makan beberapa suap makanan semenjak hari jumat hingga senin karena ia tidak mau perhatiannya kepada peperangan terganggu

3. Peperangan Hittin

Satu sisi peperangan yang sangat sengit telah terjadi antara tentara Salahuddin dengan tentera Salib di kawasan Tiberias di kaki bukit Hittin. Akhir dari peperangan itu pada 24 Rabiul-Akhir, 583 H, tentera Salib telah dapat dikalahkan. Dalam peperangan ini Raja Kristian yang memerintah Palestina telah dapat di tawan beserta adiknya Reginald dari Chatillon. Pembesar-pembesar lain yang dapat ditawan ialah Joscelin dari Courtenay, Humphrey dari Toron dan beberapa orang ternama yang lain. Ramai juga tentera-tentera Salib berpangkat tinggi telah tertawan. Stanley Lane-Poole menceritakan bahwa dapat dilihat seorang tentara Islam telah membawa 30 orang tentara Kristian yang ditawannya sendiri diikat dengan tali kemah.
Mayat-mayat tentara Kristian bertimbun-timbun seperti batu di atas batu di antara salib-salib yang patah, potongan tangan dan kaki dan kepala-kepala manusia berguling seperti buah tembakau. Dinyatakan 30,000 tentera Kristian telah mati dalam peperangan ini. Setahun selepas peperangan, timbunan tulang dapat dilihat memutih dari kejauhan.
4. Kecintaan Salahuddin kepada Islam
Peperangan Hittin telah menyerahkan kecintaan Salahuddin kepada Islam. Stanley Lane-Poole menulis bahwa Salahuddin berkemah di medan peperangan semasa peperanggan Hittin. Pada satu ketika setelah kemahnya didirikan diperintahkannya tawanan perang dibawa kehadapannya. Maka dibawalah Raja Palestina dan Reginald dari Chatillon masuk ke kemahnya. Dipersilahkan sang Raja duduk di dekatnya. Kemudian ia bangun pergi kehadapan Reginald lalu berkata;
“Dua kali aku telah bersumpah untuk membunuhnya. Pertama ketika ia bersumpah akan melanggar dua kota suci dan kedua ketika ia menyerang jamaah haji. Ketahuilah aku akan menuntut bela Muhammad Saw atasnya”
Lalu ia menghunuskan pedangnya dan memenggal kepala Reginald. Mayatnya kemudian dibawa keluar oleh pengawal dari kemah.Raja Palestina apabila melihat adiknya dipancung, ia menggeletar karena menyangka gilirannya akan tiba. Tetapi Salahuddin menjamin tidak akan mengapa-apakannya sambil berkata,
"Bukanlah kelaziman seorang raja membunuh raja yang lain, tetapi orang itu telah melanggar segala batas-batas, jadi terjadilah apa yang telah terjadi".
Tindakan Salahuddin adalah disebabkan tindakan kebiadaban Reginald kepada Islam dan Nabi Muhammad Saw. Sangat keterlaluan. Bahauddin bin Shaddad, penasihat kepercayaan Salahuddin mencatatkan bila jamaah haji dari Palestina diserang dicederakan tanpa belas kasihan oleh Reginald, di antara tawanannya merayu supaya mereka dikasihani. Tetapi Reginald dengan angkuhnya mengatakan;

"Mintalah kepada Nabi kamu, Muhammad, untuk menyelamatkan kamu".

Ketika ia mendengar berita ini ia telah berjanji akan membunuh Reginald dengan tangannya sendiri apabila ia dapat menangkapnya.

5. Menawan Baitul Muqaddis.

Kemenangan peperangan Hittin telah membuka jalan mudah kepada Salahuddin untuk menawan Baitul Muqaddis. Bahauddin telah mencatatkan bahwa Salahuddin sangat sangat berhajat untuk menawan Baitul Muqaddis hingga bukitpun akan mengecut dari bebanan yang dibawa dalam hatinya. Pada hari jumaat, 27 Rajab, 583H, yaitu pada hari Isra' Mi'raj, Salahuddin telah memasuki beranda suci tempat Rasul_Saw, naik ke langit.

Dalam buku catatan Bahauddin ia menyatakan bahwa inilah sebuah kemenangan. Ramai orang yang terdiri dari ulama, pembesar-pembesar, penjaga dan orang-orang biasa datang merayakan kegembiraan atas kemenangan ini. Kemudian ramai lagi orang datang dari pantai dan hampir semua ulama-ulama dari Mesir dan Syria datang untuk mengucapkan tahniah kepada Salahuddin. Boleh dikatakan hampir semua pembesar pembesar datang. Alunan "Allahhu Akbar" dan "Tiada tuhan melainkan Allah" telah menggema memenuhi langit.

Selepas 90 tahun kini sembahyang Ju’mat telah diadakan eperti semula di Baitul Muqaddis. Salib yang terpampang di 'Dome of Rock' te1ah diturunkan. Betapa hebatnya peristiwa ini tidak dapat digambarkan. Hanya Allah SWT saja yang tahu betapa hebatnya hari itu.

6. Salahuddin Al Ayubi yang Penyayang
Sifat penyayang dan belas kasihan Salahuddin semasa peperangan ini sangat jauh berbeda daripada kekejaman musuh Kristiannya. Ahli sejarah Kristian pun mengakui hal ini. Lane-Poole mengesahkan bahwa kebaikan hati Salahuddin telah mencegahnya daripada membalas dendam.Ia telah menuliskan dsalam bukunya bahwa Salahuddin telah menunjukkan ketinggian akhlaknya ketika orang-orang Kristian menyerah kalah. Tentaramnya sangat bertanggung jawab, menjaga peraturan di setiap jalan, mencegah segala bentuk kekerasan hinggakan tiada kedengaran orang-orang Kristiani diperlukukan tidak baik, Semua jalan keluar-masuk ke BaituI Muqaddis di pintu Nabi Daud untuk menerima uang tebusan dari orang-orang Kristiani tangannya dan seorang yang amanah telah dilantik di pintu Nabi Daud untuk menerima uang tebusan dari orang-orang Kristiani yang ditawan. Lane-Poole juga telah menuliskan bahwa Salahuddin telah mengatakan kepada pegawainya, "Adikku telah membuat infak” Padri besarpun telah berderma, sekarang giliranku pula" .Lalu ia memerintahkan pegawainya mewartakan di jalan-jalan Jerusalem bahwa siapa yang tidak mampu membayar tebusan boleh dibebaskan. Maka berbondong-bondonglah orang keluar dari pintu St. Lazarus dari pagi hingga malam. Ini merupakan sedekah Salahuddin kepada orang miskin tanpa menghitung bilangan mereka. Selanjutnya Lane-Poole menuliskan bagaimana pula tindak-tanduk tentara Kristian ketika menawan Baitul Muqaddis kali pertama pada tahun 1099. Telah tercatat dalam sejarah bahwa ketika Godfrey dan Tancred menunggang kuda di jalan-jalan Jerusalem jalan-jalan itu tersumbat dengan mayat-mayat, orang-orang Islam yang tidak bersenjata disiksa, dibakar dan dipanah dari jarak dekat di atas bumbung dan menara rumah-rumah ibadah. Darah yang membasahi bumi yang mengalir dari pembunuhan orang-orang Islam secara beramai-ramai telah mencemarkan kesucian gereja di mana sebelumnya kasih sayang sentiasa diajarkan. Maka sangat bernasib baik cara ¬orang Kristian apabila mereka dilayani dengan baik oleh Salahuddilm.

Lane-Poole juga menuliskan, jika hanya penaklukan Jerusalem saja yang diketahui mengenai Salahuddin, maka ia sudah cukup membuktikan dialah seorang penakluk yang paling penyantun dan baik hati di zamannya bahkan mungkin di sepanjang zaman.
7. Perang Salib Ketiga
Perang Salib pertama ialah kejatuhan Palestina kepada orang-orang Kristian pada tahun 1099 (490H) manakala yang kedua telah dimenangi oleh Salahuddin dalam peperangan Hittin pada tahun 583H (1187M) di mana beberapa hari kemudian ia telah menawan Baitul Muqaddis tanpa perlawanan. Kekalahan tentera Kristian ini telah menggegarkan seluruh dunia Kristian. Maka bantuan dari Eropah telah dicurahkan ke bumi Palestina. Hampir semua raja dan panglima perang dari dunia Kristian seperti Fredrick Barbossa raja Jerman, Richard The Lion raja England, Philips Augustus raja Perancis, Leopold dari Austria, Duke of Burgundy dan Count of Flanders telah bersekutu menyerang Salahuddin yang hanya dibantu oleh beberapa pembesarnya dan saudaranya serta tentaranya untuk mempertahankan kehormatan Islam. Berkat pertolongan Allah mereka tidak dapat dikalahkan oleh tentara sekutu yang besar.

Peperangan ini berlanjutan selama 5 tahun hingga menyebabkan kedua belah pihak menjadi lesu dan jemu. Akhirnya kedua belah pihak bersepakat untuk membuat perjanjian di Ramla pada tahun 588H. Perjanjian ini mengakui Salahuddin adalah penguasa Palestina seluruhnya kecuali bandar Acra diletakkan di bawah pemerintahan Kristian. Maka berakhirlah peperangan Salib ketiga.

Lane-Poole telah mencatatkan dalam perjanjian ini sebagai berakhirnya perang suci yang telah berkelanjutan selama 5 tahun. Sebelum kemenangan besar Hittin pada bulan Juli, 1187 M, tiada satu inci pun tanah Palestina di dalam tangan orang-orang Islam. Selepas Perjanjian Ramla pada bulan September, 1192 M, keseluruhanya menjadi milik mereka kecuali satu jalur kecil dari Tyre ke Jaffa. Salahuddin tidak ada rasa malu apapun dengan perjanjian ini walaupun sebahagian kecil tanah Palestina masih di tangan orang-orang Kristian.

Atas seruan Pope, seluruh dunia Kristian telah mengangkat senjata. Raja England, Perancis, Sicily dan Austria serta Duke of Burgundy, Count of Flanders dan beratus-ratus lagi pembesar-pembesar telah bersekutu membantu Raja dan Putra Mahkota Palestina untuk mengembalikan kerajaan Jerusalem kepada pemerintahan Kristian. Walau bagaimanapun ada raja yang mati dan ada yang balik dan sebahagian pembesar-pembesar Kristian telah terkubur di Tanah Suci itu, tetapi Tanah Suci itu masih di dalam tangan Salahuddin.

Selanjutnya Lane-Poole mencatatkan, seluruh kekuatan dunia Kristian yang telah ditumpukan dalam peperangan Salib ketiga tidak mengoyangkan kekuatan Salahuddin. Tenteranya mungkin telah jenuh dengan peperangan yang menyusahkan itu tetapi mereka tidak pernah undur apabila diseru untuk menjualkan jiwa raga mereka di jalan Tuhan. Tentaranya yang berada jauh di lembah Tigirs di Iraq mengeluh dengan tugas yang tidak henti-henti, tetapi ketaatan meraka yang tidak pernah berbelah hati.

Bahkan dalam peperangan Arsuf, tenteranya dari Mosil (sebuah tempat di Iraq) telah menunjukkan ketangkasan yang hebat. Dalam peperangan ini, Salahuddin memang boleh memberikan kepercayaan kepada tentara - tenteranya dari negeri Mesir, Mesopotamia,Syria, Kurdis ,Turkmans, tanah Arab dan bahkan orang-orang Islam dari mana-mana saja. Walaupun mereka berlainan bangsa dan kaum tetapi Salahuddin telah dapat menyatukan mereka di atas jalan Tuhan dari pada mula peperangan pada tahun 1187 hinggalah berakhirnya pada tahun 1192. Lane-Poole juga menuliskan dalam peperangan ini Salahuddin senantiasa syura. Ia mempunyai majlis syura (musyawarah) yang membuat keputusan-keputusan ketentaraan. Kadang-kadang majlis ini membatalkan keputusan Salahuddin sendiri. Dalam majlis ini tiada siapa yang mempunyai suara lebih berat tiada siapa yang lebih mempengaruhi fikiran Salahuddin. Semuanya sama saja. Dalam majlis itu ada adiknya, anak-anaknya, anak saudaranya, sahabat-sahabat lamanya, pembesar-pembesar tentera, kadi, bendahari dan setia usaha. Semuanya mempunyai sumbangan yang sama banyak dalam membuat keputusan. Pendeknya semuanya menyumbang dalam kepakaran masing-masing. Walau apa pun perbincangan dan perdebatan dalam majlis itu, mereka memberikan ketaatan mereka kepada Shalahuddin.

8. Wafatnya Shalahuddin Al Ayubi

Pada hari Rabu, 27 Safar, 589H, pulanglah Salahuddin ke rahmatullah selepas berhempas pulas mengembalikan tanah air Islam pada usia 57 tahun. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis mengenai hari-hari terakhir Salahuddin. Pada malam 27 Safar, 12 hari selepas ia jatuh sakit, ia telah menjadi sangat lemah. Syeikh Abu Ja'afar seorang yang wara' telah diminta menemami Salahuddin di Istana supaya jika ia nazak, bacaan Qur'an dan syahadah boleh diperdengarkan kepadanya. '

Memang pada malam itu telah nampak tanda-tanda berakhirnya hayat Salahuddin. Syeikh Abu Jaafar telah duduk di tepi katilnya semenjak 3 hari yang lepas membacakan Qur'an. Dalam masa ini Salahuddin selalu pingsan dan sadar sebentar. Apabila Syeikh Abu Jaafar membacakan ayat, "Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata" (Al-Hasyr: 22), Salahuddin membuka matanya sambil senyum, mukanya berseri dan dengan nada yang gembira ia berkata, "Memang benar". Selepas ia mengucapkan kata-kata itu rohnya pun kembali ke rahmatullah. Masa ini ialah sebelum subuh, 27 Safaw_
Seterusnya Bahauddin menceritakan Salahuddin tidak meninggalkan, harta kecuali satu dinar dan 47 dirham ketika ia wafat. Tiada rumah ¬rumah, barang-barang, tanah, kebun dan harta-harta lain yang ditinggalkannya. Bahkan harta yang ditinggalkannya tidak cukup untuk ongkos pengkebumiannya. Keluarganya terpaksa meminjam uang menanggung ongkos pengkebumian ini. Bahkan kain kafan pun diberikan ¬oleh seorang menterinya.
9. Salahuddin yang Wara'
Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah mencatatkan berkenaan kewarakan Salahuddin. Satu hari ia berkata bahwa ia telah lama tidak pergi sembahyang berjemaah. Ia memang Suka sembahyang berjamaah, bahkan ketika sakitnya ia akan memaksa dirimya berdiri di belakang imam. Disebabkan sembahyang adalah ibadah utama yang diasaskan oleh Rasulullah saw, ia sentiasa mengerjakan sembahyang sunnat malam. Jika disebabkan hal tertentu ia tidak dapat sembahyang malam ia akan menunaikannya ketika hampir subuh. Bahauddin melihatnya senantiasa sembahyang di belakang imam ketika sakitnya, kecuali tiga terakhir di mana ia sangat lemah dan selalu pingsan.

Tetapi ia tidak pernah tinggal sembahyang fardhu. Ia tidak pernah membayar zakat kerana ia tidak mempunyai harta yang cukup
padanya kepada fakir miskin dan kepada yang memerlukan hinggaxan ketika wafatnya ia hanya memiliki 47 dirham wang perak dan satu dinar wang emas. Ia tidak meninggalkan harta.
Bahauddin juga mencatatkan bahawa Salahuddin tidak pernah meninggalkan puasa Ramadhan kecuali hanya sekali apabila dinasihatkan oleh Kadi Fadhil. Ketika sakitnya pun ia berpuasa sehinggalah doktor menasihat kannya dengan keras supaya berbuka. Lalu ia berbuka dengan hati yang berat sambil berkata, "Aku tak tahu bila ajal akam menemuiku". Maka segera ia membayar fidyah.

Dalam catatan Bahauddin juga menunjukkan Salahuddin teringin sangat menunaikan haji ke Mekah tetapi ia tidak pernah berkesempatan. Pada tahun kewafatannya, keinginannya menunaikan haji telah menjadi- jadi tetapi ditakdirkan. Ia sangat gemar mendengar bacaan Qur’an_ Dalam medan peperangan ia acap kali duduk mendengar bacaan Qur'an para pengawal yang dilawatnya sehingga 3 atau 4 juzu' semalaman. Ia mendengar dengan sepenuh hati dan perhatian sehingga air matanya membasahi dagunya.

Ia juga gemar mendengar bacaan hadis Rasulullah saw. Ia akan memerintahkan orang-orang yang bersamanya duduk apabila hadis dibacakan. Apabila ulama hadis datang ke bandar, ia akan pergi mendengar kuliahnya. Kadang kadang ia sendiri membacakan hadis dengan mata yang berlinang. Dalam peperangan kadang-kadang ia berhenti di antara musuh-musuh yang datang untuk mendengarkan hadis hadis dibacakan kepadanya.

Salahuddin sangat yakin dan percaya kepada pertolongan Allah. Dan biasa meletakkan segala harapannya kepada Allah terutama ketika dalam kesusahan. Pada satu ketika ia berada di Jerusalem yang pada masa itu seolah-olah tidak dapat bertahan lagi dari pada kepungan tentera bersekutu Kristian. Walaupun keadaan sangat terdesak enggan untuk meninggalkan kota suci itu. Malam itu adalah malam Jumaat musim sejuk. Bahauddin mencatatkan, "Hanya aku dan Salahuddin saja pada masa itu. Ia menghabiskan masa malam itu dengan bersembahyang dan munajat.

Pada tengah malam saya minta supaya ia berehat tetapi jawanya "Ku fikir kau mengantuk. Pergilah tidur sejenak". Bila hampis subuh akupun bangun dan pergi mendapatkannya. Aku dapati ia siang membasuh tangannya. "Aku tidak tidur semalam" katanya. Selepas sembahyang subuh aku berkata kepadanya, "Kau kena munajat kepada Allah memohon pertolongan-Nya". Lalu ia bertanya, "Apa yang perlu kulakukan?"

Aku menjawab, Hari ini hari Jumaat. Engkau mandilah sebelum pergi ke masjid Aqsa. Keluarkanlah infaq dengan senyap-senyap. Apabila kau tiba di masjid, sembahyanglah dua rakaat selepas azan di tempat Rasulullah saw pernah sembahyang sebelum mi'raj dahulu. Aku pernah membaca hadis do’a yang dibuat di tempat itu adalah mustajab,. Oleh itu kau bermunajad-lah kepada Allah dengan ucapan ;

"Ya Tuhanku, aku telah kehabisan segala bekalanku. Kini aku mohon pertolonga-n-Mau. Aku menyerahkan diriku kepada-Mu. Aku yakin hanya Engkau sahaja yang boleh menolongku dalam keadaan yang genting ini."

Aku mengatakan kepadanya, "Aku sangat berharap Allah akan mengkabulkan doamu". Lalu Salahuddin melakukan apa yang ku usulkan_. Aku berada di sebelahnya ketika dahinya mencegah bumi sambil menangis hingga air matanya mambasahi janggutnya dan menitik ke tempat sembahyang. Aku tidak tahu apa yang dido’akannya tetapi aku melihat tanda-tanda do’anya dikabulkan sebelum hari itu berakhir. Perbalahan berlaku di antara musuh-musuh yang menatijahkan berita baik bagi kami beberapa hari kemudian. Akhirnya mereka membuka kemah-kemah mereka dan berangkat ke Ramla pada hari Senin pagi"
10. Perangai dan akhlak Salahuddin Al ayubi
Siapa yang rapat dengannya mengatakan ia adalah seorang Islam yang taat kepada Allah, sangat peka kepada keadilan, pemurah, lembut hati, sabar dan tekun. Bahauddin bin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah mencatatkan ia telah memberikan masa untuk rakyat dua kali seminggu, yaitu pada hari Senin dan Selasa. Pada masa ini la disertai oleh pembesar-pembesar negara, ulama dan kadi. Semua orang boleh berjumpa dengannya. Ia sendiri akan membacakan aduan yang diterimanya dan mengucapkan untuk dituliskan oleh juru tulis tindakan yang perlu diambil dan terus ditandatanganinya pada masa itu juga. Ia tidak pernah membenarkan orang meninggalkannya selagi ia belum menyempurnakan hajat orang itu. Dalam masa yang sama ia sentiasa bertasbih kepada Allah.

Jika ada orang membuat aduan, ia akan mendengarkan dengan teliti dan kemudian memberikan keputusannya. Suatu hari seorang lelaki telah membuat aduan berkenaan Taqiuddin, anak saudaranya sendirl. Dengan segera ia memanggil anak saudaranya itu dan meminta penjelasan. Dalam ketika yang lain ada orang yang membuat tuduhan kepada Salahuddin sendiri. Yang memerlukan penyiasatan. Walaupun tuduhan orang itu didapati tidak berasas, ia telah menghadiahkan orang itu sehelai jubah dan beberapa pemberian yang lain.

Ia adalah seorang yang mulia dan baik hati, lemah lembut penyabar dan sangat benci kepada ketidak adilan. Ia senantiasa mengabaikan kehilafan-kehilafan pembantu-pembantu dan khadam-khadamnya. Jika mereka melakukan kesilapan yang memanaskan hatinya ia tidak pernah menyebabkan kemarahannya menjatuhkan air muka mereka. Pada suatu ketika ia pernah meminta air minum, tetapi entah apa sebabnya air itu tidak diberikan kepadanya. Ia meminta sehingga lima kali lalu berkata, "Aku hampir mati kehausan". Ia kemudian meminum air yang dibawakan kepadanya tanpa menunjukkan kemarahan.

Ketika yang lain ia hendak mandi selepas mengalami sakit yang agak lama. Didapatinya air yang disediakan agak panas, lalu ia meminta air sejuk. Sebanyak dua kali khadamnya menyebabkan air sejuk terpercik kepadanya. Disebabkan ia belum benar-benar sehat, ia merasa kesejukan tetapi ia hanya berkata kepada khadamnya, "Katakan sajalah kalau kau tak suka kepadaku". Lalu khadam itu cepat-cepat minta maaf dan Salahuddin terus memaafkannya.

Bahauddin juga telah mencatatkan beberapa peristiwa yang menunjukkan sifat pemurah dan baik hati Salahuddin. Kadang-kadang kawasan yang baru ditawannya pun diberikannya kepada pengikutnya. Satu ketika ia telah berjaya menawan bandar 'Amad. Lalu seorang perwira tentera, Qurrah Arslan, menyatakan keinginannya untuk memerintah bandar itu. Dengan senang hati ia memberikannya. Bahkan dalam beberapa ketika ia menjualkan hartanya semata-mata untuk membeli hadiah. Melihat betapa pemurahnya Salahuddin, bendaharinya selalu merahasiakan baki uang simpanan untuk digunakan semasa kecemasan.

Jika ia tahu, ia akan menyedekahkan khazanah negara sehingga habis. Salahuddin pernah mengatakan ada orang baginya uang dan debu sama saja. "Aku tahu", kata Bahauddin, Ia mengatakan dirinya, Salahuddin tidak pernah membiarkan tetamunya meninggalkannya tanpa hadiah atau sembarang bentuk pemberian tanda penghargaan, walaupun tamunya itu seorang kafir. Raja Saida pernah melawat Salahuddin dan ia menyambutnya dengan tangat terbuka, melayaninya dengan hormat dan mengambil kesempatan menerangkan Islam. Bahkan Salahuddin senantiasa mengirimkan kepada musuhnya barang dan buah-buahan kepada Richard the Lion, musuh beratnya, ketika Raja Inggeris itu sakit.

Hatinya memang sangat lembut hingga ia sangat mudah terkesan apabila melihat orang dalam kesusahan dan kesedihan. Suatu hari seorang perempuan Kristian datang mengadu kehilangan bayinya_ Perempuan itu menangis dan meraung di depan Salahuddin sambil menceritakan bayinya dicuri dari kemahnya. Perempuan itu seterusnya mengatakan ia telah dimaklumkan hanya Salahuddin saja yang boleh mendapatkan bayi itu kembali. Hatinya tersentuh mendengar cerita perempuan itu lalu iapun turut menangis. Ia segera memerintakan pegawai-pegawainya mencari bayi itu di pasar hamba-sahaya. Tidak lama kemudian bayi itu telah dapat dibawa kembali lalu dengan rasa gembira mendo’akan kesejahteraan Salahuddin.





















































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































DR.H.Ridjaluddin.FN.M.Ag
SHALAHUDDIN AL-AYYUBI
Pahlawan Islam penguasa Negeri Mesir

1. Kehidupan Salahuddin al Ayubi
Shalahuddin dibesarkan sama seperti anak-anak orang Kurdi pada umumnya. Pendidikannya juga seperti orang lain, belajar ilmu-ilmu sains di samping seni berperang dan bela diri. Tiada seorangpun yang menyangka sebelumnya bahwa ia dapat menguasai negeri Mesir dan menentang tentara Salib, bahwa anak Kurdi ini suatu hari nanti akan merampas kembali Palestina dan menjadi pembela akidah Islamiyah yang hebat. Dan tiada seorangpun yang menyangka pencapaiannya demikian begitu hebat sehingga menjadi contoh dan perangsang dalam memerangi kekufuran hingga hari ini.

Stanley Lane Poole (1914) seorang penulis Barat mensifati Salahuddin sebagai anak seorang tokoh pemerintahan yang memiliki kelebihan daripada orang lain tetapi tidak menunjukkan satupun tanda-tanda ia akan menjadi orang hebat pada masa depan dan ia selalu menunjukknan akhlak yang mulia.

Walau bagaimanapun Allah telah mentakdirkannya untuk menyadi pemimpin besar pada zamannya dan Allah SWT telah menyediakan dan memudahkan jalan-jalannya untuk menjadi pemimpin agung itu. Ketika ia menjadi tentara A1-Malik Nuruddin, sultan Aleppo, ia diperintahkan untuk pergi ke Mesir. Pada masa itu Mesir diperintah oleh sebuah kerajaan Syi'ah yang tidak bernaung di bawah khalifah. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis bahwa Salahuddin sangat kuat keinginannya dan memaksa diri untuk pergi ke negeri Mesir, bagaikan orang yang hendak di bawa ke tempat pembunuhan .

Tetapi itulah sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan firman Allah, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu" (Qs. Al-Baqarah:ayat 216).
Ketika Salahuddin menguasai Mesir, ia tiba-tiba berubah. Ia yakin bahwa Allah SWT telah memberikan tugas yang harus dipertanggung jawabkan kepadaNya, satu tugas yang ia rasa amat berat yang tak mungkin dapat dilaksanakan jika ia tidak bersungguh-sungguh melaksanakannya. Bahauddin telah menuliskan dalam catatannya bahwa Salahuddin sebaik-baik saja ia menjadi pemerintah Mesir. Dunia dan kesenangannya telah lenyap dari pandangan matanya. Dengan hati yang rendah dan syukur kepada Allah SWT ia telah menolak godaan-godaan dunia dan segala kesenangannya

Bahkan Sarjana Barat Stanley Lane Poole (1914) telah menuliskan bahwa Salahuddin mengubah cara hidupnya kepada yang lebih keras. Ia bertambah wara' dan menjalani hidup yang lebih berdisiplin dan sederhana. Ia mengenyampingkan corak hidup senang dan memilih corak hidup "Spartan" yang menjadi contoh kepada tentaranya. Ia mencurahkan seluruh tenaganya untuk satu tujuan yaitu untuk membina kekuasaan Islam yang cukup kuat untuk dapat menghalau orang kafir dari negeri Islam.
Salahuddin pernah berkata, “ketika Allah menganugerahkan aku bumi Mesir, aku yakin Dia juga bermaksud Palestina untukku”.Hal ini yang menyebabkan ia memenangkan perjuangan Islam. Sehubungan dengan ia telah menyerahkan dirinya untuk jalan jihad.
2. Semangat Jihad dari Salahuddin Al Ayubi
Fikiran Salahuddin senantiasa tertumpu kepada jihad di jaIan Allah. Bahauddin telah mencatatkan bahwa semangat Salahuddin yang berkobar-kobar untuk berjihad menentang tentara Salib telah menyebabkan jihad menjadi tajuk perbincangan yang paling digemarinya. Ia senantiasa meluangkan seluruh tenaganya untuk memperkuat pasukan tentaranya, mencari mujahid-mujahid dan senjata untuk tujuan berjihad.
Jika ada sahabat dan kawan yang memperbincangkan kepada dirinya tentang perjuangan Islam (jihad fi sabilillah) ia akan memberikan sepenuh perhatian. Sehubungan dengan ini ia lebih banyak dan senang di dalam kemah perang daripada duduk di istana bersama sanak keluarga. Siapa saja yang menggalakkannya berjihad di jalan Allah SWT membela Islam akan mendapat kepercayaannya. Siapa saja yang memperhatikan akan dapat melihat apabila ia telah memuliakan jihad melawan tentera salib ia akan menumpahkan seluruh perhatiannya kepada persiapan perang dan menaikkan semangat tenteranya.

Dalam medan peperangan ia bagaikan seorang ibu yang garang karena kehilanqan anak tunggal akibat dibunuh oleh tangan jahat (musuh). Ia akan bergerak dari satu ujung medan peperangan ke ujung yang lain untuk mengingatkan tentaranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah semata. Ia juga akan pergi ke seluruh pelosok tanah air dengan mata yang berlinang mengajak manusia supaya bangkit membela Islam.
Ketika ia mengepung Acre ia hanya minum saja, itupun selepas dipaksa oleh dokter pribadinya tanpa makan. Dokter itu berkata bahwa Salahuddin hanya makan beberapa suap makanan semenjak hari jumat hingga senin karena ia tidak mau perhatiannya kepada peperangan terganggu

3. Peperangan Hittin

Satu sisi peperangan yang sangat sengit telah terjadi antara tentara Salahuddin dengan tentera Salib di kawasan Tiberias di kaki bukit Hittin. Akhir dari peperangan itu pada 24 Rabiul-Akhir, 583 H, tentera Salib telah dapat dikalahkan. Dalam peperangan ini Raja Kristian yang memerintah Palestina telah dapat di tawan beserta adiknya Reginald dari Chatillon. Pembesar-pembesar lain yang dapat ditawan ialah Joscelin dari Courtenay, Humphrey dari Toron dan beberapa orang ternama yang lain. Ramai juga tentera-tentera Salib berpangkat tinggi telah tertawan. Stanley Lane-Poole menceritakan bahwa dapat dilihat seorang tentara Islam telah membawa 30 orang tentara Kristian yang ditawannya sendiri diikat dengan tali kemah.
Mayat-mayat tentara Kristian bertimbun-timbun seperti batu di atas batu di antara salib-salib yang patah, potongan tangan dan kaki dan kepala-kepala manusia berguling seperti buah tembakau. Dinyatakan 30,000 tentera Kristian telah mati dalam peperangan ini. Setahun selepas peperangan, timbunan tulang dapat dilihat memutih dari kejauhan.
4. Kecintaan Salahuddin kepada Islam
Peperangan Hittin telah menyerahkan kecintaan Salahuddin kepada Islam. Stanley Lane-Poole menulis bahwa Salahuddin berkemah di medan peperangan semasa peperanggan Hittin. Pada satu ketika setelah kemahnya didirikan diperintahkannya tawanan perang dibawa kehadapannya. Maka dibawalah Raja Palestina dan Reginald dari Chatillon masuk ke kemahnya. Dipersilahkan sang Raja duduk di dekatnya. Kemudian ia bangun pergi kehadapan Reginald lalu berkata;
“Dua kali aku telah bersumpah untuk membunuhnya. Pertama ketika ia bersumpah akan melanggar dua kota suci dan kedua ketika ia menyerang jamaah haji. Ketahuilah aku akan menuntut bela Muhammad Saw atasnya”
Lalu ia menghunuskan pedangnya dan memenggal kepala Reginald. Mayatnya kemudian dibawa keluar oleh pengawal dari kemah.Raja Palestina apabila melihat adiknya dipancung, ia menggeletar karena menyangka gilirannya akan tiba. Tetapi Salahuddin menjamin tidak akan mengapa-apakannya sambil berkata,
"Bukanlah kelaziman seorang raja membunuh raja yang lain, tetapi orang itu telah melanggar segala batas-batas, jadi terjadilah apa yang telah terjadi".
Tindakan Salahuddin adalah disebabkan tindakan kebiadaban Reginald kepada Islam dan Nabi Muhammad Saw. Sangat keterlaluan. Bahauddin bin Shaddad, penasihat kepercayaan Salahuddin mencatatkan bila jamaah haji dari Palestina diserang dicederakan tanpa belas kasihan oleh Reginald, di antara tawanannya merayu supaya mereka dikasihani. Tetapi Reginald dengan angkuhnya mengatakan;

"Mintalah kepada Nabi kamu, Muhammad, untuk menyelamatkan kamu".

Ketika ia mendengar berita ini ia telah berjanji akan membunuh Reginald dengan tangannya sendiri apabila ia dapat menangkapnya.

5. Menawan Baitul Muqaddis.

Kemenangan peperangan Hittin telah membuka jalan mudah kepada Salahuddin untuk menawan Baitul Muqaddis. Bahauddin telah mencatatkan bahwa Salahuddin sangat sangat berhajat untuk menawan Baitul Muqaddis hingga bukitpun akan mengecut dari bebanan yang dibawa dalam hatinya. Pada hari jumaat, 27 Rajab, 583H, yaitu pada hari Isra' Mi'raj, Salahuddin telah memasuki beranda suci tempat Rasul_Saw, naik ke langit.

Dalam buku catatan Bahauddin ia menyatakan bahwa inilah sebuah kemenangan. Ramai orang yang terdiri dari ulama, pembesar-pembesar, penjaga dan orang-orang biasa datang merayakan kegembiraan atas kemenangan ini. Kemudian ramai lagi orang datang dari pantai dan hampir semua ulama-ulama dari Mesir dan Syria datang untuk mengucapkan tahniah kepada Salahuddin. Boleh dikatakan hampir semua pembesar pembesar datang. Alunan "Allahhu Akbar" dan "Tiada tuhan melainkan Allah" telah menggema memenuhi langit.

Selepas 90 tahun kini sembahyang Ju’mat telah diadakan eperti semula di Baitul Muqaddis. Salib yang terpampang di 'Dome of Rock' te1ah diturunkan. Betapa hebatnya peristiwa ini tidak dapat digambarkan. Hanya Allah SWT saja yang tahu betapa hebatnya hari itu.

6. Salahuddin Al Ayubi yang Penyayang
Sifat penyayang dan belas kasihan Salahuddin semasa peperangan ini sangat jauh berbeda daripada kekejaman musuh Kristiannya. Ahli sejarah Kristian pun mengakui hal ini. Lane-Poole mengesahkan bahwa kebaikan hati Salahuddin telah mencegahnya daripada membalas dendam.Ia telah menuliskan dsalam bukunya bahwa Salahuddin telah menunjukkan ketinggian akhlaknya ketika orang-orang Kristian menyerah kalah. Tentaramnya sangat bertanggung jawab, menjaga peraturan di setiap jalan, mencegah segala bentuk kekerasan hinggakan tiada kedengaran orang-orang Kristiani diperlukukan tidak baik, Semua jalan keluar-masuk ke BaituI Muqaddis di pintu Nabi Daud untuk menerima uang tebusan dari orang-orang Kristiani tangannya dan seorang yang amanah telah dilantik di pintu Nabi Daud untuk menerima uang tebusan dari orang-orang Kristiani yang ditawan. Lane-Poole juga telah menuliskan bahwa Salahuddin telah mengatakan kepada pegawainya, "Adikku telah membuat infak” Padri besarpun telah berderma, sekarang giliranku pula" .Lalu ia memerintahkan pegawainya mewartakan di jalan-jalan Jerusalem bahwa siapa yang tidak mampu membayar tebusan boleh dibebaskan. Maka berbondong-bondonglah orang keluar dari pintu St. Lazarus dari pagi hingga malam. Ini merupakan sedekah Salahuddin kepada orang miskin tanpa menghitung bilangan mereka. Selanjutnya Lane-Poole menuliskan bagaimana pula tindak-tanduk tentara Kristian ketika menawan Baitul Muqaddis kali pertama pada tahun 1099. Telah tercatat dalam sejarah bahwa ketika Godfrey dan Tancred menunggang kuda di jalan-jalan Jerusalem jalan-jalan itu tersumbat dengan mayat-mayat, orang-orang Islam yang tidak bersenjata disiksa, dibakar dan dipanah dari jarak dekat di atas bumbung dan menara rumah-rumah ibadah. Darah yang membasahi bumi yang mengalir dari pembunuhan orang-orang Islam secara beramai-ramai telah mencemarkan kesucian gereja di mana sebelumnya kasih sayang sentiasa diajarkan. Maka sangat bernasib baik cara ¬orang Kristian apabila mereka dilayani dengan baik oleh Salahuddilm.

Lane-Poole juga menuliskan, jika hanya penaklukan Jerusalem saja yang diketahui mengenai Salahuddin, maka ia sudah cukup membuktikan dialah seorang penakluk yang paling penyantun dan baik hati di zamannya bahkan mungkin di sepanjang zaman.
7. Perang Salib Ketiga
Perang Salib pertama ialah kejatuhan Palestina kepada orang-orang Kristian pada tahun 1099 (490H) manakala yang kedua telah dimenangi oleh Salahuddin dalam peperangan Hittin pada tahun 583H (1187M) di mana beberapa hari kemudian ia telah menawan Baitul Muqaddis tanpa perlawanan. Kekalahan tentera Kristian ini telah menggegarkan seluruh dunia Kristian. Maka bantuan dari Eropah telah dicurahkan ke bumi Palestina. Hampir semua raja dan panglima perang dari dunia Kristian seperti Fredrick Barbossa raja Jerman, Richard The Lion raja England, Philips Augustus raja Perancis, Leopold dari Austria, Duke of Burgundy dan Count of Flanders telah bersekutu menyerang Salahuddin yang hanya dibantu oleh beberapa pembesarnya dan saudaranya serta tentaranya untuk mempertahankan kehormatan Islam. Berkat pertolongan Allah mereka tidak dapat dikalahkan oleh tentara sekutu yang besar.

Peperangan ini berlanjutan selama 5 tahun hingga menyebabkan kedua belah pihak menjadi lesu dan jemu. Akhirnya kedua belah pihak bersepakat untuk membuat perjanjian di Ramla pada tahun 588H. Perjanjian ini mengakui Salahuddin adalah penguasa Palestina seluruhnya kecuali bandar Acra diletakkan di bawah pemerintahan Kristian. Maka berakhirlah peperangan Salib ketiga.

Lane-Poole telah mencatatkan dalam perjanjian ini sebagai berakhirnya perang suci yang telah berkelanjutan selama 5 tahun. Sebelum kemenangan besar Hittin pada bulan Juli, 1187 M, tiada satu inci pun tanah Palestina di dalam tangan orang-orang Islam. Selepas Perjanjian Ramla pada bulan September, 1192 M, keseluruhanya menjadi milik mereka kecuali satu jalur kecil dari Tyre ke Jaffa. Salahuddin tidak ada rasa malu apapun dengan perjanjian ini walaupun sebahagian kecil tanah Palestina masih di tangan orang-orang Kristian.

Atas seruan Pope, seluruh dunia Kristian telah mengangkat senjata. Raja England, Perancis, Sicily dan Austria serta Duke of Burgundy, Count of Flanders dan beratus-ratus lagi pembesar-pembesar telah bersekutu membantu Raja dan Putra Mahkota Palestina untuk mengembalikan kerajaan Jerusalem kepada pemerintahan Kristian. Walau bagaimanapun ada raja yang mati dan ada yang balik dan sebahagian pembesar-pembesar Kristian telah terkubur di Tanah Suci itu, tetapi Tanah Suci itu masih di dalam tangan Salahuddin.

Selanjutnya Lane-Poole mencatatkan, seluruh kekuatan dunia Kristian yang telah ditumpukan dalam peperangan Salib ketiga tidak mengoyangkan kekuatan Salahuddin. Tenteranya mungkin telah jenuh dengan peperangan yang menyusahkan itu tetapi mereka tidak pernah undur apabila diseru untuk menjualkan jiwa raga mereka di jalan Tuhan. Tentaranya yang berada jauh di lembah Tigirs di Iraq mengeluh dengan tugas yang tidak henti-henti, tetapi ketaatan meraka yang tidak pernah berbelah hati.

Bahkan dalam peperangan Arsuf, tenteranya dari Mosil (sebuah tempat di Iraq) telah menunjukkan ketangkasan yang hebat. Dalam peperangan ini, Salahuddin memang boleh memberikan kepercayaan kepada tentara - tenteranya dari negeri Mesir, Mesopotamia,Syria, Kurdis ,Turkmans, tanah Arab dan bahkan orang-orang Islam dari mana-mana saja. Walaupun mereka berlainan bangsa dan kaum tetapi Salahuddin telah dapat menyatukan mereka di atas jalan Tuhan dari pada mula peperangan pada tahun 1187 hinggalah berakhirnya pada tahun 1192. Lane-Poole juga menuliskan dalam peperangan ini Salahuddin senantiasa syura. Ia mempunyai majlis syura (musyawarah) yang membuat keputusan-keputusan ketentaraan. Kadang-kadang majlis ini membatalkan keputusan Salahuddin sendiri. Dalam majlis ini tiada siapa yang mempunyai suara lebih berat tiada siapa yang lebih mempengaruhi fikiran Salahuddin. Semuanya sama saja. Dalam majlis itu ada adiknya, anak-anaknya, anak saudaranya, sahabat-sahabat lamanya, pembesar-pembesar tentera, kadi, bendahari dan setia usaha. Semuanya mempunyai sumbangan yang sama banyak dalam membuat keputusan. Pendeknya semuanya menyumbang dalam kepakaran masing-masing. Walau apa pun perbincangan dan perdebatan dalam majlis itu, mereka memberikan ketaatan mereka kepada Shalahuddin.

8. Wafatnya Shalahuddin Al Ayubi

Pada hari Rabu, 27 Safar, 589H, pulanglah Salahuddin ke rahmatullah selepas berhempas pulas mengembalikan tanah air Islam pada usia 57 tahun. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis mengenai hari-hari terakhir Salahuddin. Pada malam 27 Safar, 12 hari selepas ia jatuh sakit, ia telah menjadi sangat lemah. Syeikh Abu Ja'afar seorang yang wara' telah diminta menemami Salahuddin di Istana supaya jika ia nazak, bacaan Qur'an dan syahadah boleh diperdengarkan kepadanya. '

Memang pada malam itu telah nampak tanda-tanda berakhirnya hayat Salahuddin. Syeikh Abu Jaafar telah duduk di tepi katilnya semenjak 3 hari yang lepas membacakan Qur'an. Dalam masa ini Salahuddin selalu pingsan dan sadar sebentar. Apabila Syeikh Abu Jaafar membacakan ayat, "Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata" (Al-Hasyr: 22), Salahuddin membuka matanya sambil senyum, mukanya berseri dan dengan nada yang gembira ia berkata, "Memang benar". Selepas ia mengucapkan kata-kata itu rohnya pun kembali ke rahmatullah. Masa ini ialah sebelum subuh, 27 Safaw_
Seterusnya Bahauddin menceritakan Salahuddin tidak meninggalkan, harta kecuali satu dinar dan 47 dirham ketika ia wafat. Tiada rumah ¬rumah, barang-barang, tanah, kebun dan harta-harta lain yang ditinggalkannya. Bahkan harta yang ditinggalkannya tidak cukup untuk ongkos pengkebumiannya. Keluarganya terpaksa meminjam uang menanggung ongkos pengkebumian ini. Bahkan kain kafan pun diberikan ¬oleh seorang menterinya.
9. Salahuddin yang Wara'
Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah mencatatkan berkenaan kewarakan Salahuddin. Satu hari ia berkata bahwa ia telah lama tidak pergi sembahyang berjemaah. Ia memang Suka sembahyang berjamaah, bahkan ketika sakitnya ia akan memaksa dirimya berdiri di belakang imam. Disebabkan sembahyang adalah ibadah utama yang diasaskan oleh Rasulullah saw, ia sentiasa mengerjakan sembahyang sunnat malam. Jika disebabkan hal tertentu ia tidak dapat sembahyang malam ia akan menunaikannya ketika hampir subuh. Bahauddin melihatnya senantiasa sembahyang di belakang imam ketika sakitnya, kecuali tiga terakhir di mana ia sangat lemah dan selalu pingsan.

Tetapi ia tidak pernah tinggal sembahyang fardhu. Ia tidak pernah membayar zakat kerana ia tidak mempunyai harta yang cukup
padanya kepada fakir miskin dan kepada yang memerlukan hinggaxan ketika wafatnya ia hanya memiliki 47 dirham wang perak dan satu dinar wang emas. Ia tidak meninggalkan harta.
Bahauddin juga mencatatkan bahawa Salahuddin tidak pernah meninggalkan puasa Ramadhan kecuali hanya sekali apabila dinasihatkan oleh Kadi Fadhil. Ketika sakitnya pun ia berpuasa sehinggalah doktor menasihat kannya dengan keras supaya berbuka. Lalu ia berbuka dengan hati yang berat sambil berkata, "Aku tak tahu bila ajal akam menemuiku". Maka segera ia membayar fidyah.

Dalam catatan Bahauddin juga menunjukkan Salahuddin teringin sangat menunaikan haji ke Mekah tetapi ia tidak pernah berkesempatan. Pada tahun kewafatannya, keinginannya menunaikan haji telah menjadi- jadi tetapi ditakdirkan. Ia sangat gemar mendengar bacaan Qur’an_ Dalam medan peperangan ia acap kali duduk mendengar bacaan Qur'an para pengawal yang dilawatnya sehingga 3 atau 4 juzu' semalaman. Ia mendengar dengan sepenuh hati dan perhatian sehingga air matanya membasahi dagunya.

Ia juga gemar mendengar bacaan hadis Rasulullah saw. Ia akan memerintahkan orang-orang yang bersamanya duduk apabila hadis dibacakan. Apabila ulama hadis datang ke bandar, ia akan pergi mendengar kuliahnya. Kadang kadang ia sendiri membacakan hadis dengan mata yang berlinang. Dalam peperangan kadang-kadang ia berhenti di antara musuh-musuh yang datang untuk mendengarkan hadis hadis dibacakan kepadanya.

Salahuddin sangat yakin dan percaya kepada pertolongan Allah. Dan biasa meletakkan segala harapannya kepada Allah terutama ketika dalam kesusahan. Pada satu ketika ia berada di Jerusalem yang pada masa itu seolah-olah tidak dapat bertahan lagi dari pada kepungan tentera bersekutu Kristian. Walaupun keadaan sangat terdesak enggan untuk meninggalkan kota suci itu. Malam itu adalah malam Jumaat musim sejuk. Bahauddin mencatatkan, "Hanya aku dan Salahuddin saja pada masa itu. Ia menghabiskan masa malam itu dengan bersembahyang dan munajat.

Pada tengah malam saya minta supaya ia berehat tetapi jawanya "Ku fikir kau mengantuk. Pergilah tidur sejenak". Bila hampis subuh akupun bangun dan pergi mendapatkannya. Aku dapati ia siang membasuh tangannya. "Aku tidak tidur semalam" katanya. Selepas sembahyang subuh aku berkata kepadanya, "Kau kena munajat kepada Allah memohon pertolongan-Nya". Lalu ia bertanya, "Apa yang perlu kulakukan?"

Aku menjawab, Hari ini hari Jumaat. Engkau mandilah sebelum pergi ke masjid Aqsa. Keluarkanlah infaq dengan senyap-senyap. Apabila kau tiba di masjid, sembahyanglah dua rakaat selepas azan di tempat Rasulullah saw pernah sembahyang sebelum mi'raj dahulu. Aku pernah membaca hadis do’a yang dibuat di tempat itu adalah mustajab,. Oleh itu kau bermunajad-lah kepada Allah dengan ucapan ;

"Ya Tuhanku, aku telah kehabisan segala bekalanku. Kini aku mohon pertolonga-n-Mau. Aku menyerahkan diriku kepada-Mu. Aku yakin hanya Engkau sahaja yang boleh menolongku dalam keadaan yang genting ini."

Aku mengatakan kepadanya, "Aku sangat berharap Allah akan mengkabulkan doamu". Lalu Salahuddin melakukan apa yang ku usulkan_. Aku berada di sebelahnya ketika dahinya mencegah bumi sambil menangis hingga air matanya mambasahi janggutnya dan menitik ke tempat sembahyang. Aku tidak tahu apa yang dido’akannya tetapi aku melihat tanda-tanda do’anya dikabulkan sebelum hari itu berakhir. Perbalahan berlaku di antara musuh-musuh yang menatijahkan berita baik bagi kami beberapa hari kemudian. Akhirnya mereka membuka kemah-kemah mereka dan berangkat ke Ramla pada hari Senin pagi"
10. Perangai dan akhlak Salahuddin Al ayubi
Siapa yang rapat dengannya mengatakan ia adalah seorang Islam yang taat kepada Allah, sangat peka kepada keadilan, pemurah, lembut hati, sabar dan tekun. Bahauddin bin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah mencatatkan ia telah memberikan masa untuk rakyat dua kali seminggu, yaitu pada hari Senin dan Selasa. Pada masa ini la disertai oleh pembesar-pembesar negara, ulama dan kadi. Semua orang boleh berjumpa dengannya. Ia sendiri akan membacakan aduan yang diterimanya dan mengucapkan untuk dituliskan oleh juru tulis tindakan yang perlu diambil dan terus ditandatanganinya pada masa itu juga. Ia tidak pernah membenarkan orang meninggalkannya selagi ia belum menyempurnakan hajat orang itu. Dalam masa yang sama ia sentiasa bertasbih kepada Allah.

Jika ada orang membuat aduan, ia akan mendengarkan dengan teliti dan kemudian memberikan keputusannya. Suatu hari seorang lelaki telah membuat aduan berkenaan Taqiuddin, anak saudaranya sendirl. Dengan segera ia memanggil anak saudaranya itu dan meminta penjelasan. Dalam ketika yang lain ada orang yang membuat tuduhan kepada Salahuddin sendiri. Yang memerlukan penyiasatan. Walaupun tuduhan orang itu didapati tidak berasas, ia telah menghadiahkan orang itu sehelai jubah dan beberapa pemberian yang lain.

Ia adalah seorang yang mulia dan baik hati, lemah lembut penyabar dan sangat benci kepada ketidak adilan. Ia senantiasa mengabaikan kehilafan-kehilafan pembantu-pembantu dan khadam-khadamnya. Jika mereka melakukan kesilapan yang memanaskan hatinya ia tidak pernah menyebabkan kemarahannya menjatuhkan air muka mereka. Pada suatu ketika ia pernah meminta air minum, tetapi entah apa sebabnya air itu tidak diberikan kepadanya. Ia meminta sehingga lima kali lalu berkata, "Aku hampir mati kehausan". Ia kemudian meminum air yang dibawakan kepadanya tanpa menunjukkan kemarahan.

Ketika yang lain ia hendak mandi selepas mengalami sakit yang agak lama. Didapatinya air yang disediakan agak panas, lalu ia meminta air sejuk. Sebanyak dua kali khadamnya menyebabkan air sejuk terpercik kepadanya. Disebabkan ia belum benar-benar sehat, ia merasa kesejukan tetapi ia hanya berkata kepada khadamnya, "Katakan sajalah kalau kau tak suka kepadaku". Lalu khadam itu cepat-cepat minta maaf dan Salahuddin terus memaafkannya.

Bahauddin juga telah mencatatkan beberapa peristiwa yang menunjukkan sifat pemurah dan baik hati Salahuddin. Kadang-kadang kawasan yang baru ditawannya pun diberikannya kepada pengikutnya. Satu ketika ia telah berjaya menawan bandar 'Amad. Lalu seorang perwira tentera, Qurrah Arslan, menyatakan keinginannya untuk memerintah bandar itu. Dengan senang hati ia memberikannya. Bahkan dalam beberapa ketika ia menjualkan hartanya semata-mata untuk membeli hadiah. Melihat betapa pemurahnya Salahuddin, bendaharinya selalu merahasiakan baki uang simpanan untuk digunakan semasa kecemasan.

Jika ia tahu, ia akan menyedekahkan khazanah negara sehingga habis. Salahuddin pernah mengatakan ada orang baginya uang dan debu sama saja. "Aku tahu", kata Bahauddin, Ia mengatakan dirinya, Salahuddin tidak pernah membiarkan tetamunya meninggalkannya tanpa hadiah atau sembarang bentuk pemberian tanda penghargaan, walaupun tamunya itu seorang kafir. Raja Saida pernah melawat Salahuddin dan ia menyambutnya dengan tangat terbuka, melayaninya dengan hormat dan mengambil kesempatan menerangkan Islam. Bahkan Salahuddin senantiasa mengirimkan kepada musuhnya barang dan buah-buahan kepada Richard the Lion, musuh beratnya, ketika Raja Inggeris itu sakit.

Hatinya memang sangat lembut hingga ia sangat mudah terkesan apabila melihat orang dalam kesusahan dan kesedihan. Suatu hari seorang perempuan Kristian datang mengadu kehilangan bayinya_ Perempuan itu menangis dan meraung di depan Salahuddin sambil menceritakan bayinya dicuri dari kemahnya. Perempuan itu seterusnya mengatakan ia telah dimaklumkan hanya Salahuddin saja yang boleh mendapatkan bayi itu kembali. Hatinya tersentuh mendengar cerita perempuan itu lalu iapun turut menangis. Ia segera memerintakan pegawai-pegawainya mencari bayi itu di pasar hamba-sahaya. Tidak lama kemudian bayi itu telah dapat dibawa kembali lalu dengan rasa gembira mendo’akan kesejahteraan Salahuddin.

















































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































GUNAKAN LIMA PERKARA
SEBELUM DATANG YANG LIMA
Ridjaluddin.F.N
Allah menjadikan hidup dan kehidupan ini, bukanlah main-main dan tidak pula sia-sia. Kehidupan ini, harus di kelola dan diisi dengan yang sebaik-baiknya agar manusia tidak tergolong orang-orang yang merugi dan celaka. Ibarat sawah ladang, dunia harus dikelola dan tempat bertanam yang hasilnya akan dipetik di akhirat nanti. Jika amal kebaikan yang ditanam maka akan memetik buah pahalanya, sebaiknya jika kejahatan yang di tanam dan dilakukan, maka dosa dan siksa yang akan diterima sebagai balasannya. Oleh sebab itu, marilah gunakan kehidupan ini dengan sebaik-baiknya untuk melakukan kebaikan dan amal saleh. Perhatikan sabda Nabi Muhammad Saw;
“ Ightanim khamsan qabla khamsin hayaataka qabla mautika wa sihhataka qabla saqomika wa faraakhaqa qabla syughlika wa syababaaka qabla haramika wa ghinaaka qabla fakrika”, yang artinya ;
“Gunakan (carilah keberuntungan) pada yang lima sebelum datang yang lima, masa hidupmu sebelum datang masa matimu dan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, dan waktu luangmu sebelum datang masa sibukmu; masa mudamu sebelum datang masa tuamu; dan masa kayamu sebelum jatuh miskinmu." (HR. Bukhari)
Melalui hadits tersebut Nabi Muhammad Saw, berpesan kepada seluruh umatnya agar benar-benar memanfaatkan dan mendaya fungsikan lima hal sebelum kedatangan yang lima, yaitu :

Pertama : Kesempatan hidup yang di anugerahkan oleh Allah kepada kita ini, marilah digunakan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal saleh, diisi dengan aktifitas yang bernilai ibadah, baik ibadah mahdhah maupun ibadah yang berdimensi sosial kemasyarakatan. Jangan sampai menyesali ketika ajal datang menjemput, dengan meminta kepada Allah Saw agar dikembalikan untuk hidup lagi, walau barang sebentar saja, hanya untuk sekedar beramal saleh dan menginfakkan seluruh harta yang dimilikinya. Padahal ketika ajal telah tiba, tak bisa di undur dan tidak pula dimajukan walau barang sebentar saja, seperti do’a kita :

“Ya Tuhanku, mengapa engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang sebentar saja, supaya aku sempat bersedekah”

“Dan Allah sama sekali tak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang kematian. Dan Allah mengenal apa yang kau kerjakan”

Kemanapun kita berlari untuk sembunyi, sekalipun sedang dikelilingi oleh tim dokter ahli dengan peralatan teknologi yang paling mutakhir, bila saat kematian telah tiba, pastilah akan terjadi saat itu juga. Karenanya gunakan kesempatan hidup ini dengan sebaik-baiknya, untuk beribadah dan beramal saleh demi mencari keridhaan Allah.

Kedua : Pesan Nabi yang kedua adalah agar menjaga kesehatan dan menggunakannya untuk taat dan mengabdi kepada Allah. Memperbanyak aktivitas kesalehan dan beribadah kepada-Nya, sebab bila terserang penyakit atau dalam keadaan sakit, maka tentu kesempatan untuk beribadah dan beramal saleh, akan terganggu atau bahkan tidak bisa dilakukan sama sekali, karena kondisi yang sangat lemah dan kritis. Kesehatan adalah anugerah Tuhan yang sangat besar, namun banyak manusia yang tidak menyadarinya, dia baru tersadar, ketika telah ditimpa sakit.

Ketiga: Masa luang, sebenarnya merupakan kesempatan emas untuk digunakan melakukan aktifitas kesalehan dan beribadah. Jangan sampai ada kesempatan yang terbuang percuma, karena Tuhan tidak menjadikan hidup ini sia-sia dan tidak pula main-main. Karena pentingnya waktu bagi kehidupan manusia, Allah dalam banyak ayat al-Qur'an bersumpah dikaitkan dengan waktu, seperti :

“Wal Ashr” "Demi waktu Ashar"; Wal Laily "Demi waktu Malam"; Wad Dhuha "Demi waktu Dhuha"; Wal Fajri, “Demi Waktu Fajar, dan lain sebagainya.

Apabila manusia tidak mau mengisi dan memanfaatkan waktu dengan beramal saleh dan berbagi amal kebaikan lainya, tentu ia akan tergolong sebagai orang yang merugi.

Keempat : Masa muda merupakan masa yang baik, karena pada masa ini kondisi fisik masih prima, penuh dengan daya kreasi dan ide-ide segar, utamanya masa ini hendaklah digunakan untuk mempersiapakan diri dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keahlian, sehingga benar-benar telah memiliki kesiapan untuk menerima tongkat estafet perjuangan generasi tua yang telah uzur.

Kelima : Kekayaan juga merupakan anugerah dari Allah Swt yang harus digunakan dan nafkahkan sesuai dengan keinginan Tuhan yang memberi kekayaan itu. Jangan sampai kita menutup kran kenikmatan yang telah dianugerahkan Allah buat orang-orang fakir miskin, anak-anak yatim dan obyek-obyek lain untuk memperjuangkan agama Allah.
Berdo’lah kepada Allah. Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia serta petunjuk-Nya kepada manusia, sehingga mampu mengisi sisa hidup ini dengan kebaktian, memperbanyak ibadah dan amal saleh, sehingga benar-benar menjadi orang-orang yang beruntung.




























































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































DR.H.Ridjaluddin.FN.M.Ag

Tidak ada komentar:

Posting Komentar