Sabtu, 13 Februari 2010

Ikhlas Kunci Amal Yang Diterima Allah

IKHLAS KUNCI
AMAL YANG DITERIMA ALLAH.
Dr.H.Ridjaluddin.F.N.,M.Ag
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata ikhlas, apakah ikhlas itu? Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan duniawi dari apa yang dapat ia lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah Swt Jadi ketika sedang memasukan uang ke dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita tidak ke kiri dan ke kanan, tapi pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang dinafkahkan itu diterima di sisi Allah.
Ikhlas terletak pada niat hati, karena niat adalah pengikat amal, orang yang tak pernah memperhatikan niatnya dalam melakukan sedekah, yang mana setiap perbuatannya selalu didasarkan pada pengharapan ingin dipuji, diketahui orang lain maka siap-siaplah untuk mendapatkan kekecewaan bilamana apa yang diharapkannya tidak kunjung datang.
Oleh karena itu, jangan terjebak oleh rekayasa-rekayasa. Allah sama sekali tidak membutuhkan rekayasa apapun dari manusia. Allah Maha Tahu segala lintasan hati, Maha Tahu segalanya! Makin bening, makin bersih, semuanya semata-mata karena Allah, maka kekuatan Allah yang akan menolong segalanya.
Menurut Imam Ali, Orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amal perbuatannya diterima oleh Allah. Orang yang ikhlas pada setiap amal perbuatannya ia akan senantiasa mendapatkan ketentraman jiwa dan ketenangan bathin karena ia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan dan imbalan semua yang ia kerjakan ikhlas semata karena mengharapkan ridho dari Allah.
Sungguh akan nikmat bila bergaul dengan seorang hamba yang ikhlas. Setiap kata-katanya tidak akan bagai pisau yang akan mengiris hati. Perilakunya pun tidak akan menyudutkan dan menyempitkan diri. Tidak usah heran jikalau orang ikhlas itu punya daya gugah dan daya ubah yang begitu dahsyat.
Ulama Aidh Al-Qarni menuliskan dalam bukunya "La Tahzan "Allah menciptakan setiap hambanya agar selalu mengingat-Nya, dan Dia menganugrahkan rezeki kepada setiap makhluk ciptaan-Nya agar mereka bersyukur kepada¬Nya. Namun, mereka justru banyak yang menyembah dan bersyukur kepada selain Dia”.
Anda tak perlu terkejut manakala menghadiahkan sebatang pena kepada orang bebal, lalu orang itu memakai pena itu untuk menulis cemoohan kepada anda. Dan anda tak usah kaget, bila orang yang anda beri tongkat untuk menggiring domba gembalaannya justru memukulkan tongkat itu ke kepada anda. Karena itu, siapa saja yang kebaikannya diabaikan dan dilecehkan oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya, sudah seyogyanya menghadapi semua itu dengan kepala dingin. Dan, ketenangan seperti itu akan mendatangkan balasan pahala dari zat yang perbendaharaan-Nya tidak pernah habis dan sirna.
Itu semua adaIah watak dasar manusia yang selalu mengingkari dan tak pernah bersyukur kepada penciptanya sendiri Yang Maha Agung nan Mulia. Begitulah, kepada Tuhannya saja mereka berani membangkang dan mengingkari, maka apalagi kepada saya dan anda. Ajakan ini bukan untuk mengajak kita semua untuk meninggalkan kebaikan yang telah kita lakukan selama ini, atau agar kita sama sekali tidak berbuat baik kepada orang lain. Ajakan ini hanya ingin agar kita tak goyah dan terpengaruh sedikitpun oleh kekejian dan pengingkaran atas semua kebaikan yang telah kita perbuat. Berbuatlah kebaikan hanya demi Allah semata, maka kita akan menguasai keadaan, tak akan pernah merasa terancam oleh perlakuan orang lain. Kita harus bersyukur kepada Allah karena dapat berbuat baik ketika orang-orang disekitar kita berbuat jahat kepada kita. Dan, ketahuilah bahwa tangan di atas itu lebih baik dari tangan di bawah. Allah berfirrnan dalam surat Al-Insaan (76) ayat : 9
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللهِ لاَنُرِيدُ مِنكُمْ جَزَآءً وَلاَشُكُورًا
"Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih ".
Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :
Tatkala Allah menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkana gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?" Allah menjawab, "Ada, yaitu besi" (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).

Para malaikat pun kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Nya yang lebih kuat dari pada besi'?" Allah menjawab, "Ada, yaitu api" (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api). Bertanya kembali para malaikat, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?" Allah menjawab, "Ada, yaitu air" (Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).

"Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?" Kembali bertanya para malaikat. Allah yang Maha Sempurna menjawab, "Ada, yaitu angin" (Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat). Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?" Allah yang menjawab,

"Ada, yaitu amal anak Adam (manusia) yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya."

Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain. Ikhlas dapat menumbuhkan sikap giat beramal dan bekerja lebih baik, tidak pandang apakah pekerjaanya dihargai orang lain atau tidak. Orang ikhlas dijauhkan dari perasaan dan hati yang sesat serta dijauhkan dari godaan setan, sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Hijr (15) ayat 39 – 40 ;

قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي اْلأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
{} إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

“Iblis berkata, ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik ( perbuatan maksiat ) di muka bumi dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka."

Allah menjanjikan bagi hamba-hamba-Nya yang beramal sholeh dan mampu mengendalikan dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, ikhlas hanya mengharap ridho Allah, maka Allah akan memberikan kepadanya syurga yang didalamnya mengalir sungai-sungai dan mereka kekal di dalamnya. Sebagaimana dalam firman Allah dalam surat Ali Imran (03) ayat 136.
أُوْلاَئِكَ جَزَآؤُهُم مَّغْفِرَةُُ مِّن رَّبِّهِمْ وَجَنَّاتُُ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
" Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan syurga yang mengalir sungai ¬sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal."
Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan manfaat psikologis dari kebajikan itu terasa seperti obat-obat manjur yang tersedia di apotik orang-orang yang berhati baik dan bersih. Hidup ini adalah seni bagaimana membuat sesuatu. Dan seni harus dipelajari serta ditekuni. Maka sangatlah baik bila manusia berusaha keras dan penuh kesungguhan mau belajar tentang bagaimana menghasilkan bunga-bunga, semerbak harum wewangian, dan kecintaan di dalam hidupnya.
Tidak ada yang membuat jiwa dan wajah menjadi demikian muram selain keputusasaan. Maka, jika kita menginginkan senyuman, tersenyumlah terlebih dahulu dan perangilah keputusasaannya. Menebar senyum manis kepada orang-orang yang "miskin akhlak" merupakan sedekah jariyah. Ini tersirat dalam tuntunan akhlak yang berbunyi ",
“Meski engkau hanya menemui saudaramu dengan wajah berseri." ( Al-Hadits )
Tanamkan rasa ikhlas dalam diri kita masing-masing karena tanpa rasa ikhlas maka sia ¬sialah semua amal perbuatan kita. Jangan jadikan dunia sebagai pusat perhatian, karena sesunguhnya dunia hanyalah sebuah persinggahan dari sebuah perjalanan yang panjang, perbanyak amal sholeh (dengan ikhlas) selama hidup di dunia ini sebagai bekal di hari akhirat nanti.

1 komentar: