Sabtu, 13 Februari 2010

KISAH SEGELAS AIR MINUM

KISAH SEGELAS AIR MINUM
Dr.H.Ridjaluddin.F.N.,M.Ag
Harun Al-Rasyid dikenal sebagai khalifah terbaik umat Islam pada masa Bani Abbasiyah. Ia seorang pemimpin yang adil, bijaksana dan disegani baik oleh kawan, maupun lawan. Ia senang dengan ilmu dan dekat kepada ulama. Seringkali ia meminta nasehat pada para ulama di selaruh penjuru Daulat Abbasiyah. Suatu ketika ia merasakan nasehat-nasehat yang diberikan oleh para ulama terkesan klise dan tidak menyentuh. Maka didatangkanlah seorang zahid (orang yang menjaga diri dari keduniaan) ke istana kerajaan untuk diminta nasehat yang bisa meningkatkan kecintaan kepada Allah dan bisa mengendalikan nafsu keduniaannya.
Harun Al-Rasyid berkata, "Berikanlah nasehat terbaik untukku!". Sang Zahid menjawab, "Bukankah sudah banyak sekali nasehat yang pernah Baginda terima dari para ulama maupun ayat-ayat dan hadits Nabi. Harun Al-Rasyid menjawab. "memang sudah banyak nasehat yang aku terima, tapi belum ada nasehat yang bisa menyentuh hatiku agar aku bisa lebih baik dalam beribadah dan menjaga amanah sebagai khalifah". "Baik, kalau begitu", timpal sang zahid, "ambilkan segelas air putih untuk kita minum bersama!" Spontan Khalifah memerintahkan pengawal untuk mengambil dua gelas air minum untuk khalifah dan sang zahid. Segera Harun Al-Rasyid berkata, "marilah kita minum!" Zahid menjawab, "tunggu dulu, saya mau bertanya terlebih dahulu". "Silahkan guru bertanya!", tegas khalifah. Zahid itu bertanya, "wahai khalifah, andaikan baginda sedang berjalan jauh di padang pasir yang tandus dan panas, sementara Baginda tidak membawa air minum, sehingga tenggorokan Baginda sangat kering karena kehausan. Bila tidak segera mendapat minum, baginda akan langsung meninggal dunia. Kemudian lewatlah seorang musafir yang membawa setengah gelas air minum. Dalam keadaan seperti itu, apa yang Tuan berikan sebagai ganti air minum yang sedikit itu?" Khalifah menjawab, "akan saya berikan separuh wilayah kekuasaan saya sebagai ganti air minum tersebut, demi keselamatan saya". Zahid itu menimpali, "baiklah, jawaban Tuan benar sekali!".
Sekarang marilah kita minum bersama. Khalifah dan guru sufi itu pun minum bersama. Setelah minum air setengah gelas, segera sang zahid bertanya kembali, "wahai khalifah, bagaimana jika air yang telah Tuan minum tadi bukannya menghilangkan haus, tapi justeru menyebabkan baginda sakit perut yang sangat parah dan bila tidak segera diobati, baginda akan segera meninggal dunia? Dalam keadaan mendesak tersebut ada seorang tabib yang kebetulan lewat dan membawa setengah gelas air obat, tapi obat itu hanya sedikit dan sulit sekali didapatkan, sehingga tabib itu enggan untuk memberikan kepada Tuan, kecuali Tuan mau membelinya dengan harga yang tinggi. Dengan apakah Baginda akan membeli obat tersebut?" Sang Khalifah menjawab, "walaupun dengan separuh lagi kekuasaan saya, akan saya beli obat itu demi kesembuhan saya!" Guru itupun menjawab, "benar sekali jawaban Tuan". "Kalau begitu, marilah kita minum setengah gelas lagi air ini, ajak sang zahid kepada khalifah.
Khalifah Harun Al-Rasyid kemudian terdiam sejenak dan lalu bertanya, "dari tadi saya menunggu nasehat terbaik untukku! Mana nasehat itu?" Sang guru itu kemudian mengatakan bahwa sebenarnya harga semua kekuasaan Baginda hanyalah segelas air minum. Tidak lebih. Bukankah ini adalah nasehat yang terbaik buat Baginda?

MENGATASI CINTA
Dan kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan yang penuh dengan tipuan belaka, dapat diperkirakan bahwa kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang berebut melahap isi mangkuk. Para sahabat bertanya: "Apakah saat itu jumlah kami sedikit?" Rasulullah bersabda: "Tidak bahkan pada saat itu jumlah kamu amat sangat banyak, tetapi seperti air buih didalam air bah karena kamu tertimpa penyakit wahn." Sahabat bertanya: 'Apakah penyakit wahn itu ya Rasulullah?" Rasulullah bersabda: "Penyakit wahn itu adalah kecintaan yang amat sangat kepada dunia dan takut akan kematian. Cinta dunia merupakan sumber utama segala kesalahan" Runtuhnya kemuliaan sumber dari segala fitnah, dan semua kesalahan adalah karena kita cinta kepada dunia. Pada Rasul tidak ada cinta dunia kecuali cinta terhadap Allah, cinta terhadap kemuliaan.

Rasulullah merupakan contoh seorang pemimpin yang dicintai sampai ke lubuk hati yang paling dalam. Rasul adalah contoh seorang suami yang benar-benar menjadi suri tauladan dan kebanggaan bagi keluarganya. Rasul juga contoh seorang pengusaha yang dititipin dunia, tapi tidak diperbudak oleh dunia yang dimilikinya. Kalau orang sudah mencintai sesuatu .maka dia akan diperbudak oleh apa yang dicintainya.

Orang yang sudah cinta terhadap dunia, akan sombong, dengki, serakah dan berusaha dengan segala cara untuk mencapai segala keinginannya, oleh karena itu yakinlah bahwa dunia itu total milik Allah. Segala sesuatu yang kita miliki baik sedikit maupun banyak semuanya milik Allah. Dalam mencari rizki janganlah mempergunakan kelicikan karena dengan kelicikan atau tidak dengan kelicikan datangnya tetap dari Allah.

ZUHUD
Ada empat tipe manusia berkaitan dengan harta dan gaya hidupnya : Pertama, orang berharta dan memperlihatkan hartanya. Orang seperti ini biasanya mewah gaya hidupnya, untung perilakunya ini masih sesuai dengan penghasilannya, sehingga secara finansial sebenarnya tidak terlalu bermasalah. Hanya saja, ia akan menjadi hina kalau bersikap sombong dan merendahkan orang lain yang dianggap tak selevel dengan dia. Apalagi kalau bersikap kikir dan tidak mau membayar zakat atau mengeluarkan sedekah Sebaliknya, ia akan terangkat kemuliaannya dengan kekayaannya itu jikalau ia rendah hati dan dermawan.

Kedua, orang yang tidak berharta banyak, tapi ingin kelihatan berharta. Gaya hidup mewahnya sebenarnya diluar kemampuannya, hal itu karena ia ingin selalu tampil lebih daripada kenyataan. Tidaklah aneh bila keadaan finansialnya lebih besar pasak dari pada tiang. Nampaknya, orang seperti ini benar-bernar tahu seni menyiksa diri. Hidupnya amat menderita, dan sudah barang tentu ia menjadi hina dan bahkan menjadi bahan tertawaan orang lain yang mengetahui keadaan yang sebenarnya.

Ketiga, orang tak berharta tapi berhasil hidup bersahaja. Orang seperti ini tidak terlalu pening dalam menjalani hidup karena tak tersiksa oleh keinginan, tak ruwet oleh pujian dan penilaian orang lain, kebutuhan hidupnya pun sederhana saja. Dia akan hina kalau menjadi beban dengan menjadi peminta-minta yang tidak tahu diri. Namun tetap juga berpeluang menjadi mulia jikalau sangat menjaga kehormatan, dirinya dengan tidak menunjukan berharap dikasihani, tak menunjukan kemiskinannya, tegar, dan memiliki harga diri.

Keempat, orang yang berharta tapi hidup bersahaja. Inilah orang yang mulia dan memiliki keutamaan. Dia mampu membeli apapun yang dia inginkan namun berhasil menahan dirinya untuk hidup seperlunya. Dampaknya, hidupnya tidak berbiaya tinggi, tidak menjadi bahan iri dengki orang lain, dan tertutup peluang menjadi sombong, serta takabur plus riya. Dan yang lebih menawan akan menjadi cuntoh kebaikan yang tidak habis-habisnya untuk menjadi bahan pembicaraan. Memang aneh tapi nyata jika orang yang berkecukupan harta tapi mampu hidup bersahaja (tentu tanpa kikir). Sungguh ia akan punya pesona kemuliaan tersendiri. Pribadinya yang lebih kaya dan lebih berharga dibanding seluruh harta yang dimilikinya, subhanallaah

Perlu kita pahami bahwa zuhud terhadap dunia bukan berarti tidak mempunyai hal-ha1 yang bersifat dunia, semacam harta benda dan kekayaan lainnya, melainkan kita lebih yakin dengan apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tangan makhluk. Bagi orang yang zuhud terhadap dunia, sebanyak apapun harta yang dimiliki, sama sekali tidak akan membuat hatinya merasa tenteram, karena ketenteraman yang hakiki adalah ketika kita yakin dengan janji dan jaminan Allah.

Andaikata kita merasa lebih tenteram dengan sejumlah tabungan di bank, saham di sejumlah perusahaan ternama, real estate investasi di sejumlah kompleks perumahan mewah, atau sejumlah perusahaan multi nasional yang dimiliki, maka ini berarti kita belum zuhud. Seberapa besar pun uang tabungan kita, seberapa banyak saham pun yang dimiliki, sebanyak apapun asset yang dikuasai, seharusnya kita tidak lebih merasa tenteram dengan jaminan mereka atau siapapun. Karena, semua itu tidak akan datang kepada kita, kecuali ijin Allah. Dia-lah Maha Pemilik apapun yang ada di dunia ini.

Begitulah. Orang yang zuhud terhadap dunia melihat apapun yang dimilikinya tidak menjadi jaminan . Ia lebih suka dengan jaminan Allah karena walaupun tidak tampak dan tidak tertulis, tetapi Dia Mahatahu akan segala kebutuhan kita, dan bahkan, lebih tahu dari kita sendiri. Ada dan tiadanya dunia di sisi kita hendaknya jangan sampai menggoyahkan batin. Karenanya, mulail:ah melihat dunia ini dengan sangat biasa-biasa saja. Adanya tidak membuat bangga, tiadanya tidak membuat sengsara. Seperti halnya seorang tukang parkir. Ya tukang parkir. Ada hal yang menarik untuk diperhatikaii sebagai perumpamaan dari tukang parkir. Mengapa mereka tidak menjadi sombong padahal begitu banyak dan beraneka ragam jenis mobil yang ada di pelataran parkirnya? Bahkan, walaupun berganti-ganti setiap saat dengan yang lebih bagus ataupun dengan yang lebih sederhana sekalipun, tidak mempergaruhi kepribadiannya ? Dia senantiasa bersikap biasa-biasa saja.

Luar biasa tukang parkir ini. Jarang ada tukang parkir yang petantang petenteng memamerkan mobil-mobil yang ada di lahan parkirnya. Lain waktu, ketika mobil-mobil itu satu persatu meninggalkan halaman parkirnya, bahkan sampai kosong ludes sama sekali, tidak menjadikan ia stress. Kenapa sampai demikian? tiada lain, karena tukang parkir ini tidak merasa merugi, melainkan merasa dititipi. Ini rumusnya.

Seharusnya begitulah sikap kita akan duiua ini. Punya harta melimpah, deposito jutaan rupiah, mobil. keluaran terbaru paling mewah, tidak menjadi sombong sikap kita karenanya. Begitu juga sebaliknya, ketika harta diambil, jabatan dicopot, mobil dicuri, tidak menjadi stress dan putus asa Semuanva biasa-biasa saja. Bukankah semuanya hanya titipan saja ? Suka-suka yang menitipkan, mau diambil sampai habis sama sekalipun, silahkan saja; persoalannya kita hanya dititipi. Rasulullah Saw dalam hal ini beliau bersabda,

"Melakukan zuhud dalam kehidupan dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal dan bukan pula dengan memboroskan kekayaan. Zuhud terhadap kehidupan dunia itu ialah tidak menganggap apa yang ada pada dirimu lebih pasti dari pada apa yang ada pada Allah. Dan hendaknya engkau bergembira memperoleh pahala musibah yang sedang menimpamu walaupun musibah itu akan tetap menimpamu." (HR Ahmad).

Ikhlas Kunci Amal Yang Diterima Allah

IKHLAS KUNCI
AMAL YANG DITERIMA ALLAH.
Dr.H.Ridjaluddin.F.N.,M.Ag
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata ikhlas, apakah ikhlas itu? Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan duniawi dari apa yang dapat ia lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah Swt Jadi ketika sedang memasukan uang ke dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita tidak ke kiri dan ke kanan, tapi pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang dinafkahkan itu diterima di sisi Allah.
Ikhlas terletak pada niat hati, karena niat adalah pengikat amal, orang yang tak pernah memperhatikan niatnya dalam melakukan sedekah, yang mana setiap perbuatannya selalu didasarkan pada pengharapan ingin dipuji, diketahui orang lain maka siap-siaplah untuk mendapatkan kekecewaan bilamana apa yang diharapkannya tidak kunjung datang.
Oleh karena itu, jangan terjebak oleh rekayasa-rekayasa. Allah sama sekali tidak membutuhkan rekayasa apapun dari manusia. Allah Maha Tahu segala lintasan hati, Maha Tahu segalanya! Makin bening, makin bersih, semuanya semata-mata karena Allah, maka kekuatan Allah yang akan menolong segalanya.
Menurut Imam Ali, Orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amal perbuatannya diterima oleh Allah. Orang yang ikhlas pada setiap amal perbuatannya ia akan senantiasa mendapatkan ketentraman jiwa dan ketenangan bathin karena ia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan dan imbalan semua yang ia kerjakan ikhlas semata karena mengharapkan ridho dari Allah.
Sungguh akan nikmat bila bergaul dengan seorang hamba yang ikhlas. Setiap kata-katanya tidak akan bagai pisau yang akan mengiris hati. Perilakunya pun tidak akan menyudutkan dan menyempitkan diri. Tidak usah heran jikalau orang ikhlas itu punya daya gugah dan daya ubah yang begitu dahsyat.
Ulama Aidh Al-Qarni menuliskan dalam bukunya "La Tahzan "Allah menciptakan setiap hambanya agar selalu mengingat-Nya, dan Dia menganugrahkan rezeki kepada setiap makhluk ciptaan-Nya agar mereka bersyukur kepada¬Nya. Namun, mereka justru banyak yang menyembah dan bersyukur kepada selain Dia”.
Anda tak perlu terkejut manakala menghadiahkan sebatang pena kepada orang bebal, lalu orang itu memakai pena itu untuk menulis cemoohan kepada anda. Dan anda tak usah kaget, bila orang yang anda beri tongkat untuk menggiring domba gembalaannya justru memukulkan tongkat itu ke kepada anda. Karena itu, siapa saja yang kebaikannya diabaikan dan dilecehkan oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya, sudah seyogyanya menghadapi semua itu dengan kepala dingin. Dan, ketenangan seperti itu akan mendatangkan balasan pahala dari zat yang perbendaharaan-Nya tidak pernah habis dan sirna.
Itu semua adaIah watak dasar manusia yang selalu mengingkari dan tak pernah bersyukur kepada penciptanya sendiri Yang Maha Agung nan Mulia. Begitulah, kepada Tuhannya saja mereka berani membangkang dan mengingkari, maka apalagi kepada saya dan anda. Ajakan ini bukan untuk mengajak kita semua untuk meninggalkan kebaikan yang telah kita lakukan selama ini, atau agar kita sama sekali tidak berbuat baik kepada orang lain. Ajakan ini hanya ingin agar kita tak goyah dan terpengaruh sedikitpun oleh kekejian dan pengingkaran atas semua kebaikan yang telah kita perbuat. Berbuatlah kebaikan hanya demi Allah semata, maka kita akan menguasai keadaan, tak akan pernah merasa terancam oleh perlakuan orang lain. Kita harus bersyukur kepada Allah karena dapat berbuat baik ketika orang-orang disekitar kita berbuat jahat kepada kita. Dan, ketahuilah bahwa tangan di atas itu lebih baik dari tangan di bawah. Allah berfirrnan dalam surat Al-Insaan (76) ayat : 9
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللهِ لاَنُرِيدُ مِنكُمْ جَزَآءً وَلاَشُكُورًا
"Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih ".
Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :
Tatkala Allah menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkana gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?" Allah menjawab, "Ada, yaitu besi" (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).

Para malaikat pun kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Nya yang lebih kuat dari pada besi'?" Allah menjawab, "Ada, yaitu api" (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api). Bertanya kembali para malaikat, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?" Allah menjawab, "Ada, yaitu air" (Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).

"Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?" Kembali bertanya para malaikat. Allah yang Maha Sempurna menjawab, "Ada, yaitu angin" (Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat). Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?" Allah yang menjawab,

"Ada, yaitu amal anak Adam (manusia) yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya."

Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain. Ikhlas dapat menumbuhkan sikap giat beramal dan bekerja lebih baik, tidak pandang apakah pekerjaanya dihargai orang lain atau tidak. Orang ikhlas dijauhkan dari perasaan dan hati yang sesat serta dijauhkan dari godaan setan, sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Hijr (15) ayat 39 – 40 ;

قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي اْلأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
{} إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

“Iblis berkata, ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik ( perbuatan maksiat ) di muka bumi dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka."

Allah menjanjikan bagi hamba-hamba-Nya yang beramal sholeh dan mampu mengendalikan dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, ikhlas hanya mengharap ridho Allah, maka Allah akan memberikan kepadanya syurga yang didalamnya mengalir sungai-sungai dan mereka kekal di dalamnya. Sebagaimana dalam firman Allah dalam surat Ali Imran (03) ayat 136.
أُوْلاَئِكَ جَزَآؤُهُم مَّغْفِرَةُُ مِّن رَّبِّهِمْ وَجَنَّاتُُ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
" Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan syurga yang mengalir sungai ¬sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal."
Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan manfaat psikologis dari kebajikan itu terasa seperti obat-obat manjur yang tersedia di apotik orang-orang yang berhati baik dan bersih. Hidup ini adalah seni bagaimana membuat sesuatu. Dan seni harus dipelajari serta ditekuni. Maka sangatlah baik bila manusia berusaha keras dan penuh kesungguhan mau belajar tentang bagaimana menghasilkan bunga-bunga, semerbak harum wewangian, dan kecintaan di dalam hidupnya.
Tidak ada yang membuat jiwa dan wajah menjadi demikian muram selain keputusasaan. Maka, jika kita menginginkan senyuman, tersenyumlah terlebih dahulu dan perangilah keputusasaannya. Menebar senyum manis kepada orang-orang yang "miskin akhlak" merupakan sedekah jariyah. Ini tersirat dalam tuntunan akhlak yang berbunyi ",
“Meski engkau hanya menemui saudaramu dengan wajah berseri." ( Al-Hadits )
Tanamkan rasa ikhlas dalam diri kita masing-masing karena tanpa rasa ikhlas maka sia ¬sialah semua amal perbuatan kita. Jangan jadikan dunia sebagai pusat perhatian, karena sesunguhnya dunia hanyalah sebuah persinggahan dari sebuah perjalanan yang panjang, perbanyak amal sholeh (dengan ikhlas) selama hidup di dunia ini sebagai bekal di hari akhirat nanti.

Bila Fitnah Menghadang

BILA FITNAH
DATANG MENGHADANG
Dr.H. Ridjaluddin.FN.,M.Ag

Permasalahan pelik yang sedang dihadapi umat Islam saat ini yaitu seputar “fitnah”. Sebahagian Ulama mengartikan fitnah dengan : Memasukan emas ke dalam tungku api untuk mengetahui kadar keaslian emas tersebut, sebagaimana yang telah dikemukakan ar-Raghib .

Ada juga yang berpendapat, fitnah artinya ujian, sebagaimana dikatakan Ibnul ‘Arabi, Tetapi yang dimaksud fitnah di sini adalah pendapat yang kedua. Rasulullah telah memperingatkan umatnya agar senantiasa berhati-hati dan siap siaga menghadapi fitnah, mengingat begitu besar dan dahsyatnya fitnah. Beliau telah mengilustrasikan dalam hadits Rasulullah Saw beliau mengatakan yang artinya : .

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berlomba-lombalah kalian dengan amalan (yang baik) sebelum datangnya potongan malam kelam, seorang laki-laki yang di pagi hari dalam keadaan mukmin tetapi di sore harinya menjadi kafir dan yang di sore hari mukmin tetapi di pagi harinya kafir, dia menjual agamanya dengan harga dunia yang tidak seberapa nilainya.” (HR. Muslim).

Nyatalah bagi kita dahsyatnya fitnah ini yang datang bagaikan kegelapan malam tanpa satupun cahaya menyinari, membuat orang kebingungan tidak tahu lagi kemana dia lari, dari pintu mana dia akan keluar dan terbebas darinya. Rasulullah dengan jelas mengatakan seorang yang pagi harinya mukmin, di sore harinya menjadi kafir. Demikian juga di sore harinya menjadi mukmin tapi di pagi harinya kafir. Itu semua karena dia telah menjual agamanya dengan harga dunia yang tidak bernilai sama sekali (di hadapan Allah). Dia menukar agamanya dengan mie instan. Dia rela menjual agamanya dengan jabatan yang tidak langgeng. Subhanallah …!
Seakan-akan agama ini tidak berharga sama sekali, dalam satu hari seseorang dibuat murtad (keluar) dari agamanya Islam. Dalam riwayat lain disebutkan seorang laki-laki dari suatu kaum datang kepada Rasulullah Saw ; untuk mengingkari putusan beliau dalam masalah pembagian harta rampasan perang dari negeri Yaman. Maka Rasulullah bersabda:

Sesungguhnya akan datang dari sulbi orang ini (keturunannya), suatu kaum yang membaca al-Qur’an tetapi tidak melewati tenggorokan. Mereka keluar dari Islam laksana anak panah keluar dari sasarannya. Mereka membunuh orang-orang Islam dan membiarkan penyembah berhala”. (Hadits Riwayat Imam Bukhari ).

Fitnah ada beberapa macam di antaranya;

1. Fitnah Yahudi dan Nashrani; Fitnah yang dihembuskan musuh-musuh Allah, Yahudi dan Nasrani, senantiasa ada di sepanjang zaman. Hal ini telah disinyalir dalam al-Qur’an, Allah berfirman: .

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha hingga kalian mengikuti agama mereka, Katakanlah “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).” Dan sungguh jika engkau mengikuti kemauan mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu“. (QS. Al-Baqarah ayat 120)

Fitnah ini akan terus-menerus menguji kaum muslimin kapan saja dan di mana pun mereka berada. Tujuan mereka adalah menceburkan kaum muslimin dalam kubangan kehinaan, menjauhkan dari al-Qur’an dan as-Sunnah, serta menanamkan dalam benak kaum muslimin pemikiran-pemikiran dan gaya hidup yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. .

Tidaklah mengherankan kalau sebagian kaum muslimin yang tidak berpijak di atas dasar (aqidah) yang kuat akan terombang-ambing oleh derasnya fitnah ini. Suatu contoh, kaum muslimin saat ini telah mengikuti langkah-langkah Yahudi yang dikemas dalam bentuk modernisasi. Salah satunya adalah fashion show (gaya pemakaian) yang tidak senonoh.

Seakan-akan kita dipaksa mengikuti trend (gaya) yang ada dengan dalih modernisasi (kemajuan). Sekali saja kita coba melawan arus, dengan berupaya tetap tegar di atas agama Allah dengan mengenakan pakaian Islami (pakaian yang menutup aurat), spontan kita akan dijuluki norak, kampungan, ketinggalan zaman dan lain sebagainya.
Sudah banyak orang Islam yang tidak memiliki pendirian menjadi korban, mereka terseret arus modernisasi buatan orang kafir. Rasulullah bersabda yang artinya sebagai berikut
“Sesungguhnya kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, setapak demi setapak, sampai sekiranya mereka masuk pada lubang biawak pun pastilah kalian akan mengikuti mereka. Kami (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu dari golongan Yahudi dan Nasrani?” Rasulullah menjawab, “Kalau bukan mereka, siapa lagi?” (Hadits Riwayat Imam Bukhari ). .

Hadits ini memberikan gambaran, begitu rentannya kondisi kaum muslimin di akhir zaman. Umat Islam telah mengikuti langkah Yahudi dan Nasrani. Yang lebih tragis lagi, mereka menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai kiblat dalam segala aspek kehidupan. Subhanallah, kita berlindung kepada Allah dari makar serta tipu daya musuh-musuh Allah.

2. Fitnah Kebodohan & Kemaksiatan, Rasulullah bersabda Sesungguhnya mendekati datangnya hari kiamat benar-benar ada hari yang di dalamnya tumbuh kebodohan, diangkatnya ilmu, dan banyaknya pembunuhan. (HR. Bukhari 063).

Faedah yang dapat kita ambil dari hadits di atas antara lain; Pertama, tatkala ilmu telah diangkat dengan diwafatkannya para ulama. Dengan berkurangnya ulama itulah akan bermunculan orang-orang bodoh yang mengaku ulama. Kedua, sebagian ulama memberikan makna pada hadits di atas dengan banyaknya pembunuhan, ikhtilath, fitnah di akhir zaman, banyaknya kedustaan, dan tiadanya perhatian serius terhadap suatuhal.
3. Fitnah diabaikannya amanah : Orang yang memiliki akal sehat tentu tidak akan mengingkari pentingnya sebuah amanah. Rasulullah shalllallahu ‘alaihi wa sallam telah mengkhabarkan,

Akan datang pada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan, dibenarkan orang yang berdusta dan didustakan orang yang jujur, dipercaya orang yang khianat dan dikhianati orang yang amanah, serta orang-orang “ruwaibidhah” telah berani angkat suara. Ditanyakan (kepada Rasulullah), “Siapakah ruwaibidhah itu?”Beliau menjawab, “Orang yang tidak tahu apa-apa tetapi berani berbicara masalah umat.” (HR. Ibnu Majah)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika amanah telah disia-siakan meka tunggulah hari kiamat. Abu Hurairah bertanya, “Bagaimana (bentuk) menyia-nyiakan amanah?” Beliau menjawab, “Jika suatu perkara diserahkan kepada bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya.” (HR. Bukhari ) .

Cukuplah bagi kita dua hadits di atas untuk mengetahui bagaimana fitnah dalam bentuk amanah ini telah disia-siakan begitu saja. Dan masih banyak lagi fitnah yang belum kami sebutkan mengingat terbatasnya waktu. Kita memohon kepada Allah agar dijadikan hamba-hamba yang dapat memikul serta mengemban amanah ini dengan baik.

Setelah kita sebutkan pada khutbah pertama, dahsyatnya fitnah yang menerpa kaum muslimin, pada khutbah kedua ini akan kita paparkan beberapa solusi atas masalah tersebut, di antaranya:
1.Kembali menelaah serta mempelajari agama kta, yang sudah banyak dilupakan orang.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عن ابن عمر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِاْلعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزّرْعِ وَتَرَكُمُ الْجِهَادَ سَلّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاّ لاَيَنْزِعُهُ حَتّى تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُمْ

Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu dia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Jika kalian telah melakukan jual beli sistim ‘ienah (salah satu jual beli riba), kalian disibukkan oleh ternak dan ladang kalian, serta kalian telah meninggalkan jihad, maka Alloh akan timpakan pada kalian suatu kehinaan. Dan Alloh tidak akan mencabut kehinaan itu hingga kalian kembali ke agama kalian”. (HR. Abu Dawud 3458 dan dishahihkan al-Albani dalam silsilah Ahadits Shahihah 11).

2. Berpegang kepada jama’ah kaum muslimin, sebagaimana dikemukakan dalam potongan hadits Hudzaifah bin al-Yaman radhiallahu ‘anhu:

قلت : فما تأمرني إنّ أدركني ذلك؟ قال: تلزم جماعة المسلمين وإمامهم. قلت: فإن لم يكن لكم جماعة ولا إمام؟ قال: فاعتزلي تلك الفراق كلّها ولو تعضّ بأصل شجرة حتّى يدركك الموت وأنت على ذلك
Saya (Hudzaifah) berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan jika aku mendapati kekeruhan tersebut?” Beliau berkata, “Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dari kepemimpinan mereka.” Saya berkata, “Bagaimana jika mereka tidak memiliki jama’ah dan kepemimpinan?” Beliau berkata, “Tinggalkan seluruh kelompok yang ada walaupun engkau akan menggigit akar pohon sampai kematian datang menjemputmu dan kamu tetap di atas itu.” (HR. Muslim 1847)

Nyatalah bagi kita, wahai jama’ah kaum muslimin, hanya dengan kembali kepada agama Alloh –dengan menaati perintah Alloh, mengikuti sunnah Nabinya, serta berpegang kepada jama’ah kaum muslimin- insya Alloh, kita akan selamat dari fitnah ini. Dan akhirnya, marilah kita memohon kepada Alloh agar diberi kekuatan menjalankan agama Alloh dan diselamatkan dari gelombang fitnah ini. Amiin ya Rabbal ‘aalamin.

اَللّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنًاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنّكَ سَمِيْعٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
اللهمّ إِنّا نَسْأَلُكَ أَنْ تُْجِنّيْنَا الْفِتَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَأَنْ تَرْزُقَ الْمُسْلِمِيْنَ صَلاَحًا فِي أَنْفُسِهِمْ وَفِي وُلاَتِهِمْ وَأَنْ تَدُلّهُمْ عَلَى الرّشَادِ وَأَنْ تَبَاعَدَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ أَهْلِ الزيع وَالْفَسَادِ يَارَبّ الْعَالَمِيْنَ
وَأَخِيْرُ دَعْوَنَا وَالْحَمْدُ للهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ


Setelah kita sebutkan pada khutbah pertama, dahsyatnya fitnah yang menerpa kaum muslimin, pada khutbah kedua ini akan kita paparkan beberapa solusi atas masalah tersebut, di antaranya:
1.Kembali menelaah serta mempelajari agama kta, yang sudah banyak dilupakan orang.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عن ابن عمر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِاْلعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزّرْعِ وَتَرَكُمُ الْجِهَادَ سَلّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاّ لاَيَنْزِعُهُ حَتّى تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُمْ
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu dia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Jika kalian telah melakukan jual beli sistim ‘ienah (salah satu jual beli riba), kalian disibukkan oleh ternak dan ladang kalian, serta kalian telah meninggalkan jihad, maka Alloh akan timpakan pada kalian suatu kehinaan. Dan Alloh tidak akan mencabut kehinaan itu hingga kalian kembali ke agama kalian”. (HR. Abu Dawud 3458 dan dishahihkan al-Albani dalam silsilah Ahadits Shahihah 11).

2. Berpegang kepada jama’ah kaum muslimin, sebagaimana dikemukakan dalam potongan hadits Hudzaifah bin al-Yaman radhiallahu ‘anhu:

قلت : فما تأمرني إنّ أدركني ذلك؟ قال: تلزم جماعة المسلمين وإمامهم. قلت: فإن لم يكن لكم جماعة ولا إمام؟ قال: فاعتزلي تلك الفراق كلّها ولو تعضّ بأصل شجرة حتّى يدركك الموت وأنت على ذلك
Saya (Hudzaifah) berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan jika aku mendapati kekeruhan tersebut?” Beliau berkata, “Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dari kepemimpinan mereka.” Saya berkata, “Bagaimana jika mereka tidak memiliki jama’ah dan kepemimpinan?” Beliau berkata, “Tinggalkan seluruh kelompok yang ada walaupun engkau akan menggigit akar pohon sampai kematian datang menjemputmu dan kamu tetap di atas itu.” (HR. Muslim 1847)

Nyatalah bagi kita, wahai jama’ah kaum muslimin, hanya dengan kembali kepada agama Alloh –dengan menaati perintah Alloh, mengikuti sunnah Nabinya, serta berpegang kepada jama’ah kaum muslimin- insya Alloh, kita akan selamat dari fitnah ini. Dan akhirnya, marilah kita memohon kepada Alloh agar diberi kekuatan menjalankan agama Alloh dan diselamatkan dari gelombang fitnah ini. Amiin ya Rabbal ‘aalamin.

اَللّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنًاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنّكَ سَمِيْعٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
اللهمّ إِنّا نَسْأَلُكَ أَنْ تُْجِنّيْنَا الْفِتَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَأَنْ تَرْزُقَ الْمُسْلِمِيْنَ صَلاَحًا فِي أَنْفُسِهِمْ وَفِي وُلاَتِهِمْ وَأَنْ تَدُلّهُمْ عَلَى الرّشَادِ وَأَنْ تَبَاعَدَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ أَهْلِ الزيع وَالْفَسَادِ يَارَبّ الْعَالَمِيْنَ
وَأَخِيْرُ دَعْوَنَا وَالْحَمْدُ للهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ

Bertutur Kata Baik

BERTUTUR KATA YANG BAIK.
Ridjaluddin.F.N.
Bertutur kata baik pada setiap orang, tidak menyakiti hati dan berlaku ramah bukanlah pekerjaan yang mudah, sampai-sampai Rasulullah Saw mengatakan lebih baik diam dari pada tidak berprilaku seperti itu . Abu Sofyan Ats-Tsaqafi berkata,

"Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang satu hal yang bisa kupakai sebagai upaya menjaga diri, Nabi menjawab : "Katakanlah aku telah beriman dan beristiqamahlah". Iman, istiqamah, dan menjaga lidah agar senantiasa berbicara yang baik atau berdiam dari membicarakan yang buruk adalah sesuatu yang banyak mendorong manusia masuk surga.

Uqbah bin Amir berkata:"Wahai Rasulullah, apakah sesuatu yang paling banyak memasukan orang ke neraka?" jawab Nabi, "Mulut dan kemaluan. "Lalu ia bertanya lagi,"apakah jalan keselamatan hidup?" Jawab Nabi, "Tahanlah lidahmu, perluaslah rumahmu, dan tangisilah kesalahanmu". Umar bin Khatab pernah melihat Abu Bakar Ash-Shiddiqi sedang menarik lidahnya dengan tangan.

"Apa yang akan kau perbuat wahai manusia yang akan menyeretku ke dalam kehancuran.Sesungguhnya Nabi Muhammad Rasulullah bersabda bahwa satu-satunya anggota tubuh manusia yang akan diadukan kepada Allah pada hari kiamat nanti adalah lidah karena ketajamannya. "(HR.Ibnu Abid Dunya dan Daraquthni).

Benar,dihari kiamat nanti, semua yang keluar dari lidah akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah Swt. Kebanyakan dosa anak Adam berangkat dari ucapan, pembicaraan atau kata-kata yang keluar dari lidahnya, maka dalam beberapa hadits Rasulullah menganjurkan agar kita lebih banyak diam.

"Maukah aku beritahukan kepada kalian yang paling mudah dan paling ringan bagi badan, yaitu diam dan akhlak yang baik, " kata Nabi. (HR.Ibnu Abi Dunya).

Bila kita teliti,pembicaraan orang dapat dikelompokan kedalam empat bagian: (1) pembicaraan yang sepenuhnya berbahaya, (2) pembicaraan yang sepenuhnya bermanfaat, (3) pembicaraan yang mengandung dan manfaat serta (4) pembicaraan yang tidak berbahaya dan tidak ada manfaatnya. Di sinilah kita harus dapat menempatkan lidah secara professional, kapan harus berbicara dan kapan harus diam, firman Allah menyebutkan :

مَّايَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

"Tiada suatu ucapan yang diucapkan melainkan didekatnya,ada malaikat pengawas (Atid) yang selalu hadir. "(QS Qaaf : 18)

Karena begitu pentingnya manjaga lidah, Rasulullah Saw mengaitkan kualitas imanku dengan seseorang menjaga lidahnya . Bahkan dari beberapa keterangan, kita mendapatkan kesan bahwa ibadah ritual tidak diterima oleh Allah, bila pelakunya tidak bisa menjaga lidahnya dan menyakiti hati tetangganya.

Disini tampak betapa shalat dan puasa menjadi tidak berarti karena pelakunya tidak menjaga lidahnya dan tidak bisa bertutur kata yang baik.Target shalat yang sempurna adalah menjadikan seseorang menjadi insan yang terhindar dari ungkapan-ungkapan yang tidak bermanfaat.Bila kita telusuri lebih jauh tentang lidah sebagai sarana dalam mengeluarkan kata-kata tidak terlepas dari jaringan-jaringan syaraf yang diciptakan Allah Swt,yang tatanan itu diperuntukan dalam berdzikir kepada-Nya. Allah tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Bait dengan bait dari kata yang dikeluarkan adalah dalam konteks dzikir kepada Allah. Menegur seseorang adalah kerangka teguran dzikir, bukan emosi apalagi marah. Menyapa seseorang dalam konteks dzikir bukan bentuk fitnah atau adu domba, senyum kepada sesama adalah ibadah.

Bertetangga akan rukun dan damai karena semua kata-kata yang terjalin adalah kalimat-kalimat dzikir kepada Allah, pimpinan dan bawahan, atau sebaliknya.Ajaran al-Qur'an tidak membenarkan ada kalimat atau kata-kata yang arogan, sombong, angkuh, fitnah atau adu domba. Sebaliknya yang dianjurkan adalah bertutur kata yang baik, menyejukkkan hati kerangka ibadah kepada Allah. Lidah tidak bertulang tetapi bisa tajam dari sebilah pedang.

PERANGKAP SYETAN

PERANGKAP IBLIS PENGGODA MANUSIA

Umat Islam yang peduli terhadap agamanya dan kaum muslimin merasakan keprihatinan dan kegundahan yang amat mendalam melihat akhir-akhir ini betapa posisi kaum muslimin semakin hari semakin tertekan, terpojok dan bahkan dizalimi, tanpa dapat berbuat banyak untuk melawan dan mengatasinya. Padahal Islam diyakini sebagai agama yang benar, yang sempurna, dan diridhai Allah, sebagaimana firmanNya (QS.Al-Maidah (5) ayat 3.)

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا

"..Hari ini aku sempurnakan agamamu, Aku cukupkan nikmatKu kepadamu, dan Aku ridha Islam menyadi agamamu... ".

Dalam menghadapi situasi tersebut diatas, tentu dapat dipahami apabila diantara ummat timbul pertanyaan : "apa yang salah dari umat Islam, dimana Allah, mengapa Allah membiarkan kaum muslimin dizalimi ?, suatu pertanyaan yang lebih mendekati kepada keputusasaan. Sebagai hamba Allah yang beriman, sekalipun dapat dipahami apabila timbul pertanyaan tersebut, akan tetapi aqidah kita mengajarkan bahwa kita wajib berprasangka baik (khusnuzzan) terhadap Allah, dan kalaulah ada pertanyaan-pertanyaan seperti tersebut tentunya dilakukan dalam rangka menggali rahasia dibalik penderitaan yang kita alami saat ini. Melalui instropeksi ke dalam diri kita kaum muslimin sendiri, kita harus bertanya, mungkin ada yang salah dalam diri kita, apabila telah diketahui dimana salahnya, kita gali rahasianya guna memperbaiki dan mengatasinya. Dengan demikian kita tidak akan terjebak dengan mencari kesalahan pada orang lain, apalagi terhadap Allah yang kita yakini adalah Maha Rahman dan Maha Rahim.

IBLIS MUSUH ABADI BAGI MANUSIA
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah diantara makhluk-makhluk lainnya. Namun dari awal penciptaannya manusia telah mendapat tantangan dari makhluk Allah lainnya, yaitu iblis, sebagaimana dalam (QS al –A’raaf ( 7) ayat 16)

قَالَ فَبِمَآأَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ

Karena Engkau telah menghukum saya tersebut, saya benar benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.

Semenjak itu terjadilah permusuhan yang abadi antara Manusia dencan iblis sampai kelak akhir zaman. Sekalipun manusia pada awalnya sejak masih di dalam kandungan telah menyatakan beriman kepada Allah, sebagaimana (Q: al A’raaf (7 ) ayat 72)

أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَآ

"Bukankah Aku ini Tuhanmu ? mereka menjawab : Betul (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi-saksi "

Namun setelah dilahirkan di dunia, manusia harus berhadapan dengan iblis, Yang berusaha dengan berbagai cara untuk melunturkan keimanan tersebut, sampai manusia durhaka terhadap Allah upaya iblis tersebut bukan melalui penampakan diri secara fisik, lalu mengancam dan menyiksa manusia sehingga tunduk padanya, melainkan dengan memanfaatkan kelengahan dan kelemahan manusia sendiri, melalui bisikan, tipuan, dorongan hawa nafsu dan adu domba antara sesama manusia. disadari atau tidak peperangan melawan iblis setiap hari berkecamuk tiada henti-hentinya dalam diri dan kehidupan kita, kadang-kadang kita menang, kadang-kadang kalah, adakalanya kita menang namun orang lain yang terpedaya iblis dihadapkan dengan kita, dan sebaliknya. Orang lain tersebut adakalanya orang yang tidak seiman dengan kita, dan adakalanya yang seiman dengan kita. Dan peperangan antar manusia dengan iblis yang tidak terlihat secara fisik tersebut, beralih menjadi peperangan antar manusia yang diperdaya iblis, dan dalam kondisi demikian tidaklah mengherankan apabila terjadi kekalahan orang beriman, apabila lemah dan tidak konsisten dengan keimananan melawan manusia yang diperalat iblis. karena tidak konsisten dengan keimanan tersabut akibatnya terpedaya pula oleh iblis.

SEBAB-SEBAB TERPERANGKAP GODAAN SETAN
Bila kita kembalikan kepada pertanyaan sebagaimana tersebut diatas. mengapa kaum muslimin yang memiliki agama yang benar, yang sempurna dan diridhai Allah dapat kalah. Jawabannya tentu harus kita kembalikan kepada Al-Qur'an dan Hadits. Kita seharusnya menyadari apa sesungguhnya tujuan Allah menciptakan manusia seperti dijelaskan dalam (Q.S. Adz Dzariyat (51) ayat 56)

وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ

"Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia kecuali hanya untuk menyembah kepadaku”

Hampir semua kita dalam menjalani kehidupan dan melakukan amal perbuatan untuk kepentingan sendiri, keluarga atau kerabat, bukan dalam rangka beribadah secara ikhlas kepada Allah. Walaupun dalam pernyataan menyebutkan berbuat untuk dan atas nama Islam, kaum muslimin atau atas nama rakyat, namun dari niat dan tujuan pada hakekatnya tak lain adalah untuk kepentingan diri sendiri, keluarga atau kerabat.Untuk mencapai tujuan tersebut adakalanya dilakukan dengan cara-cara yang disukai iblis, seperti memperdaya, berbohong, menghasut sikut-menyikut, menzalimi dan sebagainya, sehingga terjadilah berbagai pertentangan dan pepecahan diantara sesama kaum Muslimin sendiri, semakin banyak pertentangan, semakin meluas perpecahan dan akibatnva kaum muslimm menjadi semakin lemah. Sementara mereka-mereka yang di luar Islam sibuk dengan menggali ilmu dan teknologi, kaum muslimin disibuki oleh perpecahan, orang semakin maju kita justru semakin mundur dan lemah, sehingga ketika berhadapan dengan mereka, kita menjadi tidak berdaya. Disadari atau tidak kita telah masuk kedalam perangkap iblis, semakin banyak yang terperangkap, semakin lemah kondisi kita Disadari atau tidak kita telah masuk kedalam perangkap iblis, semakin banyak yang terperangkap, semakin lemah kondisi kita sebagai umat. Sebagai suatu negara hal demikian dapat kita lihat dari konidisi negara Irak saat ini yang dalam keadaan lemah diserang oleh negara Amerika dan sekutunya, sebagaimana dikatakan oleh mantan Ketua MPR RI bapak Amin Rais, peperangan antara Amerika dengan Irak bagai durian melawan mentimun, lemahnya Irak tentunya tidak terlepas dan diawali perseteruannya dengan sesama negara maslim sendiri, Yang menguras segala sumber daya yang ada. Inilah yang diramalkan oleh Rasulullah dalam haditsnya :

"Akan ada di suatu masa kaum muslimin bagaikan buih di lautan" (al-hadits )
Sekalipun jumlah kita banyak namun tidak berdaya. Dalam konteks inilah mungkin kita dapat memahami rahasia dibalik kata¬kata terakhir Rasulullah menjelang beliat wafat: ummati, ummati, ummati, rasa khawatir beliau terhadap umat yang dicintainya, yang lupa akan tujuan penciptaannya dan terpedaya oleh iblis sehingga ingkar kepada Allah.

JALAN MENUJU KEMENANGAN
Andaikata saja sebagai kaum muslimin (kalaulah tidak seluruhnya) dalam menjalani kehidupan, dalam setiap langkah dan perbuatannya, dilakukan semata-mata karena beribadah kepada Allah, dan dilakukan sesuai dengan tuntutan al-Qur'an dan Hadits, tentu iblis tidak akan mampu memperdaya, tidak akan ada perpecahan diantara kita, kaum muslimin akan kuat, tidak lagi bagaikan buih, melainkan bagaikan lautan, yang saat diperlukan dapat bagaikan gelombang besar, yang tak akan mampu dihadapi oleh siapapun, bahkan oleh iblis sekalipun. Oleh karena itu bagi kaum muslimun untuk merubah kondisi memprihatinkan yang dihadapi saat ini, tiada jalan lain yang sebaik-baiknya dilakukan selain harus: 1. Baik secara pribadi, keluarga maupun bersama-sama, dalam mejalani kehidupan, dalam setiap langkah dan perbuataa hanyalah dilakukan secara ikhlas semata-mata karena beribadah kepada Allah, sesuai dengan tuntunan al Qur'an dan Hadits. 2. Selalu waspada dan tidak memberi peluang kepada Iblis untuk memperdaya, baik melalui bisikan, hasutan, dorongan hawa nafsu, maupun melalui manusia lain yang diperdayanya.

Dengan melandaskan segala amal perbuatan semata-mata hanya karena beribadah kepada Allah dapat selalu waspada serta tidak memberi peluang kepada iblis untuk memperdaya, Insya Allah kita akan menjadi kuat dan terbebas dari kelemahan, ketertekanan dan kezaliman.

KEUTAMAAN SALAWAT NABI

CINTA NABI BACALAH SHALAWAT
Ridjaluddin.F.N.
Tuhan kita cintai, maka orang yang menjadi nabipun hendaknya harus dicintai. Beriman akan adanya Allah dan beriman kepada Nabi adalah wajib bagi kaum muslimin, sebagai mana pula disebutkan dalam dua kalimat syahadat ;

“Asyhadu alla ilaaha illalaah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah”

Al-Qur’an yang dibawanya sebagai mukjizat Rasulullah yang besar, tunduk dan patuh kepada nabi Muhammad dan cinta kepadanya. Dalam surat al-Hasyr ayat 7 disebutkan sebagai berikut:

وَمَآءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَانَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا

“Apa yang dibawa oleh Rasul kepadamu, hendaklah kamu terima dan apa yang dilarangnya hendaklah kamu jauhi”

Dalam hadits Rasulullah Saw. dinyatakan :“Hendaknya kamu sekalian mengikuti sunnahku dan sunnah para khulafa ar-Rasyidun”. (HR Abu Daud)

Al-Qur’an membawa ajaran yang global kemudian nabi menjelaskannya melalui ibadah shalat “Shalatlah seperti aku (nabi) melaksanakan shalat” Artinya bahwa tanpa penjelasan dari nabi mustahil shalat itu dapat dilaksanakan dengan baik, maka selain melihat ayat al-Qur’an juga dijelaskan secara rinci dalam hadits rasul.

Tuhan dicintai, dan nabi juga harus dicintai, cinta kepada keduanya harus tidak boleh dikalahkan oleh cinta kepada segala apa juapun. Cinta kepada nabi tidak cukup dengan dilahirkan dengan kata-kata, melainkan juga harus dibuktikan dalam perbuatan, mematuhi ajarannya, berjuang menegakkan agama Islam, memurnikan Islam dari perbuatan bid’ah, memuliakan nabi dan memperbanyak shalawat, memuliakan keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Dalam hadits diceriterakan bagaimana kecintaan sahabat kepada Rasulullah :
a. Betapa cintanya paman nabi, Hamzah ia rela melindungi nabi dari serangan panah musuh, dan gugur sebagai syuhada di medan perang Uhud.

b. Bilal yang termasyhur dengan muadzinnya, ketika hendak meninggal kawannya yang menyaksikan berkata: Betapa sedih hati kami mendengar kata itu justru Bilal berkata” betapa gembira hati kami karena akan bertemu dengan nabi (di akhirat kelak),

c. Suatu berita duka disampaikan kepada seorang wanita Madinah, bahwa saudaranya, yang telah gugur di medan perang Uhud, datang kepada Rasul dan bertanya” bagaimana keadaan Rasul, melihat wajah Rasul baru puas, segala bencana yang menimpa diriku kecil asal rasul selamat

d. Zaid bin Datsanah dibawa orang kafir Makkah keluar kota, hendak dibunuh; Abu Sofyan (pemimpin Kafir) berkata:”Maukah engkau saya ganti dengan nabi Muhammad, tidak biar aku saja yang mati, engkau bunuh dari pada nabi meninggal sebagai penggantiku.

e. Tsaubah, seorang budak yang dimerdekakan oleh nabi; Tsaubah menyatakan tentang dirinya, saya menjadi pucat kalau lama tidak melihat nabi yang dicintainya.

Salah satu kecintaan umat Islam terhadap nabi dibuktikan dengan ucapan Shalawat kepadanya. Ucapan shalawat kepada nabi artinya Allah memberikan keberkatan kepada nabi (yang dicintainya). Manusia dan malaikat bershalawat, artinya memohon kepada Allah agar Allah berkenan memberikan keberkatan kepada nabi.

Shalawat kepada Nabi Muhammad, shalawat adalah bentuk jamak yang artinya; Shalat, do’a, keberkahan. Yang bershalawat bukan kita tetapi Allah, para malaikat shalawat kepada nabi. Do’a, keberkatan juga berarti rahmat dan karunia, kurnia kebaikan. Shalawat kepada nabi suatu hal yang sangat penting dalam Islam, terbukti bacaan shalawat dalam shalat lima waktu.

“Allahuma shalli alaa muhamadin wa alaa aali Muhammadin kamaa shallaita alaa ibrahim wa aali Ibrahim wa baarik aala Muhmadmadin wa aali Muhammadin kamaa baarakta alaa Ibrahim wa Aali Ibrahim fil alamien innaka hamidun majiidun”

Membaca shalawat se-kurang-kurangnya baca “Shallallaahu alaihi wa sallama” janganlah kita kikir dengan bacaan Saw. dalam hadits dinyatakan ;

“Dikatakan seseorang itu bakhil barang siapa yang mengingatku bagi nabinya maka baginya belum shalawat kepadaku”

Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw. dimana beliaulah yang telah mendakwahkan agama Islam dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang, hingga manusia mengetahui terhadap hal yang hak dan hal yang bathil. Shalawat kepada nabi bermanfaat kepada keduanya, dido’akan dan mendo’akan dan berpahala.

Membaca shalawat atas Nabi Muhammad, dengan sebanyak-banyaknya itu adalah dianjurkan, walaupun bacaan secara singkat. Dan bagi siapa yang meremehkan dan mengabaikannya, maka itu adalah merupakan tanda bagi mereka yang meremehkan agama, tetapi bagi siapa yang membacanya secara sempurna itulah yang lebih utama, lebih jelasnya hal ini, marilah kita perhatikan pada sebuah hadits Nabi. Yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, yang mana beliau telah berkata: Nabi Muhammad bersabda:

"Jika kamu membaca shalawat atasku maka sempurnakanlah dan perbaikilah karena kamu tidak mengetahui kemungkinan shalawat itu langsung disampaikan kepadaku."

Sehubungan dengan hal ini Allah juga berfirman dalam Surat al- ¬Ahzab (33) ayat 56 yang berbunyi :

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

"Sesungguhnya Allah dan malaikatnya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bacalah shalawat dan salam kepada Nabi dengan sungguh-sungguh."

Bershalawat kamu, dan sampaikan salam kepadanya dengan sepenuh penghormatan ! Bacaan shalawat adalah merupakan penebus dosa dan menjadikan diri seorang yang suci, maka barang siapa yang membaca sekali saja Allah akan bershalawat sebanyak 10 kali, yaitu Allah akan menurunkan rahmat-Nya sebanyak 10 kali lipat. Hal ini lebih jelasnya seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad :

"Bacalah shalawat untukku, maka bacaan shalawatmu untukku itu, menjadi penebus dosa dan kesucian untuk dirimu, maka siapa yang membaca shalawat untuk 1 kali, Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali, (yaitu rahmat Allah turunkan padanya 10 kali lipat)."Man shalla alayya shalaatan shallaahu alaihi bihaa asyran”

Sekali bacanya saja, akan meraih sebanyak 10 kali shalawat 10 kali dari Allah, dan apabila kita mau membaca sebanyak 10 kali, maka Allah akan bershalawat sebanyak 100 kali, dan membacanya 100 kali, bebas dari nifaq serta bebas dari api neraka, demikian juga pada hari kiamat nanti bersama-sama dengan orang yang mati syahid.

Dan juga paling dekat di hari kiamat dengan nabi. “Sesungguhnya manusia yang paling pertama pada hari kiamat, kebanyakan mereka yang bershalawat kepada nabi”Hadits Rasulullah.

Di samping itu shalawat adalah sebagai penyebab datangnya suatu ampunan atas segala macam dosa-dosa, selagi kita benar-benar mau dan memperbanyak membacanya, hal ini di lain hadits Nabi, bersabda:

"Perbanyaklah membaca shalawat untukku, karena shalawatmu padaku itu menyebabkan pengampunan dosa-dosamu, dan mintalah pada Allah untukku derajat wasilah, maka sesungguhnya wasilahku dihadapkan Allah itu berupa syafaat bagi kamu."

Sesuai dengan pembahasan ini saya hendak membawakan suatu cerita, dimana pada suatu ketika ada seorang yang mengerjakan ibadah haji, dimana dia selalu membaca shalawat untuk Nabi Muhammad di setiap tempat yang mustajab, dan waktu ditanya : mengapa kamu tidak memanjatkan sebuah do'a yang ma'tsur dari Nabi pada tempat¬ tempat tertentu ini ? Lalu dia terlebih dahulu memohon ma'af, dan menjawab serta menjelaskan perihal keluarnya bersama ayahnya, yaitu beribadah haji, akan tetapi sampai tiba di Basrah, secara mendadak ayahnya meninggal dunia, dan wajahnya berubah seperti himar. Lalu saya dalam keadaan seperti itu, saya bersedih hati dan terpengaruh terhadap perasaanku, dan tatkala aku tertidur dalam keadaan seperti ini, tiba-tiba bermimpi berjumpa dengan Nabi, lalu saya memegang tangannya.

Dan Nabi bersabda : Ayahmu itu telah memakan riba, sedang bagi pemakan riba adalah seperti itu keadaannya. Akan tetapi ia gemar membaca shalawat untukku, di mana dia setiap malam membaca sebanyak 100 kali, oleh karenanya tatkala hal ini disampaikan oleh malaikat perihal keadaan ayahmu, maka saya meminta izin agar segera memberi syafa'at untuk ayahmu.

Dan Allah memberi lain kepadaku, saat itu tiba-tiba saya terbangun dari tidur dan berubah wajah ayahku seperti bulan purnama. Setelah saya menguburnya, saya mendengar suara : ayahmu selamat sebab dia gemar dan selalu membaca shalawat atas Nabi. Karenanya aku bersumpah kepada diriku sendiri, tidak meninggalkan terhadap shalawat atas Nabi pada setiap keadaan dan di mana saja aku berada.

Gunakan lima sebelum datangnya lima

GUNAKAN LIMA PERKARA
SEBELUM DATANG YANG LIMA
Ridjaluddin.F.N
Allah menjadikan hidup dan kehidupan ini, bukanlah main-main dan tidak pula sia-sia. Kehidupan ini, harus di kelola dan diisi dengan yang sebaik-baiknya agar manusia tidak tergolong orang-orang yang merugi dan celaka. Ibarat sawah ladang, dunia harus dikelola dan tempat bertanam yang hasilnya akan dipetik di akhirat nanti. Jika amal kebaikan yang ditanam maka akan memetik buah pahalanya, sebaiknya jika kejahatan yang di tanam dan dilakukan, maka dosa dan siksa yang akan diterima sebagai balasannya. Oleh sebab itu, marilah gunakan kehidupan ini dengan sebaik-baiknya untuk melakukan kebaikan dan amal saleh. Perhatikan sabda Nabi Muhammad Saw;
“ Ightanim khamsan qabla khamsin hayaataka qabla mautika wa sihhataka qabla saqomika wa faraakhaqa qabla syughlika wa syababaaka qabla haramika wa ghinaaka qabla fakrika”, yang artinya ;
“Gunakan (carilah keberuntungan) pada yang lima sebelum datang yang lima, masa hidupmu sebelum datang masa matimu dan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, dan waktu luangmu sebelum datang masa sibukmu; masa mudamu sebelum datang masa tuamu; dan masa kayamu sebelum jatuh miskinmu." (HR. Bukhari)
Melalui hadits tersebut Nabi Muhammad Saw, berpesan kepada seluruh umatnya agar benar-benar memanfaatkan dan mendaya fungsikan lima hal sebelum kedatangan yang lima, yaitu :

Pertama : Kesempatan hidup yang di anugerahkan oleh Allah kepada kita ini, marilah digunakan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal saleh, diisi dengan aktifitas yang bernilai ibadah, baik ibadah mahdhah maupun ibadah yang berdimensi sosial kemasyarakatan. Jangan sampai menyesali ketika ajal datang menjemput, dengan meminta kepada Allah Saw agar dikembalikan untuk hidup lagi, walau barang sebentar saja, hanya untuk sekedar beramal saleh dan menginfakkan seluruh harta yang dimilikinya. Padahal ketika ajal telah tiba, tak bisa di undur dan tidak pula dimajukan walau barang sebentar saja, seperti do’a kita :

“Ya Tuhanku, mengapa engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang sebentar saja, supaya aku sempat bersedekah”

“Dan Allah sama sekali tak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang kematian. Dan Allah mengenal apa yang kau kerjakan”

Kemanapun kita berlari untuk sembunyi, sekalipun sedang dikelilingi oleh tim dokter ahli dengan peralatan teknologi yang paling mutakhir, bila saat kematian telah tiba, pastilah akan terjadi saat itu juga. Karenanya gunakan kesempatan hidup ini dengan sebaik-baiknya, untuk beribadah dan beramal saleh demi mencari keridhaan Allah.

Kedua : Pesan Nabi yang kedua adalah agar menjaga kesehatan dan menggunakannya untuk taat dan mengabdi kepada Allah. Memperbanyak aktivitas kesalehan dan beribadah kepada-Nya, sebab bila terserang penyakit atau dalam keadaan sakit, maka tentu kesempatan untuk beribadah dan beramal saleh, akan terganggu atau bahkan tidak bisa dilakukan sama sekali, karena kondisi yang sangat lemah dan kritis. Kesehatan adalah anugerah Tuhan yang sangat besar, namun banyak manusia yang tidak menyadarinya, dia baru tersadar, ketika telah ditimpa sakit.

Ketiga: Masa luang, sebenarnya merupakan kesempatan emas untuk digunakan melakukan aktifitas kesalehan dan beribadah. Jangan sampai ada kesempatan yang terbuang percuma, karena Tuhan tidak menjadikan hidup ini sia-sia dan tidak pula main-main. Karena pentingnya waktu bagi kehidupan manusia, Allah dalam banyak ayat al-Qur'an bersumpah dikaitkan dengan waktu, seperti :

“Wal Ashr” "Demi waktu Ashar"; Wal Laily "Demi waktu Malam"; Wad Dhuha "Demi waktu Dhuha"; Wal Fajri, “Demi Waktu Fajar, dan lain sebagainya.

Apabila manusia tidak mau mengisi dan memanfaatkan waktu dengan beramal saleh dan berbagi amal kebaikan lainya, tentu ia akan tergolong sebagai orang yang merugi.

Keempat : Masa muda merupakan masa yang baik, karena pada masa ini kondisi fisik masih prima, penuh dengan daya kreasi dan ide-ide segar, utamanya masa ini hendaklah digunakan untuk mempersiapakan diri dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keahlian, sehingga benar-benar telah memiliki kesiapan untuk menerima tongkat estafet perjuangan generasi tua yang telah uzur.

Kelima : Kekayaan juga merupakan anugerah dari Allah Swt yang harus digunakan dan nafkahkan sesuai dengan keinginan Tuhan yang memberi kekayaan itu. Jangan sampai kita menutup kran kenikmatan yang telah dianugerahkan Allah buat orang-orang fakir miskin, anak-anak yatim dan obyek-obyek lain untuk memperjuangkan agama Allah.
Berdo’lah kepada Allah. Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia serta petunjuk-Nya kepada manusia, sehingga mampu mengisi sisa hidup ini dengan kebaktian, memperbanyak ibadah dan amal saleh, sehingga benar-benar menjadi orang-orang yang beruntung.

Salahuddin Al-Ayyubi

SHALAHUDDIN AL-AYYUBI
Pahlawan Islam penguasa Negeri Mesir

1. Kehidupan Salahuddin al Ayubi
Shalahuddin dibesarkan sama seperti anak-anak orang Kurdi pada umumnya. Pendidikannya juga seperti orang lain, belajar ilmu-ilmu sains di samping seni berperang dan bela diri. Tiada seorangpun yang menyangka sebelumnya bahwa ia dapat menguasai negeri Mesir dan menentang tentara Salib, bahwa anak Kurdi ini suatu hari nanti akan merampas kembali Palestina dan menjadi pembela akidah Islamiyah yang hebat. Dan tiada seorangpun yang menyangka pencapaiannya demikian begitu hebat sehingga menjadi contoh dan perangsang dalam memerangi kekufuran hingga hari ini.

Stanley Lane Poole (1914) seorang penulis Barat mensifati Salahuddin sebagai anak seorang tokoh pemerintahan yang memiliki kelebihan daripada orang lain tetapi tidak menunjukkan satupun tanda-tanda ia akan menjadi orang hebat pada masa depan dan ia selalu menunjukknan akhlak yang mulia.

Walau bagaimanapun Allah telah mentakdirkannya untuk menyadi pemimpin besar pada zamannya dan Allah SWT telah menyediakan dan memudahkan jalan-jalannya untuk menjadi pemimpin agung itu. Ketika ia menjadi tentara A1-Malik Nuruddin, sultan Aleppo, ia diperintahkan untuk pergi ke Mesir. Pada masa itu Mesir diperintah oleh sebuah kerajaan Syi'ah yang tidak bernaung di bawah khalifah. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis bahwa Salahuddin sangat kuat keinginannya dan memaksa diri untuk pergi ke negeri Mesir, bagaikan orang yang hendak di bawa ke tempat pembunuhan .

Tetapi itulah sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan firman Allah, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu" (Qs. Al-Baqarah:ayat 216).
Ketika Salahuddin menguasai Mesir, ia tiba-tiba berubah. Ia yakin bahwa Allah SWT telah memberikan tugas yang harus dipertanggung jawabkan kepadaNya, satu tugas yang ia rasa amat berat yang tak mungkin dapat dilaksanakan jika ia tidak bersungguh-sungguh melaksanakannya. Bahauddin telah menuliskan dalam catatannya bahwa Salahuddin sebaik-baik saja ia menjadi pemerintah Mesir. Dunia dan kesenangannya telah lenyap dari pandangan matanya. Dengan hati yang rendah dan syukur kepada Allah SWT ia telah menolak godaan-godaan dunia dan segala kesenangannya

Bahkan Sarjana Barat Stanley Lane Poole (1914) telah menuliskan bahwa Salahuddin mengubah cara hidupnya kepada yang lebih keras. Ia bertambah wara' dan menjalani hidup yang lebih berdisiplin dan sederhana. Ia mengenyampingkan corak hidup senang dan memilih corak hidup "Spartan" yang menjadi contoh kepada tentaranya. Ia mencurahkan seluruh tenaganya untuk satu tujuan yaitu untuk membina kekuasaan Islam yang cukup kuat untuk dapat menghalau orang kafir dari negeri Islam.
Salahuddin pernah berkata, “ketika Allah menganugerahkan aku bumi Mesir, aku yakin Dia juga bermaksud Palestina untukku”.Hal ini yang menyebabkan ia memenangkan perjuangan Islam. Sehubungan dengan ia telah menyerahkan dirinya untuk jalan jihad.
2. Semangat Jihad dari Salahuddin Al Ayubi
Fikiran Salahuddin senantiasa tertumpu kepada jihad di jaIan Allah. Bahauddin telah mencatatkan bahwa semangat Salahuddin yang berkobar-kobar untuk berjihad menentang tentara Salib telah menyebabkan jihad menjadi tajuk perbincangan yang paling digemarinya. Ia senantiasa meluangkan seluruh tenaganya untuk memperkuat pasukan tentaranya, mencari mujahid-mujahid dan senjata untuk tujuan berjihad.
Jika ada sahabat dan kawan yang memperbincangkan kepada dirinya tentang perjuangan Islam (jihad fi sabilillah) ia akan memberikan sepenuh perhatian. Sehubungan dengan ini ia lebih banyak dan senang di dalam kemah perang daripada duduk di istana bersama sanak keluarga. Siapa saja yang menggalakkannya berjihad di jalan Allah SWT membela Islam akan mendapat kepercayaannya. Siapa saja yang memperhatikan akan dapat melihat apabila ia telah memuliakan jihad melawan tentera salib ia akan menumpahkan seluruh perhatiannya kepada persiapan perang dan menaikkan semangat tenteranya.

Dalam medan peperangan ia bagaikan seorang ibu yang garang karena kehilanqan anak tunggal akibat dibunuh oleh tangan jahat (musuh). Ia akan bergerak dari satu ujung medan peperangan ke ujung yang lain untuk mengingatkan tentaranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah semata. Ia juga akan pergi ke seluruh pelosok tanah air dengan mata yang berlinang mengajak manusia supaya bangkit membela Islam.
Ketika ia mengepung Acre ia hanya minum saja, itupun selepas dipaksa oleh dokter pribadinya tanpa makan. Dokter itu berkata bahwa Salahuddin hanya makan beberapa suap makanan semenjak hari jumat hingga senin karena ia tidak mau perhatiannya kepada peperangan terganggu

3. Peperangan Hittin

Satu sisi peperangan yang sangat sengit telah terjadi antara tentara Salahuddin dengan tentera Salib di kawasan Tiberias di kaki bukit Hittin. Akhir dari peperangan itu pada 24 Rabiul-Akhir, 583 H, tentera Salib telah dapat dikalahkan. Dalam peperangan ini Raja Kristian yang memerintah Palestina telah dapat di tawan beserta adiknya Reginald dari Chatillon. Pembesar-pembesar lain yang dapat ditawan ialah Joscelin dari Courtenay, Humphrey dari Toron dan beberapa orang ternama yang lain. Ramai juga tentera-tentera Salib berpangkat tinggi telah tertawan. Stanley Lane-Poole menceritakan bahwa dapat dilihat seorang tentara Islam telah membawa 30 orang tentara Kristian yang ditawannya sendiri diikat dengan tali kemah.
Mayat-mayat tentara Kristian bertimbun-timbun seperti batu di atas batu di antara salib-salib yang patah, potongan tangan dan kaki dan kepala-kepala manusia berguling seperti buah tembakau. Dinyatakan 30,000 tentera Kristian telah mati dalam peperangan ini. Setahun selepas peperangan, timbunan tulang dapat dilihat memutih dari kejauhan.
4. Kecintaan Salahuddin kepada Islam
Peperangan Hittin telah menyerahkan kecintaan Salahuddin kepada Islam. Stanley Lane-Poole menulis bahwa Salahuddin berkemah di medan peperangan semasa peperanggan Hittin. Pada satu ketika setelah kemahnya didirikan diperintahkannya tawanan perang dibawa kehadapannya. Maka dibawalah Raja Palestina dan Reginald dari Chatillon masuk ke kemahnya. Dipersilahkan sang Raja duduk di dekatnya. Kemudian ia bangun pergi kehadapan Reginald lalu berkata;
“Dua kali aku telah bersumpah untuk membunuhnya. Pertama ketika ia bersumpah akan melanggar dua kota suci dan kedua ketika ia menyerang jamaah haji. Ketahuilah aku akan menuntut bela Muhammad Saw atasnya”
Lalu ia menghunuskan pedangnya dan memenggal kepala Reginald. Mayatnya kemudian dibawa keluar oleh pengawal dari kemah.Raja Palestina apabila melihat adiknya dipancung, ia menggeletar karena menyangka gilirannya akan tiba. Tetapi Salahuddin menjamin tidak akan mengapa-apakannya sambil berkata,
"Bukanlah kelaziman seorang raja membunuh raja yang lain, tetapi orang itu telah melanggar segala batas-batas, jadi terjadilah apa yang telah terjadi".
Tindakan Salahuddin adalah disebabkan tindakan kebiadaban Reginald kepada Islam dan Nabi Muhammad Saw. Sangat keterlaluan. Bahauddin bin Shaddad, penasihat kepercayaan Salahuddin mencatatkan bila jamaah haji dari Palestina diserang dicederakan tanpa belas kasihan oleh Reginald, di antara tawanannya merayu supaya mereka dikasihani. Tetapi Reginald dengan angkuhnya mengatakan;

"Mintalah kepada Nabi kamu, Muhammad, untuk menyelamatkan kamu".

Ketika ia mendengar berita ini ia telah berjanji akan membunuh Reginald dengan tangannya sendiri apabila ia dapat menangkapnya.

5. Menawan Baitul Muqaddis.

Kemenangan peperangan Hittin telah membuka jalan mudah kepada Salahuddin untuk menawan Baitul Muqaddis. Bahauddin telah mencatatkan bahwa Salahuddin sangat sangat berhajat untuk menawan Baitul Muqaddis hingga bukitpun akan mengecut dari bebanan yang dibawa dalam hatinya. Pada hari jumaat, 27 Rajab, 583H, yaitu pada hari Isra' Mi'raj, Salahuddin telah memasuki beranda suci tempat Rasul_Saw, naik ke langit.

Dalam buku catatan Bahauddin ia menyatakan bahwa inilah sebuah kemenangan. Ramai orang yang terdiri dari ulama, pembesar-pembesar, penjaga dan orang-orang biasa datang merayakan kegembiraan atas kemenangan ini. Kemudian ramai lagi orang datang dari pantai dan hampir semua ulama-ulama dari Mesir dan Syria datang untuk mengucapkan tahniah kepada Salahuddin. Boleh dikatakan hampir semua pembesar pembesar datang. Alunan "Allahhu Akbar" dan "Tiada tuhan melainkan Allah" telah menggema memenuhi langit.

Selepas 90 tahun kini sembahyang Ju’mat telah diadakan eperti semula di Baitul Muqaddis. Salib yang terpampang di 'Dome of Rock' te1ah diturunkan. Betapa hebatnya peristiwa ini tidak dapat digambarkan. Hanya Allah SWT saja yang tahu betapa hebatnya hari itu.

6. Salahuddin Al Ayubi yang Penyayang
Sifat penyayang dan belas kasihan Salahuddin semasa peperangan ini sangat jauh berbeda daripada kekejaman musuh Kristiannya. Ahli sejarah Kristian pun mengakui hal ini. Lane-Poole mengesahkan bahwa kebaikan hati Salahuddin telah mencegahnya daripada membalas dendam.Ia telah menuliskan dsalam bukunya bahwa Salahuddin telah menunjukkan ketinggian akhlaknya ketika orang-orang Kristian menyerah kalah. Tentaramnya sangat bertanggung jawab, menjaga peraturan di setiap jalan, mencegah segala bentuk kekerasan hinggakan tiada kedengaran orang-orang Kristiani diperlukukan tidak baik, Semua jalan keluar-masuk ke BaituI Muqaddis di pintu Nabi Daud untuk menerima uang tebusan dari orang-orang Kristiani tangannya dan seorang yang amanah telah dilantik di pintu Nabi Daud untuk menerima uang tebusan dari orang-orang Kristiani yang ditawan. Lane-Poole juga telah menuliskan bahwa Salahuddin telah mengatakan kepada pegawainya, "Adikku telah membuat infak” Padri besarpun telah berderma, sekarang giliranku pula" .Lalu ia memerintahkan pegawainya mewartakan di jalan-jalan Jerusalem bahwa siapa yang tidak mampu membayar tebusan boleh dibebaskan. Maka berbondong-bondonglah orang keluar dari pintu St. Lazarus dari pagi hingga malam. Ini merupakan sedekah Salahuddin kepada orang miskin tanpa menghitung bilangan mereka. Selanjutnya Lane-Poole menuliskan bagaimana pula tindak-tanduk tentara Kristian ketika menawan Baitul Muqaddis kali pertama pada tahun 1099. Telah tercatat dalam sejarah bahwa ketika Godfrey dan Tancred menunggang kuda di jalan-jalan Jerusalem jalan-jalan itu tersumbat dengan mayat-mayat, orang-orang Islam yang tidak bersenjata disiksa, dibakar dan dipanah dari jarak dekat di atas bumbung dan menara rumah-rumah ibadah. Darah yang membasahi bumi yang mengalir dari pembunuhan orang-orang Islam secara beramai-ramai telah mencemarkan kesucian gereja di mana sebelumnya kasih sayang sentiasa diajarkan. Maka sangat bernasib baik cara ¬orang Kristian apabila mereka dilayani dengan baik oleh Salahuddilm.

Lane-Poole juga menuliskan, jika hanya penaklukan Jerusalem saja yang diketahui mengenai Salahuddin, maka ia sudah cukup membuktikan dialah seorang penakluk yang paling penyantun dan baik hati di zamannya bahkan mungkin di sepanjang zaman.
7. Perang Salib Ketiga
Perang Salib pertama ialah kejatuhan Palestina kepada orang-orang Kristian pada tahun 1099 (490H) manakala yang kedua telah dimenangi oleh Salahuddin dalam peperangan Hittin pada tahun 583H (1187M) di mana beberapa hari kemudian ia telah menawan Baitul Muqaddis tanpa perlawanan. Kekalahan tentera Kristian ini telah menggegarkan seluruh dunia Kristian. Maka bantuan dari Eropah telah dicurahkan ke bumi Palestina. Hampir semua raja dan panglima perang dari dunia Kristian seperti Fredrick Barbossa raja Jerman, Richard The Lion raja England, Philips Augustus raja Perancis, Leopold dari Austria, Duke of Burgundy dan Count of Flanders telah bersekutu menyerang Salahuddin yang hanya dibantu oleh beberapa pembesarnya dan saudaranya serta tentaranya untuk mempertahankan kehormatan Islam. Berkat pertolongan Allah mereka tidak dapat dikalahkan oleh tentara sekutu yang besar.

Peperangan ini berlanjutan selama 5 tahun hingga menyebabkan kedua belah pihak menjadi lesu dan jemu. Akhirnya kedua belah pihak bersepakat untuk membuat perjanjian di Ramla pada tahun 588H. Perjanjian ini mengakui Salahuddin adalah penguasa Palestina seluruhnya kecuali bandar Acra diletakkan di bawah pemerintahan Kristian. Maka berakhirlah peperangan Salib ketiga.

Lane-Poole telah mencatatkan dalam perjanjian ini sebagai berakhirnya perang suci yang telah berkelanjutan selama 5 tahun. Sebelum kemenangan besar Hittin pada bulan Juli, 1187 M, tiada satu inci pun tanah Palestina di dalam tangan orang-orang Islam. Selepas Perjanjian Ramla pada bulan September, 1192 M, keseluruhanya menjadi milik mereka kecuali satu jalur kecil dari Tyre ke Jaffa. Salahuddin tidak ada rasa malu apapun dengan perjanjian ini walaupun sebahagian kecil tanah Palestina masih di tangan orang-orang Kristian.

Atas seruan Pope, seluruh dunia Kristian telah mengangkat senjata. Raja England, Perancis, Sicily dan Austria serta Duke of Burgundy, Count of Flanders dan beratus-ratus lagi pembesar-pembesar telah bersekutu membantu Raja dan Putra Mahkota Palestina untuk mengembalikan kerajaan Jerusalem kepada pemerintahan Kristian. Walau bagaimanapun ada raja yang mati dan ada yang balik dan sebahagian pembesar-pembesar Kristian telah terkubur di Tanah Suci itu, tetapi Tanah Suci itu masih di dalam tangan Salahuddin.

Selanjutnya Lane-Poole mencatatkan, seluruh kekuatan dunia Kristian yang telah ditumpukan dalam peperangan Salib ketiga tidak mengoyangkan kekuatan Salahuddin. Tenteranya mungkin telah jenuh dengan peperangan yang menyusahkan itu tetapi mereka tidak pernah undur apabila diseru untuk menjualkan jiwa raga mereka di jalan Tuhan. Tentaranya yang berada jauh di lembah Tigirs di Iraq mengeluh dengan tugas yang tidak henti-henti, tetapi ketaatan meraka yang tidak pernah berbelah hati.

Bahkan dalam peperangan Arsuf, tenteranya dari Mosil (sebuah tempat di Iraq) telah menunjukkan ketangkasan yang hebat. Dalam peperangan ini, Salahuddin memang boleh memberikan kepercayaan kepada tentara - tenteranya dari negeri Mesir, Mesopotamia,Syria, Kurdis ,Turkmans, tanah Arab dan bahkan orang-orang Islam dari mana-mana saja. Walaupun mereka berlainan bangsa dan kaum tetapi Salahuddin telah dapat menyatukan mereka di atas jalan Tuhan dari pada mula peperangan pada tahun 1187 hinggalah berakhirnya pada tahun 1192. Lane-Poole juga menuliskan dalam peperangan ini Salahuddin senantiasa syura. Ia mempunyai majlis syura (musyawarah) yang membuat keputusan-keputusan ketentaraan. Kadang-kadang majlis ini membatalkan keputusan Salahuddin sendiri. Dalam majlis ini tiada siapa yang mempunyai suara lebih berat tiada siapa yang lebih mempengaruhi fikiran Salahuddin. Semuanya sama saja. Dalam majlis itu ada adiknya, anak-anaknya, anak saudaranya, sahabat-sahabat lamanya, pembesar-pembesar tentera, kadi, bendahari dan setia usaha. Semuanya mempunyai sumbangan yang sama banyak dalam membuat keputusan. Pendeknya semuanya menyumbang dalam kepakaran masing-masing. Walau apa pun perbincangan dan perdebatan dalam majlis itu, mereka memberikan ketaatan mereka kepada Shalahuddin.

8. Wafatnya Shalahuddin Al Ayubi

Pada hari Rabu, 27 Safar, 589H, pulanglah Salahuddin ke rahmatullah selepas berhempas pulas mengembalikan tanah air Islam pada usia 57 tahun. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis mengenai hari-hari terakhir Salahuddin. Pada malam 27 Safar, 12 hari selepas ia jatuh sakit, ia telah menjadi sangat lemah. Syeikh Abu Ja'afar seorang yang wara' telah diminta menemami Salahuddin di Istana supaya jika ia nazak, bacaan Qur'an dan syahadah boleh diperdengarkan kepadanya. '

Memang pada malam itu telah nampak tanda-tanda berakhirnya hayat Salahuddin. Syeikh Abu Jaafar telah duduk di tepi katilnya semenjak 3 hari yang lepas membacakan Qur'an. Dalam masa ini Salahuddin selalu pingsan dan sadar sebentar. Apabila Syeikh Abu Jaafar membacakan ayat, "Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata" (Al-Hasyr: 22), Salahuddin membuka matanya sambil senyum, mukanya berseri dan dengan nada yang gembira ia berkata, "Memang benar". Selepas ia mengucapkan kata-kata itu rohnya pun kembali ke rahmatullah. Masa ini ialah sebelum subuh, 27 Safaw_
Seterusnya Bahauddin menceritakan Salahuddin tidak meninggalkan, harta kecuali satu dinar dan 47 dirham ketika ia wafat. Tiada rumah ¬rumah, barang-barang, tanah, kebun dan harta-harta lain yang ditinggalkannya. Bahkan harta yang ditinggalkannya tidak cukup untuk ongkos pengkebumiannya. Keluarganya terpaksa meminjam uang menanggung ongkos pengkebumian ini. Bahkan kain kafan pun diberikan ¬oleh seorang menterinya.
9. Salahuddin yang Wara'
Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah mencatatkan berkenaan kewarakan Salahuddin. Satu hari ia berkata bahwa ia telah lama tidak pergi sembahyang berjemaah. Ia memang Suka sembahyang berjamaah, bahkan ketika sakitnya ia akan memaksa dirimya berdiri di belakang imam. Disebabkan sembahyang adalah ibadah utama yang diasaskan oleh Rasulullah saw, ia sentiasa mengerjakan sembahyang sunnat malam. Jika disebabkan hal tertentu ia tidak dapat sembahyang malam ia akan menunaikannya ketika hampir subuh. Bahauddin melihatnya senantiasa sembahyang di belakang imam ketika sakitnya, kecuali tiga terakhir di mana ia sangat lemah dan selalu pingsan.

Tetapi ia tidak pernah tinggal sembahyang fardhu. Ia tidak pernah membayar zakat kerana ia tidak mempunyai harta yang cukup
padanya kepada fakir miskin dan kepada yang memerlukan hinggaxan ketika wafatnya ia hanya memiliki 47 dirham wang perak dan satu dinar wang emas. Ia tidak meninggalkan harta.
Bahauddin juga mencatatkan bahawa Salahuddin tidak pernah meninggalkan puasa Ramadhan kecuali hanya sekali apabila dinasihatkan oleh Kadi Fadhil. Ketika sakitnya pun ia berpuasa sehinggalah doktor menasihat kannya dengan keras supaya berbuka. Lalu ia berbuka dengan hati yang berat sambil berkata, "Aku tak tahu bila ajal akam menemuiku". Maka segera ia membayar fidyah.

Dalam catatan Bahauddin juga menunjukkan Salahuddin teringin sangat menunaikan haji ke Mekah tetapi ia tidak pernah berkesempatan. Pada tahun kewafatannya, keinginannya menunaikan haji telah menjadi- jadi tetapi ditakdirkan. Ia sangat gemar mendengar bacaan Qur’an_ Dalam medan peperangan ia acap kali duduk mendengar bacaan Qur'an para pengawal yang dilawatnya sehingga 3 atau 4 juzu' semalaman. Ia mendengar dengan sepenuh hati dan perhatian sehingga air matanya membasahi dagunya.

Ia juga gemar mendengar bacaan hadis Rasulullah saw. Ia akan memerintahkan orang-orang yang bersamanya duduk apabila hadis dibacakan. Apabila ulama hadis datang ke bandar, ia akan pergi mendengar kuliahnya. Kadang kadang ia sendiri membacakan hadis dengan mata yang berlinang. Dalam peperangan kadang-kadang ia berhenti di antara musuh-musuh yang datang untuk mendengarkan hadis hadis dibacakan kepadanya.

Salahuddin sangat yakin dan percaya kepada pertolongan Allah. Dan biasa meletakkan segala harapannya kepada Allah terutama ketika dalam kesusahan. Pada satu ketika ia berada di Jerusalem yang pada masa itu seolah-olah tidak dapat bertahan lagi dari pada kepungan tentera bersekutu Kristian. Walaupun keadaan sangat terdesak enggan untuk meninggalkan kota suci itu. Malam itu adalah malam Jumaat musim sejuk. Bahauddin mencatatkan, "Hanya aku dan Salahuddin saja pada masa itu. Ia menghabiskan masa malam itu dengan bersembahyang dan munajat.

Pada tengah malam saya minta supaya ia berehat tetapi jawanya "Ku fikir kau mengantuk. Pergilah tidur sejenak". Bila hampis subuh akupun bangun dan pergi mendapatkannya. Aku dapati ia siang membasuh tangannya. "Aku tidak tidur semalam" katanya. Selepas sembahyang subuh aku berkata kepadanya, "Kau kena munajat kepada Allah memohon pertolongan-Nya". Lalu ia bertanya, "Apa yang perlu kulakukan?"

Aku menjawab, Hari ini hari Jumaat. Engkau mandilah sebelum pergi ke masjid Aqsa. Keluarkanlah infaq dengan senyap-senyap. Apabila kau tiba di masjid, sembahyanglah dua rakaat selepas azan di tempat Rasulullah saw pernah sembahyang sebelum mi'raj dahulu. Aku pernah membaca hadis do’a yang dibuat di tempat itu adalah mustajab,. Oleh itu kau bermunajad-lah kepada Allah dengan ucapan ;

"Ya Tuhanku, aku telah kehabisan segala bekalanku. Kini aku mohon pertolonga-n-Mau. Aku menyerahkan diriku kepada-Mu. Aku yakin hanya Engkau sahaja yang boleh menolongku dalam keadaan yang genting ini."

Aku mengatakan kepadanya, "Aku sangat berharap Allah akan mengkabulkan doamu". Lalu Salahuddin melakukan apa yang ku usulkan_. Aku berada di sebelahnya ketika dahinya mencegah bumi sambil menangis hingga air matanya mambasahi janggutnya dan menitik ke tempat sembahyang. Aku tidak tahu apa yang dido’akannya tetapi aku melihat tanda-tanda do’anya dikabulkan sebelum hari itu berakhir. Perbalahan berlaku di antara musuh-musuh yang menatijahkan berita baik bagi kami beberapa hari kemudian. Akhirnya mereka membuka kemah-kemah mereka dan berangkat ke Ramla pada hari Senin pagi"
10. Perangai dan akhlak Salahuddin Al ayubi
Siapa yang rapat dengannya mengatakan ia adalah seorang Islam yang taat kepada Allah, sangat peka kepada keadilan, pemurah, lembut hati, sabar dan tekun. Bahauddin bin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah mencatatkan ia telah memberikan masa untuk rakyat dua kali seminggu, yaitu pada hari Senin dan Selasa. Pada masa ini la disertai oleh pembesar-pembesar negara, ulama dan kadi. Semua orang boleh berjumpa dengannya. Ia sendiri akan membacakan aduan yang diterimanya dan mengucapkan untuk dituliskan oleh juru tulis tindakan yang perlu diambil dan terus ditandatanganinya pada masa itu juga. Ia tidak pernah membenarkan orang meninggalkannya selagi ia belum menyempurnakan hajat orang itu. Dalam masa yang sama ia sentiasa bertasbih kepada Allah.

Jika ada orang membuat aduan, ia akan mendengarkan dengan teliti dan kemudian memberikan keputusannya. Suatu hari seorang lelaki telah membuat aduan berkenaan Taqiuddin, anak saudaranya sendirl. Dengan segera ia memanggil anak saudaranya itu dan meminta penjelasan. Dalam ketika yang lain ada orang yang membuat tuduhan kepada Salahuddin sendiri. Yang memerlukan penyiasatan. Walaupun tuduhan orang itu didapati tidak berasas, ia telah menghadiahkan orang itu sehelai jubah dan beberapa pemberian yang lain.

Ia adalah seorang yang mulia dan baik hati, lemah lembut penyabar dan sangat benci kepada ketidak adilan. Ia senantiasa mengabaikan kehilafan-kehilafan pembantu-pembantu dan khadam-khadamnya. Jika mereka melakukan kesilapan yang memanaskan hatinya ia tidak pernah menyebabkan kemarahannya menjatuhkan air muka mereka. Pada suatu ketika ia pernah meminta air minum, tetapi entah apa sebabnya air itu tidak diberikan kepadanya. Ia meminta sehingga lima kali lalu berkata, "Aku hampir mati kehausan". Ia kemudian meminum air yang dibawakan kepadanya tanpa menunjukkan kemarahan.

Ketika yang lain ia hendak mandi selepas mengalami sakit yang agak lama. Didapatinya air yang disediakan agak panas, lalu ia meminta air sejuk. Sebanyak dua kali khadamnya menyebabkan air sejuk terpercik kepadanya. Disebabkan ia belum benar-benar sehat, ia merasa kesejukan tetapi ia hanya berkata kepada khadamnya, "Katakan sajalah kalau kau tak suka kepadaku". Lalu khadam itu cepat-cepat minta maaf dan Salahuddin terus memaafkannya.

Bahauddin juga telah mencatatkan beberapa peristiwa yang menunjukkan sifat pemurah dan baik hati Salahuddin. Kadang-kadang kawasan yang baru ditawannya pun diberikannya kepada pengikutnya. Satu ketika ia telah berjaya menawan bandar 'Amad. Lalu seorang perwira tentera, Qurrah Arslan, menyatakan keinginannya untuk memerintah bandar itu. Dengan senang hati ia memberikannya. Bahkan dalam beberapa ketika ia menjualkan hartanya semata-mata untuk membeli hadiah. Melihat betapa pemurahnya Salahuddin, bendaharinya selalu merahasiakan baki uang simpanan untuk digunakan semasa kecemasan.

Jika ia tahu, ia akan menyedekahkan khazanah negara sehingga habis. Salahuddin pernah mengatakan ada orang baginya uang dan debu sama saja. "Aku tahu", kata Bahauddin, Ia mengatakan dirinya, Salahuddin tidak pernah membiarkan tetamunya meninggalkannya tanpa hadiah atau sembarang bentuk pemberian tanda penghargaan, walaupun tamunya itu seorang kafir. Raja Saida pernah melawat Salahuddin dan ia menyambutnya dengan tangat terbuka, melayaninya dengan hormat dan mengambil kesempatan menerangkan Islam. Bahkan Salahuddin senantiasa mengirimkan kepada musuhnya barang dan buah-buahan kepada Richard the Lion, musuh beratnya, ketika Raja Inggeris itu sakit.

Hatinya memang sangat lembut hingga ia sangat mudah terkesan apabila melihat orang dalam kesusahan dan kesedihan. Suatu hari seorang perempuan Kristian datang mengadu kehilangan bayinya_ Perempuan itu menangis dan meraung di depan Salahuddin sambil menceritakan bayinya dicuri dari kemahnya. Perempuan itu seterusnya mengatakan ia telah dimaklumkan hanya Salahuddin saja yang boleh mendapatkan bayi itu kembali. Hatinya tersentuh mendengar cerita perempuan itu lalu iapun turut menangis. Ia segera memerintakan pegawai-pegawainya mencari bayi itu di pasar hamba-sahaya. Tidak lama kemudian bayi itu telah dapat dibawa kembali lalu dengan rasa gembira mendo’akan kesejahteraan Salahuddin.





























































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































SHALAHUDDIN AL-AYYUBI
Pahlawan Islam penguasa Negeri Mesir

1. Kehidupan Salahuddin al Ayubi
Shalahuddin dibesarkan sama seperti anak-anak orang Kurdi pada umumnya. Pendidikannya juga seperti orang lain, belajar ilmu-ilmu sains di samping seni berperang dan bela diri. Tiada seorangpun yang menyangka sebelumnya bahwa ia dapat menguasai negeri Mesir dan menentang tentara Salib, bahwa anak Kurdi ini suatu hari nanti akan merampas kembali Palestina dan menjadi pembela akidah Islamiyah yang hebat. Dan tiada seorangpun yang menyangka pencapaiannya demikian begitu hebat sehingga menjadi contoh dan perangsang dalam memerangi kekufuran hingga hari ini.

Stanley Lane Poole (1914) seorang penulis Barat mensifati Salahuddin sebagai anak seorang tokoh pemerintahan yang memiliki kelebihan daripada orang lain tetapi tidak menunjukkan satupun tanda-tanda ia akan menjadi orang hebat pada masa depan dan ia selalu menunjukknan akhlak yang mulia.

Walau bagaimanapun Allah telah mentakdirkannya untuk menyadi pemimpin besar pada zamannya dan Allah SWT telah menyediakan dan memudahkan jalan-jalannya untuk menjadi pemimpin agung itu. Ketika ia menjadi tentara A1-Malik Nuruddin, sultan Aleppo, ia diperintahkan untuk pergi ke Mesir. Pada masa itu Mesir diperintah oleh sebuah kerajaan Syi'ah yang tidak bernaung di bawah khalifah. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis bahwa Salahuddin sangat kuat keinginannya dan memaksa diri untuk pergi ke negeri Mesir, bagaikan orang yang hendak di bawa ke tempat pembunuhan .

Tetapi itulah sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan firman Allah, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu" (Qs. Al-Baqarah:ayat 216).
Ketika Salahuddin menguasai Mesir, ia tiba-tiba berubah. Ia yakin bahwa Allah SWT telah memberikan tugas yang harus dipertanggung jawabkan kepadaNya, satu tugas yang ia rasa amat berat yang tak mungkin dapat dilaksanakan jika ia tidak bersungguh-sungguh melaksanakannya. Bahauddin telah menuliskan dalam catatannya bahwa Salahuddin sebaik-baik saja ia menjadi pemerintah Mesir. Dunia dan kesenangannya telah lenyap dari pandangan matanya. Dengan hati yang rendah dan syukur kepada Allah SWT ia telah menolak godaan-godaan dunia dan segala kesenangannya

Bahkan Sarjana Barat Stanley Lane Poole (1914) telah menuliskan bahwa Salahuddin mengubah cara hidupnya kepada yang lebih keras. Ia bertambah wara' dan menjalani hidup yang lebih berdisiplin dan sederhana. Ia mengenyampingkan corak hidup senang dan memilih corak hidup "Spartan" yang menjadi contoh kepada tentaranya. Ia mencurahkan seluruh tenaganya untuk satu tujuan yaitu untuk membina kekuasaan Islam yang cukup kuat untuk dapat menghalau orang kafir dari negeri Islam.
Salahuddin pernah berkata, “ketika Allah menganugerahkan aku bumi Mesir, aku yakin Dia juga bermaksud Palestina untukku”.Hal ini yang menyebabkan ia memenangkan perjuangan Islam. Sehubungan dengan ia telah menyerahkan dirinya untuk jalan jihad.
2. Semangat Jihad dari Salahuddin Al Ayubi
Fikiran Salahuddin senantiasa tertumpu kepada jihad di jaIan Allah. Bahauddin telah mencatatkan bahwa semangat Salahuddin yang berkobar-kobar untuk berjihad menentang tentara Salib telah menyebabkan jihad menjadi tajuk perbincangan yang paling digemarinya. Ia senantiasa meluangkan seluruh tenaganya untuk memperkuat pasukan tentaranya, mencari mujahid-mujahid dan senjata untuk tujuan berjihad.
Jika ada sahabat dan kawan yang memperbincangkan kepada dirinya tentang perjuangan Islam (jihad fi sabilillah) ia akan memberikan sepenuh perhatian. Sehubungan dengan ini ia lebih banyak dan senang di dalam kemah perang daripada duduk di istana bersama sanak keluarga. Siapa saja yang menggalakkannya berjihad di jalan Allah SWT membela Islam akan mendapat kepercayaannya. Siapa saja yang memperhatikan akan dapat melihat apabila ia telah memuliakan jihad melawan tentera salib ia akan menumpahkan seluruh perhatiannya kepada persiapan perang dan menaikkan semangat tenteranya.

Dalam medan peperangan ia bagaikan seorang ibu yang garang karena kehilanqan anak tunggal akibat dibunuh oleh tangan jahat (musuh). Ia akan bergerak dari satu ujung medan peperangan ke ujung yang lain untuk mengingatkan tentaranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah semata. Ia juga akan pergi ke seluruh pelosok tanah air dengan mata yang berlinang mengajak manusia supaya bangkit membela Islam.
Ketika ia mengepung Acre ia hanya minum saja, itupun selepas dipaksa oleh dokter pribadinya tanpa makan. Dokter itu berkata bahwa Salahuddin hanya makan beberapa suap makanan semenjak hari jumat hingga senin karena ia tidak mau perhatiannya kepada peperangan terganggu

3. Peperangan Hittin

Satu sisi peperangan yang sangat sengit telah terjadi antara tentara Salahuddin dengan tentera Salib di kawasan Tiberias di kaki bukit Hittin. Akhir dari peperangan itu pada 24 Rabiul-Akhir, 583 H, tentera Salib telah dapat dikalahkan. Dalam peperangan ini Raja Kristian yang memerintah Palestina telah dapat di tawan beserta adiknya Reginald dari Chatillon. Pembesar-pembesar lain yang dapat ditawan ialah Joscelin dari Courtenay, Humphrey dari Toron dan beberapa orang ternama yang lain. Ramai juga tentera-tentera Salib berpangkat tinggi telah tertawan. Stanley Lane-Poole menceritakan bahwa dapat dilihat seorang tentara Islam telah membawa 30 orang tentara Kristian yang ditawannya sendiri diikat dengan tali kemah.
Mayat-mayat tentara Kristian bertimbun-timbun seperti batu di atas batu di antara salib-salib yang patah, potongan tangan dan kaki dan kepala-kepala manusia berguling seperti buah tembakau. Dinyatakan 30,000 tentera Kristian telah mati dalam peperangan ini. Setahun selepas peperangan, timbunan tulang dapat dilihat memutih dari kejauhan.
4. Kecintaan Salahuddin kepada Islam
Peperangan Hittin telah menyerahkan kecintaan Salahuddin kepada Islam. Stanley Lane-Poole menulis bahwa Salahuddin berkemah di medan peperangan semasa peperanggan Hittin. Pada satu ketika setelah kemahnya didirikan diperintahkannya tawanan perang dibawa kehadapannya. Maka dibawalah Raja Palestina dan Reginald dari Chatillon masuk ke kemahnya. Dipersilahkan sang Raja duduk di dekatnya. Kemudian ia bangun pergi kehadapan Reginald lalu berkata;
“Dua kali aku telah bersumpah untuk membunuhnya. Pertama ketika ia bersumpah akan melanggar dua kota suci dan kedua ketika ia menyerang jamaah haji. Ketahuilah aku akan menuntut bela Muhammad Saw atasnya”
Lalu ia menghunuskan pedangnya dan memenggal kepala Reginald. Mayatnya kemudian dibawa keluar oleh pengawal dari kemah.Raja Palestina apabila melihat adiknya dipancung, ia menggeletar karena menyangka gilirannya akan tiba. Tetapi Salahuddin menjamin tidak akan mengapa-apakannya sambil berkata,
"Bukanlah kelaziman seorang raja membunuh raja yang lain, tetapi orang itu telah melanggar segala batas-batas, jadi terjadilah apa yang telah terjadi".
Tindakan Salahuddin adalah disebabkan tindakan kebiadaban Reginald kepada Islam dan Nabi Muhammad Saw. Sangat keterlaluan. Bahauddin bin Shaddad, penasihat kepercayaan Salahuddin mencatatkan bila jamaah haji dari Palestina diserang dicederakan tanpa belas kasihan oleh Reginald, di antara tawanannya merayu supaya mereka dikasihani. Tetapi Reginald dengan angkuhnya mengatakan;

"Mintalah kepada Nabi kamu, Muhammad, untuk menyelamatkan kamu".

Ketika ia mendengar berita ini ia telah berjanji akan membunuh Reginald dengan tangannya sendiri apabila ia dapat menangkapnya.

5. Menawan Baitul Muqaddis.

Kemenangan peperangan Hittin telah membuka jalan mudah kepada Salahuddin untuk menawan Baitul Muqaddis. Bahauddin telah mencatatkan bahwa Salahuddin sangat sangat berhajat untuk menawan Baitul Muqaddis hingga bukitpun akan mengecut dari bebanan yang dibawa dalam hatinya. Pada hari jumaat, 27 Rajab, 583H, yaitu pada hari Isra' Mi'raj, Salahuddin telah memasuki beranda suci tempat Rasul_Saw, naik ke langit.

Dalam buku catatan Bahauddin ia menyatakan bahwa inilah sebuah kemenangan. Ramai orang yang terdiri dari ulama, pembesar-pembesar, penjaga dan orang-orang biasa datang merayakan kegembiraan atas kemenangan ini. Kemudian ramai lagi orang datang dari pantai dan hampir semua ulama-ulama dari Mesir dan Syria datang untuk mengucapkan tahniah kepada Salahuddin. Boleh dikatakan hampir semua pembesar pembesar datang. Alunan "Allahhu Akbar" dan "Tiada tuhan melainkan Allah" telah menggema memenuhi langit.

Selepas 90 tahun kini sembahyang Ju’mat telah diadakan eperti semula di Baitul Muqaddis. Salib yang terpampang di 'Dome of Rock' te1ah diturunkan. Betapa hebatnya peristiwa ini tidak dapat digambarkan. Hanya Allah SWT saja yang tahu betapa hebatnya hari itu.

6. Salahuddin Al Ayubi yang Penyayang
Sifat penyayang dan belas kasihan Salahuddin semasa peperangan ini sangat jauh berbeda daripada kekejaman musuh Kristiannya. Ahli sejarah Kristian pun mengakui hal ini. Lane-Poole mengesahkan bahwa kebaikan hati Salahuddin telah mencegahnya daripada membalas dendam.Ia telah menuliskan dsalam bukunya bahwa Salahuddin telah menunjukkan ketinggian akhlaknya ketika orang-orang Kristian menyerah kalah. Tentaramnya sangat bertanggung jawab, menjaga peraturan di setiap jalan, mencegah segala bentuk kekerasan hinggakan tiada kedengaran orang-orang Kristiani diperlukukan tidak baik, Semua jalan keluar-masuk ke BaituI Muqaddis di pintu Nabi Daud untuk menerima uang tebusan dari orang-orang Kristiani tangannya dan seorang yang amanah telah dilantik di pintu Nabi Daud untuk menerima uang tebusan dari orang-orang Kristiani yang ditawan. Lane-Poole juga telah menuliskan bahwa Salahuddin telah mengatakan kepada pegawainya, "Adikku telah membuat infak” Padri besarpun telah berderma, sekarang giliranku pula" .Lalu ia memerintahkan pegawainya mewartakan di jalan-jalan Jerusalem bahwa siapa yang tidak mampu membayar tebusan boleh dibebaskan. Maka berbondong-bondonglah orang keluar dari pintu St. Lazarus dari pagi hingga malam. Ini merupakan sedekah Salahuddin kepada orang miskin tanpa menghitung bilangan mereka. Selanjutnya Lane-Poole menuliskan bagaimana pula tindak-tanduk tentara Kristian ketika menawan Baitul Muqaddis kali pertama pada tahun 1099. Telah tercatat dalam sejarah bahwa ketika Godfrey dan Tancred menunggang kuda di jalan-jalan Jerusalem jalan-jalan itu tersumbat dengan mayat-mayat, orang-orang Islam yang tidak bersenjata disiksa, dibakar dan dipanah dari jarak dekat di atas bumbung dan menara rumah-rumah ibadah. Darah yang membasahi bumi yang mengalir dari pembunuhan orang-orang Islam secara beramai-ramai telah mencemarkan kesucian gereja di mana sebelumnya kasih sayang sentiasa diajarkan. Maka sangat bernasib baik cara ¬orang Kristian apabila mereka dilayani dengan baik oleh Salahuddilm.

Lane-Poole juga menuliskan, jika hanya penaklukan Jerusalem saja yang diketahui mengenai Salahuddin, maka ia sudah cukup membuktikan dialah seorang penakluk yang paling penyantun dan baik hati di zamannya bahkan mungkin di sepanjang zaman.
7. Perang Salib Ketiga
Perang Salib pertama ialah kejatuhan Palestina kepada orang-orang Kristian pada tahun 1099 (490H) manakala yang kedua telah dimenangi oleh Salahuddin dalam peperangan Hittin pada tahun 583H (1187M) di mana beberapa hari kemudian ia telah menawan Baitul Muqaddis tanpa perlawanan. Kekalahan tentera Kristian ini telah menggegarkan seluruh dunia Kristian. Maka bantuan dari Eropah telah dicurahkan ke bumi Palestina. Hampir semua raja dan panglima perang dari dunia Kristian seperti Fredrick Barbossa raja Jerman, Richard The Lion raja England, Philips Augustus raja Perancis, Leopold dari Austria, Duke of Burgundy dan Count of Flanders telah bersekutu menyerang Salahuddin yang hanya dibantu oleh beberapa pembesarnya dan saudaranya serta tentaranya untuk mempertahankan kehormatan Islam. Berkat pertolongan Allah mereka tidak dapat dikalahkan oleh tentara sekutu yang besar.

Peperangan ini berlanjutan selama 5 tahun hingga menyebabkan kedua belah pihak menjadi lesu dan jemu. Akhirnya kedua belah pihak bersepakat untuk membuat perjanjian di Ramla pada tahun 588H. Perjanjian ini mengakui Salahuddin adalah penguasa Palestina seluruhnya kecuali bandar Acra diletakkan di bawah pemerintahan Kristian. Maka berakhirlah peperangan Salib ketiga.

Lane-Poole telah mencatatkan dalam perjanjian ini sebagai berakhirnya perang suci yang telah berkelanjutan selama 5 tahun. Sebelum kemenangan besar Hittin pada bulan Juli, 1187 M, tiada satu inci pun tanah Palestina di dalam tangan orang-orang Islam. Selepas Perjanjian Ramla pada bulan September, 1192 M, keseluruhanya menjadi milik mereka kecuali satu jalur kecil dari Tyre ke Jaffa. Salahuddin tidak ada rasa malu apapun dengan perjanjian ini walaupun sebahagian kecil tanah Palestina masih di tangan orang-orang Kristian.

Atas seruan Pope, seluruh dunia Kristian telah mengangkat senjata. Raja England, Perancis, Sicily dan Austria serta Duke of Burgundy, Count of Flanders dan beratus-ratus lagi pembesar-pembesar telah bersekutu membantu Raja dan Putra Mahkota Palestina untuk mengembalikan kerajaan Jerusalem kepada pemerintahan Kristian. Walau bagaimanapun ada raja yang mati dan ada yang balik dan sebahagian pembesar-pembesar Kristian telah terkubur di Tanah Suci itu, tetapi Tanah Suci itu masih di dalam tangan Salahuddin.

Selanjutnya Lane-Poole mencatatkan, seluruh kekuatan dunia Kristian yang telah ditumpukan dalam peperangan Salib ketiga tidak mengoyangkan kekuatan Salahuddin. Tenteranya mungkin telah jenuh dengan peperangan yang menyusahkan itu tetapi mereka tidak pernah undur apabila diseru untuk menjualkan jiwa raga mereka di jalan Tuhan. Tentaranya yang berada jauh di lembah Tigirs di Iraq mengeluh dengan tugas yang tidak henti-henti, tetapi ketaatan meraka yang tidak pernah berbelah hati.

Bahkan dalam peperangan Arsuf, tenteranya dari Mosil (sebuah tempat di Iraq) telah menunjukkan ketangkasan yang hebat. Dalam peperangan ini, Salahuddin memang boleh memberikan kepercayaan kepada tentara - tenteranya dari negeri Mesir, Mesopotamia,Syria, Kurdis ,Turkmans, tanah Arab dan bahkan orang-orang Islam dari mana-mana saja. Walaupun mereka berlainan bangsa dan kaum tetapi Salahuddin telah dapat menyatukan mereka di atas jalan Tuhan dari pada mula peperangan pada tahun 1187 hinggalah berakhirnya pada tahun 1192. Lane-Poole juga menuliskan dalam peperangan ini Salahuddin senantiasa syura. Ia mempunyai majlis syura (musyawarah) yang membuat keputusan-keputusan ketentaraan. Kadang-kadang majlis ini membatalkan keputusan Salahuddin sendiri. Dalam majlis ini tiada siapa yang mempunyai suara lebih berat tiada siapa yang lebih mempengaruhi fikiran Salahuddin. Semuanya sama saja. Dalam majlis itu ada adiknya, anak-anaknya, anak saudaranya, sahabat-sahabat lamanya, pembesar-pembesar tentera, kadi, bendahari dan setia usaha. Semuanya mempunyai sumbangan yang sama banyak dalam membuat keputusan. Pendeknya semuanya menyumbang dalam kepakaran masing-masing. Walau apa pun perbincangan dan perdebatan dalam majlis itu, mereka memberikan ketaatan mereka kepada Shalahuddin.

8. Wafatnya Shalahuddin Al Ayubi

Pada hari Rabu, 27 Safar, 589H, pulanglah Salahuddin ke rahmatullah selepas berhempas pulas mengembalikan tanah air Islam pada usia 57 tahun. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis mengenai hari-hari terakhir Salahuddin. Pada malam 27 Safar, 12 hari selepas ia jatuh sakit, ia telah menjadi sangat lemah. Syeikh Abu Ja'afar seorang yang wara' telah diminta menemami Salahuddin di Istana supaya jika ia nazak, bacaan Qur'an dan syahadah boleh diperdengarkan kepadanya. '

Memang pada malam itu telah nampak tanda-tanda berakhirnya hayat Salahuddin. Syeikh Abu Jaafar telah duduk di tepi katilnya semenjak 3 hari yang lepas membacakan Qur'an. Dalam masa ini Salahuddin selalu pingsan dan sadar sebentar. Apabila Syeikh Abu Jaafar membacakan ayat, "Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata" (Al-Hasyr: 22), Salahuddin membuka matanya sambil senyum, mukanya berseri dan dengan nada yang gembira ia berkata, "Memang benar". Selepas ia mengucapkan kata-kata itu rohnya pun kembali ke rahmatullah. Masa ini ialah sebelum subuh, 27 Safaw_
Seterusnya Bahauddin menceritakan Salahuddin tidak meninggalkan, harta kecuali satu dinar dan 47 dirham ketika ia wafat. Tiada rumah ¬rumah, barang-barang, tanah, kebun dan harta-harta lain yang ditinggalkannya. Bahkan harta yang ditinggalkannya tidak cukup untuk ongkos pengkebumiannya. Keluarganya terpaksa meminjam uang menanggung ongkos pengkebumian ini. Bahkan kain kafan pun diberikan ¬oleh seorang menterinya.
9. Salahuddin yang Wara'
Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah mencatatkan berkenaan kewarakan Salahuddin. Satu hari ia berkata bahwa ia telah lama tidak pergi sembahyang berjemaah. Ia memang Suka sembahyang berjamaah, bahkan ketika sakitnya ia akan memaksa dirimya berdiri di belakang imam. Disebabkan sembahyang adalah ibadah utama yang diasaskan oleh Rasulullah saw, ia sentiasa mengerjakan sembahyang sunnat malam. Jika disebabkan hal tertentu ia tidak dapat sembahyang malam ia akan menunaikannya ketika hampir subuh. Bahauddin melihatnya senantiasa sembahyang di belakang imam ketika sakitnya, kecuali tiga terakhir di mana ia sangat lemah dan selalu pingsan.

Tetapi ia tidak pernah tinggal sembahyang fardhu. Ia tidak pernah membayar zakat kerana ia tidak mempunyai harta yang cukup
padanya kepada fakir miskin dan kepada yang memerlukan hinggaxan ketika wafatnya ia hanya memiliki 47 dirham wang perak dan satu dinar wang emas. Ia tidak meninggalkan harta.
Bahauddin juga mencatatkan bahawa Salahuddin tidak pernah meninggalkan puasa Ramadhan kecuali hanya sekali apabila dinasihatkan oleh Kadi Fadhil. Ketika sakitnya pun ia berpuasa sehinggalah doktor menasihat kannya dengan keras supaya berbuka. Lalu ia berbuka dengan hati yang berat sambil berkata, "Aku tak tahu bila ajal akam menemuiku". Maka segera ia membayar fidyah.

Dalam catatan Bahauddin juga menunjukkan Salahuddin teringin sangat menunaikan haji ke Mekah tetapi ia tidak pernah berkesempatan. Pada tahun kewafatannya, keinginannya menunaikan haji telah menjadi- jadi tetapi ditakdirkan. Ia sangat gemar mendengar bacaan Qur’an_ Dalam medan peperangan ia acap kali duduk mendengar bacaan Qur'an para pengawal yang dilawatnya sehingga 3 atau 4 juzu' semalaman. Ia mendengar dengan sepenuh hati dan perhatian sehingga air matanya membasahi dagunya.

Ia juga gemar mendengar bacaan hadis Rasulullah saw. Ia akan memerintahkan orang-orang yang bersamanya duduk apabila hadis dibacakan. Apabila ulama hadis datang ke bandar, ia akan pergi mendengar kuliahnya. Kadang kadang ia sendiri membacakan hadis dengan mata yang berlinang. Dalam peperangan kadang-kadang ia berhenti di antara musuh-musuh yang datang untuk mendengarkan hadis hadis dibacakan kepadanya.

Salahuddin sangat yakin dan percaya kepada pertolongan Allah. Dan biasa meletakkan segala harapannya kepada Allah terutama ketika dalam kesusahan. Pada satu ketika ia berada di Jerusalem yang pada masa itu seolah-olah tidak dapat bertahan lagi dari pada kepungan tentera bersekutu Kristian. Walaupun keadaan sangat terdesak enggan untuk meninggalkan kota suci itu. Malam itu adalah malam Jumaat musim sejuk. Bahauddin mencatatkan, "Hanya aku dan Salahuddin saja pada masa itu. Ia menghabiskan masa malam itu dengan bersembahyang dan munajat.

Pada tengah malam saya minta supaya ia berehat tetapi jawanya "Ku fikir kau mengantuk. Pergilah tidur sejenak". Bila hampis subuh akupun bangun dan pergi mendapatkannya. Aku dapati ia siang membasuh tangannya. "Aku tidak tidur semalam" katanya. Selepas sembahyang subuh aku berkata kepadanya, "Kau kena munajat kepada Allah memohon pertolongan-Nya". Lalu ia bertanya, "Apa yang perlu kulakukan?"

Aku menjawab, Hari ini hari Jumaat. Engkau mandilah sebelum pergi ke masjid Aqsa. Keluarkanlah infaq dengan senyap-senyap. Apabila kau tiba di masjid, sembahyanglah dua rakaat selepas azan di tempat Rasulullah saw pernah sembahyang sebelum mi'raj dahulu. Aku pernah membaca hadis do’a yang dibuat di tempat itu adalah mustajab,. Oleh itu kau bermunajad-lah kepada Allah dengan ucapan ;

"Ya Tuhanku, aku telah kehabisan segala bekalanku. Kini aku mohon pertolonga-n-Mau. Aku menyerahkan diriku kepada-Mu. Aku yakin hanya Engkau sahaja yang boleh menolongku dalam keadaan yang genting ini."

Aku mengatakan kepadanya, "Aku sangat berharap Allah akan mengkabulkan doamu". Lalu Salahuddin melakukan apa yang ku usulkan_. Aku berada di sebelahnya ketika dahinya mencegah bumi sambil menangis hingga air matanya mambasahi janggutnya dan menitik ke tempat sembahyang. Aku tidak tahu apa yang dido’akannya tetapi aku melihat tanda-tanda do’anya dikabulkan sebelum hari itu berakhir. Perbalahan berlaku di antara musuh-musuh yang menatijahkan berita baik bagi kami beberapa hari kemudian. Akhirnya mereka membuka kemah-kemah mereka dan berangkat ke Ramla pada hari Senin pagi"
10. Perangai dan akhlak Salahuddin Al ayubi
Siapa yang rapat dengannya mengatakan ia adalah seorang Islam yang taat kepada Allah, sangat peka kepada keadilan, pemurah, lembut hati, sabar dan tekun. Bahauddin bin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah mencatatkan ia telah memberikan masa untuk rakyat dua kali seminggu, yaitu pada hari Senin dan Selasa. Pada masa ini la disertai oleh pembesar-pembesar negara, ulama dan kadi. Semua orang boleh berjumpa dengannya. Ia sendiri akan membacakan aduan yang diterimanya dan mengucapkan untuk dituliskan oleh juru tulis tindakan yang perlu diambil dan terus ditandatanganinya pada masa itu juga. Ia tidak pernah membenarkan orang meninggalkannya selagi ia belum menyempurnakan hajat orang itu. Dalam masa yang sama ia sentiasa bertasbih kepada Allah.

Jika ada orang membuat aduan, ia akan mendengarkan dengan teliti dan kemudian memberikan keputusannya. Suatu hari seorang lelaki telah membuat aduan berkenaan Taqiuddin, anak saudaranya sendirl. Dengan segera ia memanggil anak saudaranya itu dan meminta penjelasan. Dalam ketika yang lain ada orang yang membuat tuduhan kepada Salahuddin sendiri. Yang memerlukan penyiasatan. Walaupun tuduhan orang itu didapati tidak berasas, ia telah menghadiahkan orang itu sehelai jubah dan beberapa pemberian yang lain.

Ia adalah seorang yang mulia dan baik hati, lemah lembut penyabar dan sangat benci kepada ketidak adilan. Ia senantiasa mengabaikan kehilafan-kehilafan pembantu-pembantu dan khadam-khadamnya. Jika mereka melakukan kesilapan yang memanaskan hatinya ia tidak pernah menyebabkan kemarahannya menjatuhkan air muka mereka. Pada suatu ketika ia pernah meminta air minum, tetapi entah apa sebabnya air itu tidak diberikan kepadanya. Ia meminta sehingga lima kali lalu berkata, "Aku hampir mati kehausan". Ia kemudian meminum air yang dibawakan kepadanya tanpa menunjukkan kemarahan.

Ketika yang lain ia hendak mandi selepas mengalami sakit yang agak lama. Didapatinya air yang disediakan agak panas, lalu ia meminta air sejuk. Sebanyak dua kali khadamnya menyebabkan air sejuk terpercik kepadanya. Disebabkan ia belum benar-benar sehat, ia merasa kesejukan tetapi ia hanya berkata kepada khadamnya, "Katakan sajalah kalau kau tak suka kepadaku". Lalu khadam itu cepat-cepat minta maaf dan Salahuddin terus memaafkannya.

Bahauddin juga telah mencatatkan beberapa peristiwa yang menunjukkan sifat pemurah dan baik hati Salahuddin. Kadang-kadang kawasan yang baru ditawannya pun diberikannya kepada pengikutnya. Satu ketika ia telah berjaya menawan bandar 'Amad. Lalu seorang perwira tentera, Qurrah Arslan, menyatakan keinginannya untuk memerintah bandar itu. Dengan senang hati ia memberikannya. Bahkan dalam beberapa ketika ia menjualkan hartanya semata-mata untuk membeli hadiah. Melihat betapa pemurahnya Salahuddin, bendaharinya selalu merahasiakan baki uang simpanan untuk digunakan semasa kecemasan.

Jika ia tahu, ia akan menyedekahkan khazanah negara sehingga habis. Salahuddin pernah mengatakan ada orang baginya uang dan debu sama saja. "Aku tahu", kata Bahauddin, Ia mengatakan dirinya, Salahuddin tidak pernah membiarkan tetamunya meninggalkannya tanpa hadiah atau sembarang bentuk pemberian tanda penghargaan, walaupun tamunya itu seorang kafir. Raja Saida pernah melawat Salahuddin dan ia menyambutnya dengan tangat terbuka, melayaninya dengan hormat dan mengambil kesempatan menerangkan Islam. Bahkan Salahuddin senantiasa mengirimkan kepada musuhnya barang dan buah-buahan kepada Richard the Lion, musuh beratnya, ketika Raja Inggeris itu sakit.

Hatinya memang sangat lembut hingga ia sangat mudah terkesan apabila melihat orang dalam kesusahan dan kesedihan. Suatu hari seorang perempuan Kristian datang mengadu kehilangan bayinya_ Perempuan itu menangis dan meraung di depan Salahuddin sambil menceritakan bayinya dicuri dari kemahnya. Perempuan itu seterusnya mengatakan ia telah dimaklumkan hanya Salahuddin saja yang boleh mendapatkan bayi itu kembali. Hatinya tersentuh mendengar cerita perempuan itu lalu iapun turut menangis. Ia segera memerintakan pegawai-pegawainya mencari bayi itu di pasar hamba-sahaya. Tidak lama kemudian bayi itu telah dapat dibawa kembali lalu dengan rasa gembira mendo’akan kesejahteraan Salahuddin.





















































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































DR.H.Ridjaluddin.FN.M.Ag
SHALAHUDDIN AL-AYYUBI
Pahlawan Islam penguasa Negeri Mesir

1. Kehidupan Salahuddin al Ayubi
Shalahuddin dibesarkan sama seperti anak-anak orang Kurdi pada umumnya. Pendidikannya juga seperti orang lain, belajar ilmu-ilmu sains di samping seni berperang dan bela diri. Tiada seorangpun yang menyangka sebelumnya bahwa ia dapat menguasai negeri Mesir dan menentang tentara Salib, bahwa anak Kurdi ini suatu hari nanti akan merampas kembali Palestina dan menjadi pembela akidah Islamiyah yang hebat. Dan tiada seorangpun yang menyangka pencapaiannya demikian begitu hebat sehingga menjadi contoh dan perangsang dalam memerangi kekufuran hingga hari ini.

Stanley Lane Poole (1914) seorang penulis Barat mensifati Salahuddin sebagai anak seorang tokoh pemerintahan yang memiliki kelebihan daripada orang lain tetapi tidak menunjukkan satupun tanda-tanda ia akan menjadi orang hebat pada masa depan dan ia selalu menunjukknan akhlak yang mulia.

Walau bagaimanapun Allah telah mentakdirkannya untuk menyadi pemimpin besar pada zamannya dan Allah SWT telah menyediakan dan memudahkan jalan-jalannya untuk menjadi pemimpin agung itu. Ketika ia menjadi tentara A1-Malik Nuruddin, sultan Aleppo, ia diperintahkan untuk pergi ke Mesir. Pada masa itu Mesir diperintah oleh sebuah kerajaan Syi'ah yang tidak bernaung di bawah khalifah. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis bahwa Salahuddin sangat kuat keinginannya dan memaksa diri untuk pergi ke negeri Mesir, bagaikan orang yang hendak di bawa ke tempat pembunuhan .

Tetapi itulah sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan firman Allah, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu" (Qs. Al-Baqarah:ayat 216).
Ketika Salahuddin menguasai Mesir, ia tiba-tiba berubah. Ia yakin bahwa Allah SWT telah memberikan tugas yang harus dipertanggung jawabkan kepadaNya, satu tugas yang ia rasa amat berat yang tak mungkin dapat dilaksanakan jika ia tidak bersungguh-sungguh melaksanakannya. Bahauddin telah menuliskan dalam catatannya bahwa Salahuddin sebaik-baik saja ia menjadi pemerintah Mesir. Dunia dan kesenangannya telah lenyap dari pandangan matanya. Dengan hati yang rendah dan syukur kepada Allah SWT ia telah menolak godaan-godaan dunia dan segala kesenangannya

Bahkan Sarjana Barat Stanley Lane Poole (1914) telah menuliskan bahwa Salahuddin mengubah cara hidupnya kepada yang lebih keras. Ia bertambah wara' dan menjalani hidup yang lebih berdisiplin dan sederhana. Ia mengenyampingkan corak hidup senang dan memilih corak hidup "Spartan" yang menjadi contoh kepada tentaranya. Ia mencurahkan seluruh tenaganya untuk satu tujuan yaitu untuk membina kekuasaan Islam yang cukup kuat untuk dapat menghalau orang kafir dari negeri Islam.
Salahuddin pernah berkata, “ketika Allah menganugerahkan aku bumi Mesir, aku yakin Dia juga bermaksud Palestina untukku”.Hal ini yang menyebabkan ia memenangkan perjuangan Islam. Sehubungan dengan ia telah menyerahkan dirinya untuk jalan jihad.
2. Semangat Jihad dari Salahuddin Al Ayubi
Fikiran Salahuddin senantiasa tertumpu kepada jihad di jaIan Allah. Bahauddin telah mencatatkan bahwa semangat Salahuddin yang berkobar-kobar untuk berjihad menentang tentara Salib telah menyebabkan jihad menjadi tajuk perbincangan yang paling digemarinya. Ia senantiasa meluangkan seluruh tenaganya untuk memperkuat pasukan tentaranya, mencari mujahid-mujahid dan senjata untuk tujuan berjihad.
Jika ada sahabat dan kawan yang memperbincangkan kepada dirinya tentang perjuangan Islam (jihad fi sabilillah) ia akan memberikan sepenuh perhatian. Sehubungan dengan ini ia lebih banyak dan senang di dalam kemah perang daripada duduk di istana bersama sanak keluarga. Siapa saja yang menggalakkannya berjihad di jalan Allah SWT membela Islam akan mendapat kepercayaannya. Siapa saja yang memperhatikan akan dapat melihat apabila ia telah memuliakan jihad melawan tentera salib ia akan menumpahkan seluruh perhatiannya kepada persiapan perang dan menaikkan semangat tenteranya.

Dalam medan peperangan ia bagaikan seorang ibu yang garang karena kehilanqan anak tunggal akibat dibunuh oleh tangan jahat (musuh). Ia akan bergerak dari satu ujung medan peperangan ke ujung yang lain untuk mengingatkan tentaranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah semata. Ia juga akan pergi ke seluruh pelosok tanah air dengan mata yang berlinang mengajak manusia supaya bangkit membela Islam.
Ketika ia mengepung Acre ia hanya minum saja, itupun selepas dipaksa oleh dokter pribadinya tanpa makan. Dokter itu berkata bahwa Salahuddin hanya makan beberapa suap makanan semenjak hari jumat hingga senin karena ia tidak mau perhatiannya kepada peperangan terganggu

3. Peperangan Hittin

Satu sisi peperangan yang sangat sengit telah terjadi antara tentara Salahuddin dengan tentera Salib di kawasan Tiberias di kaki bukit Hittin. Akhir dari peperangan itu pada 24 Rabiul-Akhir, 583 H, tentera Salib telah dapat dikalahkan. Dalam peperangan ini Raja Kristian yang memerintah Palestina telah dapat di tawan beserta adiknya Reginald dari Chatillon. Pembesar-pembesar lain yang dapat ditawan ialah Joscelin dari Courtenay, Humphrey dari Toron dan beberapa orang ternama yang lain. Ramai juga tentera-tentera Salib berpangkat tinggi telah tertawan. Stanley Lane-Poole menceritakan bahwa dapat dilihat seorang tentara Islam telah membawa 30 orang tentara Kristian yang ditawannya sendiri diikat dengan tali kemah.
Mayat-mayat tentara Kristian bertimbun-timbun seperti batu di atas batu di antara salib-salib yang patah, potongan tangan dan kaki dan kepala-kepala manusia berguling seperti buah tembakau. Dinyatakan 30,000 tentera Kristian telah mati dalam peperangan ini. Setahun selepas peperangan, timbunan tulang dapat dilihat memutih dari kejauhan.
4. Kecintaan Salahuddin kepada Islam
Peperangan Hittin telah menyerahkan kecintaan Salahuddin kepada Islam. Stanley Lane-Poole menulis bahwa Salahuddin berkemah di medan peperangan semasa peperanggan Hittin. Pada satu ketika setelah kemahnya didirikan diperintahkannya tawanan perang dibawa kehadapannya. Maka dibawalah Raja Palestina dan Reginald dari Chatillon masuk ke kemahnya. Dipersilahkan sang Raja duduk di dekatnya. Kemudian ia bangun pergi kehadapan Reginald lalu berkata;
“Dua kali aku telah bersumpah untuk membunuhnya. Pertama ketika ia bersumpah akan melanggar dua kota suci dan kedua ketika ia menyerang jamaah haji. Ketahuilah aku akan menuntut bela Muhammad Saw atasnya”
Lalu ia menghunuskan pedangnya dan memenggal kepala Reginald. Mayatnya kemudian dibawa keluar oleh pengawal dari kemah.Raja Palestina apabila melihat adiknya dipancung, ia menggeletar karena menyangka gilirannya akan tiba. Tetapi Salahuddin menjamin tidak akan mengapa-apakannya sambil berkata,
"Bukanlah kelaziman seorang raja membunuh raja yang lain, tetapi orang itu telah melanggar segala batas-batas, jadi terjadilah apa yang telah terjadi".
Tindakan Salahuddin adalah disebabkan tindakan kebiadaban Reginald kepada Islam dan Nabi Muhammad Saw. Sangat keterlaluan. Bahauddin bin Shaddad, penasihat kepercayaan Salahuddin mencatatkan bila jamaah haji dari Palestina diserang dicederakan tanpa belas kasihan oleh Reginald, di antara tawanannya merayu supaya mereka dikasihani. Tetapi Reginald dengan angkuhnya mengatakan;

"Mintalah kepada Nabi kamu, Muhammad, untuk menyelamatkan kamu".

Ketika ia mendengar berita ini ia telah berjanji akan membunuh Reginald dengan tangannya sendiri apabila ia dapat menangkapnya.

5. Menawan Baitul Muqaddis.

Kemenangan peperangan Hittin telah membuka jalan mudah kepada Salahuddin untuk menawan Baitul Muqaddis. Bahauddin telah mencatatkan bahwa Salahuddin sangat sangat berhajat untuk menawan Baitul Muqaddis hingga bukitpun akan mengecut dari bebanan yang dibawa dalam hatinya. Pada hari jumaat, 27 Rajab, 583H, yaitu pada hari Isra' Mi'raj, Salahuddin telah memasuki beranda suci tempat Rasul_Saw, naik ke langit.

Dalam buku catatan Bahauddin ia menyatakan bahwa inilah sebuah kemenangan. Ramai orang yang terdiri dari ulama, pembesar-pembesar, penjaga dan orang-orang biasa datang merayakan kegembiraan atas kemenangan ini. Kemudian ramai lagi orang datang dari pantai dan hampir semua ulama-ulama dari Mesir dan Syria datang untuk mengucapkan tahniah kepada Salahuddin. Boleh dikatakan hampir semua pembesar pembesar datang. Alunan "Allahhu Akbar" dan "Tiada tuhan melainkan Allah" telah menggema memenuhi langit.

Selepas 90 tahun kini sembahyang Ju’mat telah diadakan eperti semula di Baitul Muqaddis. Salib yang terpampang di 'Dome of Rock' te1ah diturunkan. Betapa hebatnya peristiwa ini tidak dapat digambarkan. Hanya Allah SWT saja yang tahu betapa hebatnya hari itu.

6. Salahuddin Al Ayubi yang Penyayang
Sifat penyayang dan belas kasihan Salahuddin semasa peperangan ini sangat jauh berbeda daripada kekejaman musuh Kristiannya. Ahli sejarah Kristian pun mengakui hal ini. Lane-Poole mengesahkan bahwa kebaikan hati Salahuddin telah mencegahnya daripada membalas dendam.Ia telah menuliskan dsalam bukunya bahwa Salahuddin telah menunjukkan ketinggian akhlaknya ketika orang-orang Kristian menyerah kalah. Tentaramnya sangat bertanggung jawab, menjaga peraturan di setiap jalan, mencegah segala bentuk kekerasan hinggakan tiada kedengaran orang-orang Kristiani diperlukukan tidak baik, Semua jalan keluar-masuk ke BaituI Muqaddis di pintu Nabi Daud untuk menerima uang tebusan dari orang-orang Kristiani tangannya dan seorang yang amanah telah dilantik di pintu Nabi Daud untuk menerima uang tebusan dari orang-orang Kristiani yang ditawan. Lane-Poole juga telah menuliskan bahwa Salahuddin telah mengatakan kepada pegawainya, "Adikku telah membuat infak” Padri besarpun telah berderma, sekarang giliranku pula" .Lalu ia memerintahkan pegawainya mewartakan di jalan-jalan Jerusalem bahwa siapa yang tidak mampu membayar tebusan boleh dibebaskan. Maka berbondong-bondonglah orang keluar dari pintu St. Lazarus dari pagi hingga malam. Ini merupakan sedekah Salahuddin kepada orang miskin tanpa menghitung bilangan mereka. Selanjutnya Lane-Poole menuliskan bagaimana pula tindak-tanduk tentara Kristian ketika menawan Baitul Muqaddis kali pertama pada tahun 1099. Telah tercatat dalam sejarah bahwa ketika Godfrey dan Tancred menunggang kuda di jalan-jalan Jerusalem jalan-jalan itu tersumbat dengan mayat-mayat, orang-orang Islam yang tidak bersenjata disiksa, dibakar dan dipanah dari jarak dekat di atas bumbung dan menara rumah-rumah ibadah. Darah yang membasahi bumi yang mengalir dari pembunuhan orang-orang Islam secara beramai-ramai telah mencemarkan kesucian gereja di mana sebelumnya kasih sayang sentiasa diajarkan. Maka sangat bernasib baik cara ¬orang Kristian apabila mereka dilayani dengan baik oleh Salahuddilm.

Lane-Poole juga menuliskan, jika hanya penaklukan Jerusalem saja yang diketahui mengenai Salahuddin, maka ia sudah cukup membuktikan dialah seorang penakluk yang paling penyantun dan baik hati di zamannya bahkan mungkin di sepanjang zaman.
7. Perang Salib Ketiga
Perang Salib pertama ialah kejatuhan Palestina kepada orang-orang Kristian pada tahun 1099 (490H) manakala yang kedua telah dimenangi oleh Salahuddin dalam peperangan Hittin pada tahun 583H (1187M) di mana beberapa hari kemudian ia telah menawan Baitul Muqaddis tanpa perlawanan. Kekalahan tentera Kristian ini telah menggegarkan seluruh dunia Kristian. Maka bantuan dari Eropah telah dicurahkan ke bumi Palestina. Hampir semua raja dan panglima perang dari dunia Kristian seperti Fredrick Barbossa raja Jerman, Richard The Lion raja England, Philips Augustus raja Perancis, Leopold dari Austria, Duke of Burgundy dan Count of Flanders telah bersekutu menyerang Salahuddin yang hanya dibantu oleh beberapa pembesarnya dan saudaranya serta tentaranya untuk mempertahankan kehormatan Islam. Berkat pertolongan Allah mereka tidak dapat dikalahkan oleh tentara sekutu yang besar.

Peperangan ini berlanjutan selama 5 tahun hingga menyebabkan kedua belah pihak menjadi lesu dan jemu. Akhirnya kedua belah pihak bersepakat untuk membuat perjanjian di Ramla pada tahun 588H. Perjanjian ini mengakui Salahuddin adalah penguasa Palestina seluruhnya kecuali bandar Acra diletakkan di bawah pemerintahan Kristian. Maka berakhirlah peperangan Salib ketiga.

Lane-Poole telah mencatatkan dalam perjanjian ini sebagai berakhirnya perang suci yang telah berkelanjutan selama 5 tahun. Sebelum kemenangan besar Hittin pada bulan Juli, 1187 M, tiada satu inci pun tanah Palestina di dalam tangan orang-orang Islam. Selepas Perjanjian Ramla pada bulan September, 1192 M, keseluruhanya menjadi milik mereka kecuali satu jalur kecil dari Tyre ke Jaffa. Salahuddin tidak ada rasa malu apapun dengan perjanjian ini walaupun sebahagian kecil tanah Palestina masih di tangan orang-orang Kristian.

Atas seruan Pope, seluruh dunia Kristian telah mengangkat senjata. Raja England, Perancis, Sicily dan Austria serta Duke of Burgundy, Count of Flanders dan beratus-ratus lagi pembesar-pembesar telah bersekutu membantu Raja dan Putra Mahkota Palestina untuk mengembalikan kerajaan Jerusalem kepada pemerintahan Kristian. Walau bagaimanapun ada raja yang mati dan ada yang balik dan sebahagian pembesar-pembesar Kristian telah terkubur di Tanah Suci itu, tetapi Tanah Suci itu masih di dalam tangan Salahuddin.

Selanjutnya Lane-Poole mencatatkan, seluruh kekuatan dunia Kristian yang telah ditumpukan dalam peperangan Salib ketiga tidak mengoyangkan kekuatan Salahuddin. Tenteranya mungkin telah jenuh dengan peperangan yang menyusahkan itu tetapi mereka tidak pernah undur apabila diseru untuk menjualkan jiwa raga mereka di jalan Tuhan. Tentaranya yang berada jauh di lembah Tigirs di Iraq mengeluh dengan tugas yang tidak henti-henti, tetapi ketaatan meraka yang tidak pernah berbelah hati.

Bahkan dalam peperangan Arsuf, tenteranya dari Mosil (sebuah tempat di Iraq) telah menunjukkan ketangkasan yang hebat. Dalam peperangan ini, Salahuddin memang boleh memberikan kepercayaan kepada tentara - tenteranya dari negeri Mesir, Mesopotamia,Syria, Kurdis ,Turkmans, tanah Arab dan bahkan orang-orang Islam dari mana-mana saja. Walaupun mereka berlainan bangsa dan kaum tetapi Salahuddin telah dapat menyatukan mereka di atas jalan Tuhan dari pada mula peperangan pada tahun 1187 hinggalah berakhirnya pada tahun 1192. Lane-Poole juga menuliskan dalam peperangan ini Salahuddin senantiasa syura. Ia mempunyai majlis syura (musyawarah) yang membuat keputusan-keputusan ketentaraan. Kadang-kadang majlis ini membatalkan keputusan Salahuddin sendiri. Dalam majlis ini tiada siapa yang mempunyai suara lebih berat tiada siapa yang lebih mempengaruhi fikiran Salahuddin. Semuanya sama saja. Dalam majlis itu ada adiknya, anak-anaknya, anak saudaranya, sahabat-sahabat lamanya, pembesar-pembesar tentera, kadi, bendahari dan setia usaha. Semuanya mempunyai sumbangan yang sama banyak dalam membuat keputusan. Pendeknya semuanya menyumbang dalam kepakaran masing-masing. Walau apa pun perbincangan dan perdebatan dalam majlis itu, mereka memberikan ketaatan mereka kepada Shalahuddin.

8. Wafatnya Shalahuddin Al Ayubi

Pada hari Rabu, 27 Safar, 589H, pulanglah Salahuddin ke rahmatullah selepas berhempas pulas mengembalikan tanah air Islam pada usia 57 tahun. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis mengenai hari-hari terakhir Salahuddin. Pada malam 27 Safar, 12 hari selepas ia jatuh sakit, ia telah menjadi sangat lemah. Syeikh Abu Ja'afar seorang yang wara' telah diminta menemami Salahuddin di Istana supaya jika ia nazak, bacaan Qur'an dan syahadah boleh diperdengarkan kepadanya. '

Memang pada malam itu telah nampak tanda-tanda berakhirnya hayat Salahuddin. Syeikh Abu Jaafar telah duduk di tepi katilnya semenjak 3 hari yang lepas membacakan Qur'an. Dalam masa ini Salahuddin selalu pingsan dan sadar sebentar. Apabila Syeikh Abu Jaafar membacakan ayat, "Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata" (Al-Hasyr: 22), Salahuddin membuka matanya sambil senyum, mukanya berseri dan dengan nada yang gembira ia berkata, "Memang benar". Selepas ia mengucapkan kata-kata itu rohnya pun kembali ke rahmatullah. Masa ini ialah sebelum subuh, 27 Safaw_
Seterusnya Bahauddin menceritakan Salahuddin tidak meninggalkan, harta kecuali satu dinar dan 47 dirham ketika ia wafat. Tiada rumah ¬rumah, barang-barang, tanah, kebun dan harta-harta lain yang ditinggalkannya. Bahkan harta yang ditinggalkannya tidak cukup untuk ongkos pengkebumiannya. Keluarganya terpaksa meminjam uang menanggung ongkos pengkebumian ini. Bahkan kain kafan pun diberikan ¬oleh seorang menterinya.
9. Salahuddin yang Wara'
Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah mencatatkan berkenaan kewarakan Salahuddin. Satu hari ia berkata bahwa ia telah lama tidak pergi sembahyang berjemaah. Ia memang Suka sembahyang berjamaah, bahkan ketika sakitnya ia akan memaksa dirimya berdiri di belakang imam. Disebabkan sembahyang adalah ibadah utama yang diasaskan oleh Rasulullah saw, ia sentiasa mengerjakan sembahyang sunnat malam. Jika disebabkan hal tertentu ia tidak dapat sembahyang malam ia akan menunaikannya ketika hampir subuh. Bahauddin melihatnya senantiasa sembahyang di belakang imam ketika sakitnya, kecuali tiga terakhir di mana ia sangat lemah dan selalu pingsan.

Tetapi ia tidak pernah tinggal sembahyang fardhu. Ia tidak pernah membayar zakat kerana ia tidak mempunyai harta yang cukup
padanya kepada fakir miskin dan kepada yang memerlukan hinggaxan ketika wafatnya ia hanya memiliki 47 dirham wang perak dan satu dinar wang emas. Ia tidak meninggalkan harta.
Bahauddin juga mencatatkan bahawa Salahuddin tidak pernah meninggalkan puasa Ramadhan kecuali hanya sekali apabila dinasihatkan oleh Kadi Fadhil. Ketika sakitnya pun ia berpuasa sehinggalah doktor menasihat kannya dengan keras supaya berbuka. Lalu ia berbuka dengan hati yang berat sambil berkata, "Aku tak tahu bila ajal akam menemuiku". Maka segera ia membayar fidyah.

Dalam catatan Bahauddin juga menunjukkan Salahuddin teringin sangat menunaikan haji ke Mekah tetapi ia tidak pernah berkesempatan. Pada tahun kewafatannya, keinginannya menunaikan haji telah menjadi- jadi tetapi ditakdirkan. Ia sangat gemar mendengar bacaan Qur’an_ Dalam medan peperangan ia acap kali duduk mendengar bacaan Qur'an para pengawal yang dilawatnya sehingga 3 atau 4 juzu' semalaman. Ia mendengar dengan sepenuh hati dan perhatian sehingga air matanya membasahi dagunya.

Ia juga gemar mendengar bacaan hadis Rasulullah saw. Ia akan memerintahkan orang-orang yang bersamanya duduk apabila hadis dibacakan. Apabila ulama hadis datang ke bandar, ia akan pergi mendengar kuliahnya. Kadang kadang ia sendiri membacakan hadis dengan mata yang berlinang. Dalam peperangan kadang-kadang ia berhenti di antara musuh-musuh yang datang untuk mendengarkan hadis hadis dibacakan kepadanya.

Salahuddin sangat yakin dan percaya kepada pertolongan Allah. Dan biasa meletakkan segala harapannya kepada Allah terutama ketika dalam kesusahan. Pada satu ketika ia berada di Jerusalem yang pada masa itu seolah-olah tidak dapat bertahan lagi dari pada kepungan tentera bersekutu Kristian. Walaupun keadaan sangat terdesak enggan untuk meninggalkan kota suci itu. Malam itu adalah malam Jumaat musim sejuk. Bahauddin mencatatkan, "Hanya aku dan Salahuddin saja pada masa itu. Ia menghabiskan masa malam itu dengan bersembahyang dan munajat.

Pada tengah malam saya minta supaya ia berehat tetapi jawanya "Ku fikir kau mengantuk. Pergilah tidur sejenak". Bila hampis subuh akupun bangun dan pergi mendapatkannya. Aku dapati ia siang membasuh tangannya. "Aku tidak tidur semalam" katanya. Selepas sembahyang subuh aku berkata kepadanya, "Kau kena munajat kepada Allah memohon pertolongan-Nya". Lalu ia bertanya, "Apa yang perlu kulakukan?"

Aku menjawab, Hari ini hari Jumaat. Engkau mandilah sebelum pergi ke masjid Aqsa. Keluarkanlah infaq dengan senyap-senyap. Apabila kau tiba di masjid, sembahyanglah dua rakaat selepas azan di tempat Rasulullah saw pernah sembahyang sebelum mi'raj dahulu. Aku pernah membaca hadis do’a yang dibuat di tempat itu adalah mustajab,. Oleh itu kau bermunajad-lah kepada Allah dengan ucapan ;

"Ya Tuhanku, aku telah kehabisan segala bekalanku. Kini aku mohon pertolonga-n-Mau. Aku menyerahkan diriku kepada-Mu. Aku yakin hanya Engkau sahaja yang boleh menolongku dalam keadaan yang genting ini."

Aku mengatakan kepadanya, "Aku sangat berharap Allah akan mengkabulkan doamu". Lalu Salahuddin melakukan apa yang ku usulkan_. Aku berada di sebelahnya ketika dahinya mencegah bumi sambil menangis hingga air matanya mambasahi janggutnya dan menitik ke tempat sembahyang. Aku tidak tahu apa yang dido’akannya tetapi aku melihat tanda-tanda do’anya dikabulkan sebelum hari itu berakhir. Perbalahan berlaku di antara musuh-musuh yang menatijahkan berita baik bagi kami beberapa hari kemudian. Akhirnya mereka membuka kemah-kemah mereka dan berangkat ke Ramla pada hari Senin pagi"
10. Perangai dan akhlak Salahuddin Al ayubi
Siapa yang rapat dengannya mengatakan ia adalah seorang Islam yang taat kepada Allah, sangat peka kepada keadilan, pemurah, lembut hati, sabar dan tekun. Bahauddin bin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah mencatatkan ia telah memberikan masa untuk rakyat dua kali seminggu, yaitu pada hari Senin dan Selasa. Pada masa ini la disertai oleh pembesar-pembesar negara, ulama dan kadi. Semua orang boleh berjumpa dengannya. Ia sendiri akan membacakan aduan yang diterimanya dan mengucapkan untuk dituliskan oleh juru tulis tindakan yang perlu diambil dan terus ditandatanganinya pada masa itu juga. Ia tidak pernah membenarkan orang meninggalkannya selagi ia belum menyempurnakan hajat orang itu. Dalam masa yang sama ia sentiasa bertasbih kepada Allah.

Jika ada orang membuat aduan, ia akan mendengarkan dengan teliti dan kemudian memberikan keputusannya. Suatu hari seorang lelaki telah membuat aduan berkenaan Taqiuddin, anak saudaranya sendirl. Dengan segera ia memanggil anak saudaranya itu dan meminta penjelasan. Dalam ketika yang lain ada orang yang membuat tuduhan kepada Salahuddin sendiri. Yang memerlukan penyiasatan. Walaupun tuduhan orang itu didapati tidak berasas, ia telah menghadiahkan orang itu sehelai jubah dan beberapa pemberian yang lain.

Ia adalah seorang yang mulia dan baik hati, lemah lembut penyabar dan sangat benci kepada ketidak adilan. Ia senantiasa mengabaikan kehilafan-kehilafan pembantu-pembantu dan khadam-khadamnya. Jika mereka melakukan kesilapan yang memanaskan hatinya ia tidak pernah menyebabkan kemarahannya menjatuhkan air muka mereka. Pada suatu ketika ia pernah meminta air minum, tetapi entah apa sebabnya air itu tidak diberikan kepadanya. Ia meminta sehingga lima kali lalu berkata, "Aku hampir mati kehausan". Ia kemudian meminum air yang dibawakan kepadanya tanpa menunjukkan kemarahan.

Ketika yang lain ia hendak mandi selepas mengalami sakit yang agak lama. Didapatinya air yang disediakan agak panas, lalu ia meminta air sejuk. Sebanyak dua kali khadamnya menyebabkan air sejuk terpercik kepadanya. Disebabkan ia belum benar-benar sehat, ia merasa kesejukan tetapi ia hanya berkata kepada khadamnya, "Katakan sajalah kalau kau tak suka kepadaku". Lalu khadam itu cepat-cepat minta maaf dan Salahuddin terus memaafkannya.

Bahauddin juga telah mencatatkan beberapa peristiwa yang menunjukkan sifat pemurah dan baik hati Salahuddin. Kadang-kadang kawasan yang baru ditawannya pun diberikannya kepada pengikutnya. Satu ketika ia telah berjaya menawan bandar 'Amad. Lalu seorang perwira tentera, Qurrah Arslan, menyatakan keinginannya untuk memerintah bandar itu. Dengan senang hati ia memberikannya. Bahkan dalam beberapa ketika ia menjualkan hartanya semata-mata untuk membeli hadiah. Melihat betapa pemurahnya Salahuddin, bendaharinya selalu merahasiakan baki uang simpanan untuk digunakan semasa kecemasan.

Jika ia tahu, ia akan menyedekahkan khazanah negara sehingga habis. Salahuddin pernah mengatakan ada orang baginya uang dan debu sama saja. "Aku tahu", kata Bahauddin, Ia mengatakan dirinya, Salahuddin tidak pernah membiarkan tetamunya meninggalkannya tanpa hadiah atau sembarang bentuk pemberian tanda penghargaan, walaupun tamunya itu seorang kafir. Raja Saida pernah melawat Salahuddin dan ia menyambutnya dengan tangat terbuka, melayaninya dengan hormat dan mengambil kesempatan menerangkan Islam. Bahkan Salahuddin senantiasa mengirimkan kepada musuhnya barang dan buah-buahan kepada Richard the Lion, musuh beratnya, ketika Raja Inggeris itu sakit.

Hatinya memang sangat lembut hingga ia sangat mudah terkesan apabila melihat orang dalam kesusahan dan kesedihan. Suatu hari seorang perempuan Kristian datang mengadu kehilangan bayinya_ Perempuan itu menangis dan meraung di depan Salahuddin sambil menceritakan bayinya dicuri dari kemahnya. Perempuan itu seterusnya mengatakan ia telah dimaklumkan hanya Salahuddin saja yang boleh mendapatkan bayi itu kembali. Hatinya tersentuh mendengar cerita perempuan itu lalu iapun turut menangis. Ia segera memerintakan pegawai-pegawainya mencari bayi itu di pasar hamba-sahaya. Tidak lama kemudian bayi itu telah dapat dibawa kembali lalu dengan rasa gembira mendo’akan kesejahteraan Salahuddin.

















































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































GUNAKAN LIMA PERKARA
SEBELUM DATANG YANG LIMA
Ridjaluddin.F.N
Allah menjadikan hidup dan kehidupan ini, bukanlah main-main dan tidak pula sia-sia. Kehidupan ini, harus di kelola dan diisi dengan yang sebaik-baiknya agar manusia tidak tergolong orang-orang yang merugi dan celaka. Ibarat sawah ladang, dunia harus dikelola dan tempat bertanam yang hasilnya akan dipetik di akhirat nanti. Jika amal kebaikan yang ditanam maka akan memetik buah pahalanya, sebaiknya jika kejahatan yang di tanam dan dilakukan, maka dosa dan siksa yang akan diterima sebagai balasannya. Oleh sebab itu, marilah gunakan kehidupan ini dengan sebaik-baiknya untuk melakukan kebaikan dan amal saleh. Perhatikan sabda Nabi Muhammad Saw;
“ Ightanim khamsan qabla khamsin hayaataka qabla mautika wa sihhataka qabla saqomika wa faraakhaqa qabla syughlika wa syababaaka qabla haramika wa ghinaaka qabla fakrika”, yang artinya ;
“Gunakan (carilah keberuntungan) pada yang lima sebelum datang yang lima, masa hidupmu sebelum datang masa matimu dan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, dan waktu luangmu sebelum datang masa sibukmu; masa mudamu sebelum datang masa tuamu; dan masa kayamu sebelum jatuh miskinmu." (HR. Bukhari)
Melalui hadits tersebut Nabi Muhammad Saw, berpesan kepada seluruh umatnya agar benar-benar memanfaatkan dan mendaya fungsikan lima hal sebelum kedatangan yang lima, yaitu :

Pertama : Kesempatan hidup yang di anugerahkan oleh Allah kepada kita ini, marilah digunakan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal saleh, diisi dengan aktifitas yang bernilai ibadah, baik ibadah mahdhah maupun ibadah yang berdimensi sosial kemasyarakatan. Jangan sampai menyesali ketika ajal datang menjemput, dengan meminta kepada Allah Saw agar dikembalikan untuk hidup lagi, walau barang sebentar saja, hanya untuk sekedar beramal saleh dan menginfakkan seluruh harta yang dimilikinya. Padahal ketika ajal telah tiba, tak bisa di undur dan tidak pula dimajukan walau barang sebentar saja, seperti do’a kita :

“Ya Tuhanku, mengapa engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang sebentar saja, supaya aku sempat bersedekah”

“Dan Allah sama sekali tak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang kematian. Dan Allah mengenal apa yang kau kerjakan”

Kemanapun kita berlari untuk sembunyi, sekalipun sedang dikelilingi oleh tim dokter ahli dengan peralatan teknologi yang paling mutakhir, bila saat kematian telah tiba, pastilah akan terjadi saat itu juga. Karenanya gunakan kesempatan hidup ini dengan sebaik-baiknya, untuk beribadah dan beramal saleh demi mencari keridhaan Allah.

Kedua : Pesan Nabi yang kedua adalah agar menjaga kesehatan dan menggunakannya untuk taat dan mengabdi kepada Allah. Memperbanyak aktivitas kesalehan dan beribadah kepada-Nya, sebab bila terserang penyakit atau dalam keadaan sakit, maka tentu kesempatan untuk beribadah dan beramal saleh, akan terganggu atau bahkan tidak bisa dilakukan sama sekali, karena kondisi yang sangat lemah dan kritis. Kesehatan adalah anugerah Tuhan yang sangat besar, namun banyak manusia yang tidak menyadarinya, dia baru tersadar, ketika telah ditimpa sakit.

Ketiga: Masa luang, sebenarnya merupakan kesempatan emas untuk digunakan melakukan aktifitas kesalehan dan beribadah. Jangan sampai ada kesempatan yang terbuang percuma, karena Tuhan tidak menjadikan hidup ini sia-sia dan tidak pula main-main. Karena pentingnya waktu bagi kehidupan manusia, Allah dalam banyak ayat al-Qur'an bersumpah dikaitkan dengan waktu, seperti :

“Wal Ashr” "Demi waktu Ashar"; Wal Laily "Demi waktu Malam"; Wad Dhuha "Demi waktu Dhuha"; Wal Fajri, “Demi Waktu Fajar, dan lain sebagainya.

Apabila manusia tidak mau mengisi dan memanfaatkan waktu dengan beramal saleh dan berbagi amal kebaikan lainya, tentu ia akan tergolong sebagai orang yang merugi.

Keempat : Masa muda merupakan masa yang baik, karena pada masa ini kondisi fisik masih prima, penuh dengan daya kreasi dan ide-ide segar, utamanya masa ini hendaklah digunakan untuk mempersiapakan diri dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keahlian, sehingga benar-benar telah memiliki kesiapan untuk menerima tongkat estafet perjuangan generasi tua yang telah uzur.

Kelima : Kekayaan juga merupakan anugerah dari Allah Swt yang harus digunakan dan nafkahkan sesuai dengan keinginan Tuhan yang memberi kekayaan itu. Jangan sampai kita menutup kran kenikmatan yang telah dianugerahkan Allah buat orang-orang fakir miskin, anak-anak yatim dan obyek-obyek lain untuk memperjuangkan agama Allah.
Berdo’lah kepada Allah. Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia serta petunjuk-Nya kepada manusia, sehingga mampu mengisi sisa hidup ini dengan kebaktian, memperbanyak ibadah dan amal saleh, sehingga benar-benar menjadi orang-orang yang beruntung.




























































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































DR.H.Ridjaluddin.FN.M.Ag